108- Masalah

3.1K 450 13
                                    

2022

Waktu terus berjalan, sudah dua minggu ini Jaemin masih betah dengan tidurnya. Belum ada tanda-tanda bahwa dia akan bangun.

Jeno, masih dengan setia menemani Jaemin, sembari mengerjakan pekerjaannya, membuat Moonbin harus bolak-balik kantor-rumah sakit.

Pagi ini, seperti biasa, Jeno akan membersihkan tubuh Jaemin. Dia bangun dari berbaringnya, ke kamar mandi, cuci muka, gosok gigi, mengisi baskom, cuci tangan, ambil handuk, dia keluar dari kamar mandi dan mulai membersihkan tubuh Jaemin pelan-pelan.

TOK TOK TOK

Jeno berdecak tak senang saat mendengar suara ketukan pintu, jelas itu bukan keluarganya atau keluarga Jaemin. Mereka selalu datang sekitar pukul tujuh pagi, sekarang masih setengah tujuh.

"Masuk" suara pintu yang terbuka tak membuat Jeno memalingkan wajah dari sosok Jaemin yang terbaring.

"Aku datang membawa baju dan dokumen yang harus kau tanda tangani, dan hari ini ada rapat, sehingga kau harus datang ke kantor." Jeno mengangguk.

"Tunggulah, setelah ini aku akan pergi mandi dan bersiap." Moonbin, sosok yang masuk itu mengangguk, membiarkan Jeno fokus pada kegiatannya, tidak ada niat untuk menghentikan atau membuatnya terburu-buru.

Sekitar sepuluh menit kemudian, Jeno selesai dan segera membereskan baskom juga handuknya, mengancingkan kembali pakaian Jaemin. Setelah itu pergi ke kamar mandi.

"Ah hyung, tolong ambilkan tasku yang ada di sana." Moonbin menoleh ke arah tas hitam yang ada di dekat kaki meja. Dia ambil dan bawa ke kamar mandi, Jeno masih beres-beres.

"Ini" gumaman terimakasih terdengar, barulah Moonbin duduk kembali. Baru saja ia duduk, dokter masuk ke dalam ruangan bersama perawat. Moonbin mempersilakan mereka untuk mengecek keadaan Jaemin.

"Bagaimana keadaannya?" Tanya Moonbin.

"Masih sama, meski luka-luka luarnya sudah perlahan membaik, namun belum ada tanda dari pasien bangun dari komanya." Moonbin menghela nafas pelan, dia mengangguk dan mengucap terimakasih sebelum dokter dan perawat keluar dari sana.

Lima belas menit kemudian, Jeno keluar dengan keadaan lebih segar, ia meraih tas yang dibawa Moonbin dan mengambil setelan jas yang ada di sana. Jeno hanya tersenyum saat melihat jas yang dibawakan Moonbin, pasti pilihan mommy, sebuah setelan jas warna ungu dengan kemeja putih.

Tanpa banyak bicara ia mengganti pakaiannya dengan setelan jas tersebut. Setelah selesai bersiap, ia mengganti sandal yang tadi ia pakai dengan pantofel hitam.

"Tak pakai dasi?" Tanya Moonbin.

"Tak usah." Jawab Jeno pendek. Ia memasukkan pakaian kotor pada kantong laundry yang selalu ia bawa, biasanya saat keluarganya kemari, kantong laundry itu akan dibawa.

"Mana dokumen yang harus aku baca dan tanda tangani?" Moonbin segera mengeluarkannya, lalu mulai membacanya perlahan.

"Ini laporan keuangan kan?" Tanya Jeno.

"Benar" Jeno menatap tak senang.

"Nanti setelah rapat, panggil si pembuat laporan dan ketua tim dua." Moonbin mengangguk. Jeno alih-alih menandatanganinnya, dia justru menandai map tersebut dengan tanda silang besar. Moonbin tidak bertanya dan diam.

Sekitar dua puluh menit kemudian semua dokumen itu beres, Moonbin dan Jeno sama-sama membereskannya.

"Jam berapa rapatnya?" Tanya Jeno.

"Jam delapan lebih lima belas menit." Jawab Moonbin.

"Ayo sarapan dulu, setelah itu baru pergi rapat, waktunya lebih dari cukup." Moonbin mengangguk.

[BL] OUR BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang