Pembalasan Juyeon -25

7.8K 1K 65
                                    

2016

Winwin pergi ke kamar Jaemin, saat sampai di sana dia melihat tubuh putranya bergelung dalam selimut. Di belakang putra bungsunya ada si sulung yang memeluk sang adik erat, seolah takut jika mengendurkannya sedikit adiknya akan lepas dari jangkauannya.

"Gege, bangun, sudah pagi, Gege harus sekolah." Winwin mengguncang pelan tubuh Dejun, beruntungnya Dejun adalah tipe yang mudah bangun, sehingga tidak memakan waktu banyak. Winwin merapikan rambut si sulung yang terduduk untuk mengumpulkan nyawanya. Sedang si bungsu mereka biarkan tidur lebih lama.

"Pagi, Ma." Winwin mencium kening si sulung.

"Pagi, Gege, cepat mandi dan bersiap ya? Mama dan Papa akan tunggu di ruang makan." Dejun mengangguk, segera Dejun turun dari kasur lalu pergi ke kamarnya sendiri, sedangkan Winwin mengeratkan selimut pada tubuh putra bungsunya. Senyum sedih terlukis di bibirnya. Merunduk dan mencium kening si bungsu adalah hal yang ia lakukan, kemudian dia pergi dari kamar putra bungsunya.

_OUR BOY 25_ 

Yuta duduk sendiri di ruang makan sembari memainkan sumpit di tangannya, pandangannya tajam menatap ke arah gelas kosong di depannya. Winwin masuk ke dalam ruang makan dan menemui suaminya yang nampak sibuk dengan pikirannya sendiri, memilih untuk mengabaikan sementara, Winwin pergi ke dapur untuk memasak dibantu para pelayan.

Tidak butuh waktu lama bagi Dejun untuk siap, putra sulung Yuta dan Winwin itu nampak sudah rapi dengan seragam sekolahnya.

"Pagi, Pa." Yuta mendongak dan tersenyum.

"Pagi, Gege, berangkat lebih awal?" tanya Yuta, Dejun menggeleng.

"Seperti biasa saja." Ujar Dejun, Yuta mengangguk.

"Duduk sayang, tunggu Mama selesai masak." Setelah itu hening melanda, biasanya si bungsu akan merusuh pagi-pagi, menyapa mereka, mencium pipi mereka, lalu menceritakan apa saja yang akan ia lakukan nanti di sekolah. Sekarang? Tidak ada tawa ceria si bungsu di pagi hari, tidak ada ciuman hangat, tidak ada pelukan hangat, tidak ada si bungsu yang cerewet. Hanya karena kejadian satu hari, merubah semua kondisi di kediaman Nakamoto.

"Papa, hari ini Papa ke sekolah?" tanya Dejun, Yuta mengangguk.

"Papa sudah diberi tahu oleh Yuto, jika hari ini orang tua dari siswa-siswi bermasalah itu dipanggil, dan Papa harus datang juga." Dejun menunduk, dia meremat jemarinya, kejadian kemarin, saat adiknya sesak nafas, menangis minta pulang, masih terputar jelas di kepalanya.

"Dua kali. Dia dua kali menjadi sasaran bocah egois yang selalu merasa 'berkuasa'." Desis Yuta.

"Jangan dipikirkan lagi, segera sarapan dan kalian bisa berangkat agar tidak terlambat." Keduanya menurut dan segera sarapan.

_OUR BOY 25_

Jaemin terbangun saat jam menunjuk pukul tujuh pagi, dia menatap ruang kamarnya sebelum menatap kosong ke arah tirai jendela yang masih tertutup.

CKLEK

"Oh, Nana sudah bangun?" Winwin masuk ke dalam kamar Jaemin dan duduk di tepi kasur.

"Ma..." Winwin tersenyum dan mengusap kening Jaemin dengan lembut.

"Papa dan Gege sudah berangkat sejak tadi, Nana mandi ya? Mama siapkan air hangatnya dulu." Jaemin hanya mengangguk, Winwin pergi ke kamar mandi anaknya dan menyiapkan air hangat untuk putranya. Saat dia keluar, dia melihat Jaemin berdiri di depan jendela, menatap dunia luar dari balik jendela kamarnya.

"Nana mau jalan-jalan?" Jaemin menatap Mamanya lalu menggeleng pelan.

"Tidak mau berkunjung ke tempat Jisung? Bukankah Nana minggu lalu ingin melihat kelinci Jisungie?" tanya Winwin.

[BL] OUR BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang