2021
Karina pagi ini berniat berangkat ke kampus dengan menggunakan bus seperti biasa, namun dia terkejut saat mendengar suara bel, dia melihat dari intercom apartementnya, seorang pria bermasker menatap ke arah intercom, membuat Karina terkejut.
Ini adalah yang kesekian kalinya dalam dua minggu ini, Karina selalu dibuat terkejut oleh suara bel dan setiap melihat intercom dia selalu menemukan orang yang sama ada di depan intercomnya. Minggu lalu dia masuk siang, tapi hari ini dia harus masuk pagi karena ada jadwal yang dipindah menjadi pagi hari. Minggu lalu dia bisa mengabaikannya karena dia berangkat saat orang itu sudah pergi, tapi hari ini dia harus segera pergi, namun rasa takut menyergapnya.
"Heeseung" gumam Karina saat melihat jaket Heeseung tergeletak di sofanya. Dia meraih ponsel dan menghubungi nomor pria yang kemarin mengantarnya pulang, dia bersyukur semalam dia sempat bertukar tukar nomor dengan pria itu. Dia menatap ke arah intercom, pria itu masih di sana, menekan bel dan menatap intercom berkali-kali.
"Halo?"
"Heeseung, b-bisakah aku minta tolong?"
"Noona, ada sesuatu? Suaramu kenapa bergetar begitu?"
"Bisakah- bisakah kau datang ke apartementku dan naik ke unitku? Aku ada di lantai sebelas. Kumohon- aku akan ceritakan nanti tapi- tapi bi-" DOK DOK DOK DOK
"Suara apa itu?!"
"K-Kumohon datanglah"
"Aku segera kesana!" sambungan terputus, Karina menjatuhkan tubuhnya, gedoran pintu itu semakin menjadi, tetangganya minggu kemarin mengatakan jika ia tidak akan ada di apartement sehingga tidak bisa meminta tolong pada tetangganya, dia benar-benar ketakutan.
DOK DOK DOK
"Jebal jebal jebal" lirih Karina, dia menangis memohon agar Heeseung segera datang, dia berdoa meski rasa takut sangat mendominasinya, sekuat apapun dia jika dihadapkan pada penguntit dia tetap takut. Apa dia pernah menegur, dia pernah, pernah menegur pria itu di hari kelima pria itu berulah, tetapi pria itu hanya tersenyum mengerikan dan pergi, saat itu Karina menegurnya di luar gedung apartement. Bukannya berhenti besoknya Karina diganggu lagi dan berlanjut sampai sekarang.
"Hey, siapa kau?! Berani sekali kau mengganggu kekasihku!" Karina mendongak saat mendengar suara Heeseung.
"Pergi sebelum aku hubungi polisi sekarang!" Karina menatap ke arah intercom, dimana pria itu berlari pergi terbirit, dan Heeseung terlihat mengejarnya, Karina yang takut terjadi sesuatu pada Heeseung segera membuka pintu apartement dan keluar ikut berlari.
Saat sampai di bawah, ia menemukan Heeseung dan pria itu terlibat adu jotos, dan Heeseung yang lengah tertendang di bagian perut cukup kuat.
"YAKK!!!" Heeseung hendak berdiri dan mengejar, tapi rasa sakit di perutnya membuat ia jatuh kembali.
"Heeseung!"
_OUR BOY 88_
"Kenapa tidak bilang?!" omel Renjun saat mendengar cerita Karina, dia saat ini ada di apartement Karina bersama Yeji, Lia, Jaemin, Jeno, dan Haechan. Heeseung masih ada di apartement, dia mana mungkin meninggalkan Karina begitu saja.
"Aku kira dia akan berhenti saat hari kelima, tapi besoknya dia masih berulah, sebenarnya setelah hari keenam dia sudah berhenti, tetapi dua hari yang lalu dia berulah lagi. Aku tidak tahu harus cerita bagaimana pada kalian." Renjun menghembuskan nafasnya pelan.
"Kau tinggal di apartementku saja dulu bagaimana? Sampai setidaknya penguntit ini tertangkap?" tanya Yeji.
"Heeseung, kenapa kau tadi tidak mengejarnya atau minimal menghajarnya?" tanya Haechan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] OUR BOY
Fanfiction⚠️‼️ B X B ‼️⚠️ ‼️Don't Like Don't Read‼️ "Jangan sampai aku mengangkat senjataku lagi hanya untuk menghabisi nyawa satu sekolah." -Nakamoto Yuta Start : 04/12/2021 End. : -