103- Accident

4.6K 525 35
                                    

2022

Hari-hari berlalu begitu saja dengan cepat. Jaemin menjalani harinya dengan sangat tenang, mengingat pengganggunya telah lenyap, tidak ada lagi yang mengusiknya, hidupnya di kantor berlalu dengan tenang.

Hubungan asmaranya dengan Jeno juga baik-baik saja, meski ada masalah, mereka pun memilih untuk membicarakannya dengan kepala dingin. Hubungan pertemanan dengan Haechan dan Renjun juga berjalan dengan baik, terkadang Jaemin lelah sendiri menjadi penengah jika keduanya bertengkar.

Berbeda dengannya dan Jeno yang tidak terlalu banyak masalah dihadapi, Haechan dan Renjun terlalu banyak masalah. Sebenarnya tidak akan jadi masalah jika mereka mau duduk dan bicara. Tapi terkadang Haechan terlalu panas dan Renjun terlalu cepat mengambil kesimpulan. Chanyeol dan Baekhyun saja tidak bisa membantu jika anak mereka sudah seperti itu. Jeno dan Jaeminlah yang harus turun tangan membuat mereka mau bicara.

Kembali pada kegiatan hari ini. Jaemin sejak pagi telah tersenyum lebar, dia akan menerima gaji. Sebenarnya ini bukan yang pertama, tapi menurut Jaemin, hari gajian itu selalu jadi moment yang ia tunggu, sebab dia merasa gaji itu sebagai reward atas kerja kerasnya.

"Kenapa sudah berbunga-bunga pagi ini?" Tanya Dejun pada sang adik yang baru saja turun dari lantai dua dengan wajah yang berseri-seri.

"Hohoho~ hari ini aku gajian~" jawab Jaemin dengan cengiran lebarnya, Dejun yang melihat itu geleng kepala sendiri.

"Pantas saja kau sangat bersemangat." Komentar Dejun.

"Kau selalu nampak bahagia dan antusias jika sudah masuk hari gajian." Ujar Winwin.

"Tentu saj, Ma, kan Nana sudah pernah bilang, gajian itu seperti Nana mendapat sebuah kado atas kerja keras Nana selama ini." Tutur Jaemin.

"Iya mama paham, ayo duduk dan sarapan." Ketiganya pun segera duduk dan mulai makan.

"Papa belum pulang, Ma?" Tanya Jaemin pada Winwin yang dijawab anggukan.

"Papamu kan sudah lama tidak bertemu dengan kakek Adachi, sepertinya juga banyak yang harus mereka bicarakan bersama dengan Yuto juga. Tadi Mama sudah hubungi Papa, katanya malam nanti sudah tiba di Korea lagi." Jelas Winwin.

"Semoga selamat sampai rumah." Tutur Dejun yang diamini adik dan mamanya.

"Ayo segera makan dan berangkat kerja."

_OUR BOY 103_

"Jadi ada yang masih nekat menantang klan kalian?" Tanya Yuta pada pamannya yang merupakan ayah dari Yuto.

"Begitulah, meski mereka takut pada Yuto dan klan Adachi, tetap saja mereka nekat ingin menjajal peruntungan yang kau tahu sendiri itu berakhir sia-sia." Ujar Tuan Adachi.

"Yuto sudah memperkuat kekuasaannya kan?" Tuan Adachi mengangguk.

"Sudah, tapi ya namanya juga orang-orang bebal, mau bagaimana lagi?" Yuta mengangguk paham, ia meraih cangkir di depannya dan menyesap teh hijau buatan pelayan pamannya.

"Paman, bagaimana kabar keluarga besarku, apa paman tahu?" Tanya Yuta.

"Nakamoto?" Yuta mengangguk.

"Tidak terlalu baik." Jawab Tuan Adachi.

"Apa terjadi sesuatu?" Tanya Yuta.

"Begitulah, salah satu tempat usaha mereka mengalami kebakaran dan juga ladang gandum yang merupakan sumber produksi besar mereka lahannya juga dibakar seseorang. Mereka mengalami kerugian besar-besaran." Yuta mengangguk kecil.

[BL] OUR BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang