63- Fakta

4.1K 634 77
                                    

2020

Yuta menatap Younghoon yang berdiri dan Jaehyun yang nampak terduduk lesu di depan ruang rawat, raut wajah pria Jung itu nampak kacau.

"Younghoon?" si bungsu Oh yang menggunakan marga Kim itu menatap Yuta dan membungkuk kecil. Yuta datang bersama Winwin, Dejun, Jaemin, keluarga Seo, dan keluarga Park.

"Sehun di sini?" tanya Chanyeol.

"Ne, baru saja pergi, Tuan Park bisa ke ruangannya." Ujar Chanyeol, pria tinggi itu menggeleng.

"Nanti saja, dan panggil aku hyung." Younghoon nyengir dan mengangguk.

"Jae, bukannya Taeyong sudah sadar?" tanya Ten.

"Sudah, hyung bisa masuk." Jaehyun menjawab dengan nada pelan. Baekhyun mengangkat sebelah alisnya.

"Kau apakan Tuan Jung?" tanya Baekhyun pada Younghoon yang terdiam kaget karena mendadak dituduh.

"Tidak kuapa-apakan, astaga!" elak Younghoon, karena memang ia merasa tidak melakukan apapun yang membuat pria itu jadi mengenaskan begini.

"Boleh kami masuk?" tanya Taeil.

"Boleh, masuk saja." Ujar Jaehyun, dia berdiri dan membawa para 'mama' itu masuk ke dalam ruang rawat Taeyong. Jaemin dan Dejun saling lempar pandang. Alicia tidak ikut ke rumah sakit dan bersama Hendery yang memang hari ini tidak berkunjung, dia masih sangat shock dengan apa yang ia dengar kemarin.

"Pa, Gege dan didi ke taman rumah sakit ya?" pamit Dejun, Yuta mengangguk dan mengusap kepala kedua anaknya. Dejun membawa Jaemin pergi, diikuti Haechan dan Renjun, yang katanya bosan kalau ada diantara para ayah.

Dan disinilah mereka berempat berada.

"Haechan, kau- aku benar-benar tidak percaya mendengar ceritamu kemarin." Ujar Jaemin, Haechan terkekeh, dia duduk di sebelah Dejun, Renjun dan Jaemin memilih berdiri.

"Jangankan kau Jaeminnie, aku yang kekasihnya juga terkejut." Tutur Renjun, jangan dikira ia tidak mendengar pembicaraan semalam, dia mendengarnya, bahkan dia juga dengar kalau Chanyeol, appanya, membawa Haechan ke Yokohama menggunakan jet pribadi keluarga Kim.

"Haechan, tapi yang kau katakan kemarin itu benar?" tanya Dejun, dia juga mencuri dengar mengenai pembicaraan semalam.

"Benar, aku tidak berbohong atau membuat-buat cerita. Aku sudah lama punya tekad itu, aku sudah lama berjanji pada diriku, tapi saat itu terhalang Renjunnie, aku harus dapat Renjunnie dulu, jadi yaa~ sedikit terlambat, tapi Chanyeol appa bilang jika aku masih punya banyak kesempatan dan tidak terlambat sama sekali." Jawab Haechan.

"Renjun, kau tidak ikut sekalian, huh?" tanya Jaemin.

"Tidak, aku mau menikmati hidupku tanpa kekerasan atau baku tembak." Ujar Renjun, cukup appa dan eommanya saja.

"Alasan lainnya juga aku tidak akan membiarkan Jeno bersenang-senang sendirian." Tutur Haechan, membuat Renjun memukul bahu sang kekasih.

"Kau pikir ini main-main?" tanya Renjun kesal.

"Taruhannya nyawa, Haechannie" ujar Renjun lagi dengan lebih lembut, Haechan terkekeh pelan.

"Aku tahu, aku juga tidak sedang bermain-main." Ujar Haechan sembari menatap mata Renjun dengan teduh.

"Kalau kau ikut pekerjaan appa, kau tidak boleh terluka!" Haechan mengangguk.

"Aku tidak janji, tapi aku akan usahakan, aku tidak akan terluka." Jawab Haechan, tekad Haechan sepertinya memang sudah sangat bulat.

"Ge, ayo masuk saja, di sini malah jadi nyamuk." Dumel Jaemin, Dejun tertawa dan mengangguk.

"Ya jangaannn!!!" Renjun menahan lengan Jaemin.

[BL] OUR BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang