2020
Hari terus berjalan dan terus berganti, aktivitas terus terulang setiap harinya. Dan kini, mungkin telah ada tiga bulan berjalan, dan keluarga Jung mulai mengalami kemajuan. Jaehyun yang sudah mulai bisa berinteraksi dengan baik kepada anak tengahnya, Taeyong yang mengikuti saran Jaemin dan berhasil membuat Jeno mau tinggal di rumah meski dalam satu minggu ada tiga hari Jeno di rumah, sisanya ia habiskan di kediaman Na, ada juga Mark yang sudah bisa mulai merangkul kedua adiknya kembali, meski terkadang ia masih harus diberi sedikit peringatan oleh Sungchan agar tidak terlalu mengurus apapun yang Jeno lakukan, ada Jeno yang sudah perlahan mulai membiasakan diri dengan keluarga kandungnya kembali, dan terakhir ada si bungsu yang sudah mulai bisa bernafas lega karena melihat keluarganya perlahan kembali bersama.
Keluarga lain yang melihat itu mereka tentu bersyukur, terutama keluarga Na yang sudah lelah lahir batin dengan segala drama keluarga Jung. Kutukan yang selalu Yuta lontarkan untuk Jaehyun sudah mulai berkurang, Yuta pula yang memberitahu pada Jeno agar secara mengurangi jatah menginapnya di kediaman Na, meski Jeno agak berat, tapi Yuta memintanya untuk melakukannya perlahan, hingga akhirnya terciptalah kesepakatan jika Jeno boleh menginap di hari Sabtu dan Minggu.
Dan hari ini kebetulan adalah hari Jumat, entah dapat ide darimana Jaehyun mengajak keluarganya liburan, tidak jauh, hanya ke Jeju, namun begitu anak-anaknya menyambutnya dengan baik. Mark menyambutnya dengan baik karena dia bisa bertemu dengan Koeun, gadis itu ada di Jeju tiga bulan terakhir ini, bekerja di sana di sebuah toko kue yang lebih besar dari sebelumnya. Jeno menerimanya karena di Jeju ada Rowoon dan yang lain tengah berlatih di sana, tentu saja ada Jaemin dan keluarganya juga, mengingat keluarga Na tidak akan membiarkan si bungsu pergi sendiri. Dia juga akan bertemu dengan Haechan, karena keluarga Seo dan Park ada di Jeju sejak beberapa hari lalu. Sungchan karena Shotaro ada di Jeju, iya, Sungchan sedang dekat dengan pria manis tersebut, mereka dekat sejak bertemu di perpus kota bulan lalu.
Meski terkesan dadakan, namun mereka tetap berangkat, tiket sudah dapat, tempat penginapan juga sudah diatur, tinggal berangkat.
_OUR BOY 71_
"Aku duduk bersebelahan dengan daddy?" tanya Jeno, Jaehyun mengangguk. Jeno segera meletakkan barangnya dan duduk di sebelah daddynya, mommy dan hyungnya ada di depan, sedangkan adiknya ada di kursi bagian tengah bersama orang lain.
"Tidak ambil first class tadi, dad?" tanya Jeno.
"Tiket yang tersisa tadi tinggal bisnis dan ekonomi, daddy ambil yang bisnis." Jawab Jaehyun.
"Okelah" Jeno mematikan ponselnya, hingga terdengar pengumuman jika pesawat akan segera take off, Jeno menatap sekitarnya, semua orang sudah duduk di tempat mereka, pramugari memastikan semua orang sudah duduk dengan nyaman.
'Canggung sekali' batin Jeno.
Dari pesawat mulai take off hingga sudah ada di langit, Jeno dan Jaehyun tidak berbicara apapun, meski sekitar tiga bulan ini hubungan mereka semua membaik, tapi untuk bicara mereka belum bisa benar-benar melakukanya harus ada orang ketiga yang memulai pembicaraan.
"Kenapa kaku begitu?" tanya Jaehyun saat menyadari ada yang aneh dengan putra keduanya.
"Hah? Aku?" Jaehyun mengangguk.
"T-Tidak ada apa-apa sih." Jawab Jeno, dia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Jaehyun mengernyit sejenak.
"Kau canggung dengan daddy ya?" Jeno merutuk dalam hati, 'Sudah tahu juga' batinnya. Jeno menghembuskan nafas dan menarik senyum kecil.
"Nanti saja ya dad kalau mau bicara" Jeno berujar saat melihat mulut sang daddy terbuka. Jaehyun yang mendengar itu mengangguk kecil, menghargai keinginan putranya. Dia sudah kenyang dengan petuah Taeyong berkali-kali.
"Iya nanti saja"
_OUR BOY 71_
"Tidak bisakah kita berpisah untuk beberapa bulan? Kenapa rasanya setiap tempat aku pergi selalu ada kau dan keluargamu?!" Yuta berdecak kesal saat keluar hotel malah bertemu keluarga Jung yang baru saja tiba.
"Takdir hyung" jawab Jaehyun tanpa beban, Yuta mendengus lalu melirik Jeno yang nyengir padanya.
"Paman, kita bertemu lagi." Yuta geleng kepala sendiri melihat si tengah Jung satu itu.
"Mau latihan denganku? Kebetulan aku akan pergi ke tempat latihan." Tawar Yuta, Jeno tentu saja mengangguk.
"Aku sudah lama tidak latihan, tunggu aku paman setelah aku letakkan barang aku akan menyusulmu." Yuta mengangguk, dia menunjuk sofa yang ada di lobby.
"Aku tunggu di sana." Jeno mengangguk.
Jaehyun geleng kepala melihatnya, dia segera membawa anak dan istrinya ke kamar yang sudah di pesan. Mereka menaiki lift untuk sampai di lantai tempat kamar mereka berada. Saat baru keluar lift mereka dikejutkan dengan keberadaan Dejun dan Hendery.
"Astaga!"
"Woah!"
Mark berdecak kagum, "dunia memang sempit."
_OUR BOY 71_
Jeno mendengus, daddynya ikut pergi dengannya dan Yuta. Tidak ada apa sih sebenarnya, tapi kan biasanya dia latihan tanpa pengawasan daddynya, dan kini daddynya ikut melihat latihannya.
"Jeno!" Jeno mendongak dan tersenyum cerah.
"Nana!" Jeno segera berlari kecil mendekati kekasihnya yang baru saja selesai sparring dengan Wooyoung.
"Matanya langsung segar kalau melihat Jaemin" celetuk Yuta, Jaehyun tertawa kecil melihatnya, tidak lama tawa itu berhenti saat menatap Jaemin.
"Hyung, ini perasaanku saja atau memang Jeno terlihat lebih besar dari Jaemin? Padahal jika dengan yang lain Jaemin terlihat lebih besar." Yuta menatap anaknya dan calon menantunya itu.
"Aku juga tidak tahu, tubuh mereka itu terlihat unik, terkadang bisa Jaemin yang kelihatan lebih tinggi, tapi akhir-akhir ini memang perkembangan tubuh Jeno lebih pesat daripada Jaemin." Jawab Yuta.
"Jaemin sudah tidak sering sakit hyung?" Yuta menggeleng.
"Dia berlatih sesuai dengan porsinya, tidak berlebihan. Dia tahu kapan dia harus berhenti, dan memang aku sudah jarang, bahkan hampir tidak pernah mengantarnya masuk ke rumah sakit, kecuali untuk check up saja." Jawab Yuta.
"Kau dan Jeno?" tanya Yuta.
"Hyung tahu tidak?" Yuta menggeleng.
"Aku merasa Jeno itu anakmu ketimbang anakku, dia selalu lari padamu, kau memberinya perhatian yang tidak pernah kuberikan, dia bahkan sangat canggung denganku, tapi di mobil tadi dia begitu bebas bercerita denganmu dan terlihat sangat rileks. Aku dan dia, tiga bulan ini memang sudah mulai dekat, tapi untuk bicara dalam waktu yang lama, untuk bicara dari hati ke hati, belum bisa kami lakukan." Yuta mengangguk kecil.
"PAPA AYO LATIHAN SAMA NANA!!!" Yuta menatap putranya dan tertawa karena melihat wajah cemberut putranya.
"HUWAAAAA PAPAAAAA NONO LEBIH MILIH SAMA JUYEON HYUNG DAN MOONBIN HYUNG DARIPADA NANA!!" Yuta geleng kepala.
"Aku ke sana dulu, bayiku menangis, duduklah di bangku situ, kau bisa melihat anakmu sembari memikirkan cara bagaimana mengajak Jeno bicara." Jaehyun mengangguk.
"PAPA!!!"
"PAPA'S COMING BABY NA!!"
Jaehyun terkekeh gemas akan tingkah calon menantunya itu, begitu menggemaskan, dia bisa membayangkan seramai apa mansionnya nanti jika ada Jaemin. Fokus Jaehyun kemudian teralih pada putranya yang sedang melakukan sparring bersama dua pria lain bernama Juyeon dan Moonbin.
Jaehyun bisa melihat senyum Jeno yang terkembang saat berlatih bersama dua orang tersebut. Dia bahkan bisa tertawa saat jatuh. Jaehyun bertanya-tanya pada dirinya, kapan terakhir kali ia melihat tawa bebas anak tengahnya tersebut?
_OUR BOY 71_
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] OUR BOY
Fanfiction⚠️‼️ B X B ‼️⚠️ ‼️Don't Like Don't Read‼️ "Jangan sampai aku mengangkat senjataku lagi hanya untuk menghabisi nyawa satu sekolah." -Nakamoto Yuta Start : 04/12/2021 End. : -