[BL] OUR BOY

Lembar Baru -18

2016

Waktu berlalu, sebulan tidak terasa telah berlalu. Jeno sudah memulai pelatihannya di bawah pengawasan Yuto dan Yuta. Dan tepat setelah sebulan itu Jaemin mendatangi ayahnya dan mengatakan jika dia siap bekerja pada Johnny.

Di sinilah Jaemin berada, dia ditemani Yuta menemui Johnny. Pria Seo itu ingin mengetes Jaemin, di samping Johnny ada mantan fotografer sebelumnya. Mereka akan melihat hasil jepretan Jaemin.

Winwin dan Dejun mengatakan jika mereka akan memasak makanan enak jika Jaemin berhasil diterima bekerja oleh Johnny dan hasil kerja Jaemin memuaskan Johnny.

Yuta saat ini berdiri di samping Johnny, melihat putranya yang mengedit langsung di depan Johnny dan mantan fotografer sebelumnya. Johnny diam-diam menarik senyum lebar. Dia tidak pernah salah menilai seseorang, Jaemin lebih dari mampu untuk menjadi fotografer produk. Johnny melirik mantan fotografernya yang juga tersenyum puas.

"Paman Seo, apa ini memuaskan Paman? Hasil editanku apa sudah cukup?" tanya Jaemin setelah dia berhasil mengedit salah satu foto produk milik perusahaan Johnny.

"Lebih dari cukup, ini sangat memuaskan Jaemin." Puji Johnny. Jaemin menghembuskan nafas lega dan menatap Papanya yang tersenyum padanya.

"Nak, kau sangat berbakat, jika begini aku tidak akan khawatir melepaskan pekerjaanku untukmu. Aku bisa menjamin Tuan Seo akan memperlakukanmu dengan baik dan menggajimu sesuai dengan hasil kerja kerasmu." Ujar si mantan fotografer.

"Oh tenang saja, melihat hasil yang ini, aku sudah tahu harus kubayar berapa Jaemin." Ujar Johnny dengan senyum lebar. Yuta mendengus.

"Ayo bicarakan ini John." Johnny mengangguk, mereka kemudian pergi ke ruangan Johnny.

"Jaemin, kau bisa menentukan ketentuannya sendiri, aku tahu kau anak yang bertanggungjawab. Aku juga tahu kau pasti sudah menyusun banyak perjanjian di kepalamu." Jaemin merona malu, pria Seo yang ternyata ayah Haechan dan Hendery, seniornya begitu mudah membaca isi kepalanya.

"Benar, Paman Seo, aku adalah seorang siswa SMA dengan kesehatan yang tidak terlalu baik. Aku sudah membicarakan masalah pekerjaan ini dengan Papa, Mama dan gege. Aku hanya bisa bekerja di hari Jumat dan Sabtu, hari Minggu adalah hariku untuk keluargaku. Aku yakin paman pun sebenarnya punya fotografer produk yang lain, benar?" tanya Jaemin, Johnny mengangguk.

"Tapi karena aku kekurangan fotografer, jadi aku merekrut satu lagi, menggantikan mantan fotograferku yang berhenti bekerja karena kecelakaan yang menimpanya." Jaemin mengangguk.

"Paman, aku harap paman bisa memberiku porsi pekerjaan sesuai dengan usiaku, aku tidak peduli mau digaji berapa sebenarnya, aku bekerja untuk mendapatkan pengalaman. Aku ingin paman membagi pekerjaan dengan adil antara aku dan fotografer yang lain." Johnny mengangguk.

"Jaemin, kau bisa tenang, aku juga tidak berniat membuatmu lelah, anggap saja ini adalah sebagai pekerjaan part-time mu. Aku juga tidak mungkin melemparkan porsi yang banyak pada seorang anak SMA yang masih butuh waktu belajar dan bermain. Kau bisa tenang, aku membagi pekerjaan sesuai dengan porsi dan kemampuan fotografer yang bekerja padaku." Ujar Johnny.

"Benar, Tuan Seo memang seperti itu, Tuan Seo membagi pekerjaan sesuai dengan kemampuan dan kondisi kami. Jadi, Jaemin, kau bisa tenang." Ujar mantan fotografer dengan suara yang menenangkan. Jaemin menatap ayahnya yang mengangguk.

"Paman Seo, aku akan menerima tawaran yang Paman berikan pada Papa." Johnny mengangguk, dia berdiri dan mengambil surat kontrak.

"Pertama, aku akan mempekerjakanmu selama tiga bulan, jika memang kau ingin lanjut katakan padaku, jika ingin berhenti juga katakan padaku. Ini adalah kontrak kerja, baca dengan baik sebelum tanda tangan." Jaemin menerimanya, dia dan Yuta sama-sama membaca isi kontrak itu dengan baik dan teliti. Beberapa juga ada yang mereka tanyakan, lalu setelah dirasa paham dan tidak ada yang perlu ditanyakan lagi, Jaemin memantapkan hatinya dan menandatangi surat kontrak tersebut.