115- Lamaran (Dadakan) Jaemin

3K 395 25
                                    

2023

Setelah tadi sudah didominasi duel penuh keseriusan dan menguras tenaga, sekarang mereka semua tengah beristirahat mengisi tenaga.

"Sayang, kita benar batal menikah?" Tanya Haechan merengek pada Renjun yang kini sibuk mengobati luka di wajah tampan si tengah Seo.

"Kau kalah" jawab Renjun pendek, Haechan yang mendengar itu jadi lesu. Younghoon jadi tak enak pada si tengah Seo itu.

Namun, beda dengan Renjun, dia menahan diri untuk tak tersenyum, melihat wajah cemberut Haechan adalah sesuatu yang membuatnya senang, dominannya sangat lucu jika merajuk.

"Aku bercanda, kita tetap akan menikah, sudah selesai, makannya nanti pelan-pelan." Renjun membereskan peralatan P3K yang ia pinjam dari Chanyeol, mengabaikan wajah Haechan yang terperangah.

"Benar kan ucapanmu?" Renjun mengangguk.

"Benar kan? Benar kan?" Renjun mengangguk.

"Kau tak akan menarik ucapanmu, kan?" Renjun menatap kekasihnya jengah.

"Kalau tidak percaya yasudah." Balas Renjun jengah lalu beranjak dari tempatnya, namun tangannya ditarik oleh Haechan membuatnya kembali jatuh terduduk, namun kali ini di pangkuan Haechan.

"Aku senang tahu! Aku kira kita beneran batal nikah! Jangan menakutiku lagi!" Renjun terkekeh dan mengusap lengan Haechan yang memeluknya.

DUAKKK

"AAA YAKKK! SIAPA YANG BERANI MELEMPARKU?!" Haechan melepaskan Renjun dan berbalik, menatap garang siapapun yang berani melemparnya.

"Aku, bocah, mau apa kau, hah?!" Haechan yang tadi menatap galak langsung memasang wajah konyolnya saat ibu dari Renjun, Baekhyun, yang melemparnya dengan botol plastik yang sudah tidak ada airnya.

"Eh- heheheh Baekkie eommaa, tidak apa, silakan lempar lagi." Renjun geleng kepala, yang lain hanya tertawa melihat tingkah konyol Haechan.

"JENO ITU PUNYA BUBU!"

"JENO PUNYA NANA!!"

"NONO OPPANYA CIAAAAA!!"

Mereka semua menoleh ke arah tiga orang, dua pria dewasa dan satu bocah, dengan dua pria cantik duduk, sedangkan si balita berdiri dengan berkacak pinggang.

"Sejak kapan pertengkaran itu berlangsung?" Tanya Hwiyoung, kaget juga dia melihat kelakuan tiga orang beda generasi itu.

"Tidak ada yang sadar sudah sejak kapan ketiganya berseteru." Jawab Eunwoo.

"Mereka begitu sudah sejak duelku dengan Jeno." Timpal Yuto.

_OUR BOY 115_

Taeyong memasang wajah galak yang lucu pada Jaemin dan Alicia. Di sisi lain, Jaehyun, Mark, dan Sungchan yang kelimpungan, sedangkan yang diperebutkan justru duduk tenang sembari menerima suapan dari Winwin.

"Tak mau memisah mereka, Jen?" Tanya Dejun.

"Kasihan itu daddy, hyung, dan dongsaengmu." Sambung Yuta.

"Capek, Pa, mau makan." Jawab Jeno dengan lugunya, itu sudah tanda berarti Jeno tak akan memisahkan mereka.

"Hooo~ bagaimana kalau begini," semua menatap ke arah Chenle, putra Suho dan Irene itu sepertinya hendak melakukan sesuatu, "kita buat duel untuk menemukan siapa yang menang?" Usul Chenle.

"Hey!" Suho menepuk paha putranya.

"Apa salahnya?" Tanya Chenle. Jisung menepuk keningnya, "Kau malah menambah masalah." Gumam Jisung, tak habis dengan kekasihnya.

"Tanpa kau membuat duel, mereka sudah adu mulut sendiri, lihat!" Irene menunjuk ke arah trio yang sejak tadi merebutkan Jeno.

_OUR BOY 115_

Jaehyun, Mark, dan Sungchan dibuat bingung harus bagaiamana dengan situasi di depan mereka. Yuta dan Winwin nampaknya tak ingin membantu, begitu juga Johnny dan kedua istrinya yang terlihat menikmati ini.

"Johnny hyung, serius kau tak mau membantuku melerai mereka?" Tanya Jaehyun.

"Tak usah, kapan lagi melihat tiga orang beda generasi berdebat memperebutkan seseorang." Jawab Johnny, dia terkekeh gemas melihat perdebatan di depannya.

Ten dan Taeil juga nampak tak ingin menghentikan ketiganya, keduanya malah merekam kejadian di depan mereka menggunakan ponsel.

"Mom, sudah dong, masa iya mommy tengkar dengan Jaemin dan Alicia." Bujuk Mark.

"Mark, Jeno tuh anaknnya mommya kan?" Taeyong menatap putra sulungnya yang menghela nafas lelah.

"Iya, Jeno anak mommy."  Balas Mark lelah.

"Tuh kan," Jaemin dan Alicia memasang wajah cemberut yang lucu.

"Cia becal nanti mau nikah cama Nono oppa." Penuturan lugu nan polos dari Alicia membuat suasana langsung hening.

UHUK

Jeno tersedak hebat saat mendengar perkataan Alicia, Dejun sampai harus memberikan air pada calon adik iparnya itu, Winwin sibuk mengusap-usap punggung Jeno.

"Cia!" Hendery menatap sang adik tak percaya.

"Siapa yang ngajarin?" Tanya Hendery galak, pura-pura galak sih sebenernya.

"Cia liat di dlama yang mae liat." Jawab Alicia dengan polosnya. Taeil yang mendengar itu mencubit gemas pipi Ten.

"Aaaaaa hyuuuungggggg!!" Pekik Ten, Johnny geleng kepala sendiri dengan tingkah keluarganya.

"MAEEEE!!!" Hendery dan Haechan memekik bersamaan setelah mendengar jawaban sang adik.

Jaemin menatap Jeno lalu keluarga Jung, "Nana kan yang nanti nikah dengan Jeno?" Tanyanya demgan nada lirih, mata membulat yang berkaca-kaca, membuat kepala keluarga Jung terdiam.

"Anu...." Yuta memalingkan wajah, menahan tawanya, dia biarkan si kepala keluarga Jung kelimpungan.

"Ppfftt..."

"Paman Jung, ah tidak, daddy Jae, Jeno nikah sama Nana kan?" Jaehyun menggumam, dia melirik Yuta yang menahan tawa, Jeno yang masih terbatuk-batuk, Winwin yang sibuk dengan Jeno, dan Dejun yang diam menonton tanpa niat membantu.

"Ahh itu- kan Jaemin sudah tahu sendiri." Jawab Jaehyun, seadanya dan semampunya.

"Nana butuh kepastian tahu, daddy Jae!" Jaemin bangun lalu berdiri di depan Jeno, dia menarik nafas lalu menghembuskannya, Jeno menatap sang kekasih dengan raut bingung, dia mengambil air dan meminumnya, namun-

"JENO AYO MENIKAH!"

BBRRUUUSSSHHHH

UHUK UHUK UHUK

"KAU MAU MEMBUNUHKU DENGAN LAMARAN DADAKAN ITU, SAYANG?!"

Taeyong dengan polosnya, "Loh, Jeno dilamar."

_OUR BOY 115_

[BL] OUR BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang