65- Pesta (1)

4.2K 639 35
                                    

2020

Rowoon, Eunwoo, Hyunjae, Younghoon, Moonbin, Juyeon, Xiao, Hwanhee, Hwiyoung, San, Changbin, Wooyoung, dan Jeno bersiap dengan setelan resmi mereka. Colt M1911A1 yang diisi penuh tersimpan apik di balik jas, juga Gerber Mark II yang disimpan rapi dibalik celana.

"Pesta hari ini akan menjadi pesta paling meriah dalam sejarah keluarga Jung." Celetuk San.

"Tepatnya, pesta yang dihancurkan oleh anggota keluarga Jung itu sendiri." Sambung Hwiyoung.

"Pesan Paman Yuta, jangan lukai anak-anak, wanita, lansia, dan yang tidak bersalah, lukai orang yang terlibat sesuai dengan daftar, kalau melukai juga jangan diberi luka fatal, hanya perlu goresan atau tembakan di kaki." Ujar Hwanhee mengingatkan.

"Jeno, kau dengar aku tidak?!" Hwanhee bertanya pada Jeno yang hanya menggumam entah apa.

"Iya aku dengar, astaga! Kenapa tidak kau saja yang jadi anak Paman Baek?" gerutu Jeno, ingin sekali Hwanhee merusak wajah Jeno, tapi hari ini adalah hari penting jadi tidak bisa.

"Nyonya Jung siapa yang jaga?" tanya Wooyoung.

"Ah iya benar, Mark katanya dipaksa datang ke acara tersebut." Ujar Changbin menimpali.

"Sungchan berjaga di dalam ruangan bersama Kazuki-san, di luar ruangan dijaga oleh Theo dan Peter." Jawab Jeno.

"Lagi-lagi yang menjaga adalah orang-orang dari Tuan Na." ujar Hyunjae dengan senyum miris.

"Dari yang Haechan katakan, sepertinya Paman Yuta tidak ada masalah dengan mommy, meski beberapa kali aku dengar Paman mengutuk kedua orang tuaku, tapi jika aku hitung, sepertinya kutukan paling banyak diberikan pada daddy daripada mommy." Ujar Jeno.

"Apa kau sudah tahu jika orang tua dari Nyonya Jung Taeyong adalah yang membiayai sekolah Paman Yuta dulu?" tanya Younghoon.

"Belum, aku baru dengar hari ini darimu hyung. Aku rasa sekarang masuk akal kenapa Paman bisa begitu mentolerir mommy ketimbang daddy. Berita kematian pasangan Lee itu pasti juga membuat Paman terpukul." Jeno menghembuskan nafas pelan, dia bersumpah akan menyelesaikan semuanya hari ini.

"Ayo berangkat! Ini sudah waktunya." Rowoon menginterupsi pembicaraan mereka, dan segera saja mereka membagi diri untuk masuk ke dalam mobil.

_OUR BOY 65_

"Pa, ini benar tidak apa kita masuk ke tempat ini?" tanya Jaemin.

"Tidak apa, kita kan masuk dengan undangan." Jawab Yuta.

"Hyung, kau tidak sedang merencanakan sesuatu kan?" tanya Winwin cemas, Yuta hanya mengangkat bahu tidak peduli.

"Papa, awas ya nanti kalau ternyata Papa merusuh!" ingat Dejun, Yuta terkekeh.

"Tenang saja, Papa tidak akan merusuh. Bawa Desert Eaglemu, Nana." Jaemin segera lari naik ke dalam kamar dan meraih senapan kesayangannya itu, menyembunyikannya di balik jas yang dikenakannya hari ini.

Winwin menatap Yuta, dia tahu ada sebuah rencana yang sudah disusun oleh suaminya itu. Winwin hanya berdoa jika apapun itu rencana Yuta tidak akan berimbas buruk pada mereka semua.

"Ayo berangkat, sudah hampir dimulai acaranya." Yuta hari ini akan menyetir, jadi pekerja bertugas menjaga rumah.

Selama perjalanan tidak hentinya Dejun dan Jaemin berdebat akan rasa macaron, Dejun memilih mint choco sedangkan Jaemin memilih coklat. Winwin sampai jengah sendiri dengan kedua anak manisnya itu.

"Mint choco itu enak! Itu rasa paling enak yang ada di dunia!"

"Coklat tahu ge!! Coklat yang enak, mint choco itu seperti kau memakan odol tahu tidak?!"

"Mint choco!"

"Coklat!"

"Mint choco!"

"Coklat!"

"Na Dejun! Na Jaemin!" keduanya langsung terdiam di tempat dan menatap wajah mama mereka yang berubah galak, Yuta menahan tawa di sebelah Winwin.

"Kalian kalau masih bertengkar Mama akan minta Papa menurunkan kalian di sini, biar jadi gembel sekalian!" keduanya mengerucutkan bibir.

"Maaf Mama" Winwin geleng kepala.

"Heran Mama, ada saja yang kalian ributkan." Dejun dan Jaemin saling lirik sebelum sama-sama tertawa kecil.

"Senang melihat Mama pusing, huh?" keduanya menggeleng dengan kompak.

"Sudah sudah, kita hampir sampai, rapikan pakaian kalian." Ketiga sub keluarga Na itu segera merapikan penampilan mereka. Jaemin diberi sebuah earpiece kecil oleh Yuta, earpiece itu sudah tergabung dengan para anggota Rowoon yang saat ini sudah ada di lokasi. Jeno juga sudah bergabung dengan Jaehyun dan Mark.

"Papa tidak apa-apa kan?" Yuta berbalik saat mendengar pertanyaan dari putra bungsunya.

"Papa tidak apa-apa, ada sesuatu?" Jaemin menggeleng. Mereka segera turun dari mobil, Yuta menyerahkan kunci mobil pada pekerja di sana. Jaemin segera memeluk lengan sang Papa.

"Pa, nanti kalau misal Papa merasa sakit hati, katakan pada Nana, biar Nana hadapi siapapun yang melukai Papa." Yuta terdiam sebelum tersenyum, dia mencium pipi si anak bungsu.

"Papa baik-baik saja, fokus saja pada tugasmu." Jaemin mengangguk. Winwin dan Dejun yang berjalan di belakang mereka geleng kepala sendiri.

"Ma, Papa akan baik-baik saja kan? Mama juga kan?" Winwin mengangguk, dia mengusap kepala Dejun.

"Kajja!" Dejun merangkul lengan sang mama sebelum mengikuti langkah Papa dan adik bungsunya.

_OUR BOY 65_

Jeno berdiri dengan jarak dengan Mark dan Jaehyun. Dia iri pada Sungchan yang menjaga mommy mereka di rumah sakit. Si bungsu itu baru saja mengiriminya pesan berisi ledekan padanya, membuatnya kesal saja.

"Daddy, apapun yang aku lakukan nanti, daddy hanya perlu diam, jangan bertindak apapun." Ingat Jeno, Jaehyun yang mendengar nada dingin sang putra hanya bisa mengangguk. Matanya menatap sekeliling, 'teman-teman' Jeno yang dulu datang di acara ulang tahun putranya sudah terlihat berdiri di spot masing-masing.

"Jeno!" Jeno berbalik dan menemukan Haechan berjalan mendekatinya.

"Aku kira kau tidak datang." Ujar Haechan.

"Tidak mungkin aku tidak datang di hari penting ini, Haechan-ah. Oh, Jaemin dan Renjun apa sudah tiba?" tanya Jeno.

"Aku juga sedang mencari kekasihku, aku hanya menemukan Paman Chanyeol dan seorang pria tinggi lain yang tidak kukenal, tapi aku tidak menemukan Renjun, padahal aku sudah menemukan Chenle dan Jisung." Ujar Haechan panjang.

"Cerewet, ayo cari mereka." Haechan mengangguk, dia dan Jeno pamit pada Jaehyun untuk pergi mencari kekasih mereka.

"Dad?" Mark memanggil Jaehyun yang terdiam menatap punggung Jeno.

"Daddy tidak tahu, sejak kapan adikmu sudah tumbuh menjadi sosok pria pemberani dan tangguh?" Mark hanya diam tidak menjawab.

"Daddy, boleh Mark minta sesuatu?" tanya Mark setelah merasa harus memecah keheningan antara dirinya dan sang daddy.

"Apa itu?" Mark menatap Jaehyun tepat di mata.

"Setelah ini, ayo jadi keluarga yang manis, meski tidak semanis keluarga Na atau tidak seasyik keluarga Seo, tapi ayo jadi keluarga dimana ada daddy, mommy, aku, Jeno, dan Sungchan di sana. Daddy bisa kan mewujudkan itu?" Jaehyun menatap mata Mark.

"....Ne, mari buat keluarga seperti itu."

_OUR BOY 65_

[BL] OUR BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang