33- Kontrak

6.4K 822 10
                                    

2017

Pagi baru, di tahun ajaran baru, Dejun bangun paling pagi dan mulai pergi mandi. Berbeda dengan gegenya yang sudah bangun, Jaemin lebih senang bergelung di balik selimut, jam temunya dengan Johnny masih jam delapan nanti.

Tapi keinginan Jaemin untuk tidur lebih lama harus gagal karena Mama manisnya itu sudah membangunkannya, menarik selimutnya dan menepuk-nepuk pantatnya dan mengguncang tubuhnya.

"Nana, sayang, ayo bangun!" Winwin menepuk pipi chubby putranya, membuat si manis mengerang pelan, dan membuka matanya. Jaemin merenggangkan tubuhnya pelan sebelum menatap Mamanya yang tersenyum gemas melihatnya.

"Pagi, Ma~" wajah Jaemin manis, tapi suara Jaemin sudah mulai terdengar berat. Pubertas sepertinya akan datang pada anak manisnya. Winwin mengusap kepala Jaemin lembut.

"Ayo bangun, Mama tahu janji temumu dengan Paman Johnny masih nanti jam delapan, tapi Nana harus sarapan juga kan sekarang? Ayo turun, kasihan Papa sudah menunggu Nana, gege sudah bersiap juga, segera bangun ya?" Jaemin mengangguk, dia bangun dari posisi tidurnya. Winwin mencium kening Jaemin.

"Segera bangun dan bersih diri." Jaemin mengangguk lagi, Winwin keluar kamar putra bungsunya. Jaemin terdiam beberapa saat, sebelum akhirnya bangun dari kasurnya, dia pergi menuju kamar mandi dan segera mandi. Dia harus mengkeramasi rambutnya yang sudah jadwalnya keramas.

Butuh waktu sekitar lima belas menit hingga Jaemin akhirnya keluar dari kamar mandi. Dia segera pergi mengganti pakaiannya dengan kaos lengan pendek dan celana training panjang. Jaemin mengeringkan rambut dengan hairdryer dan setelah kering dia sisir rambutnya, poni Jaemin tanpa sadar membuat bungsu Na tersebut terlihat lebih menggemaskan.

Jaemin membereskan kamar sebelum dia keluar menuju ruang makan, dimana Mamanya baru saja selesai menyiapkan sarapan, Jaemin mendekati Papanya dan mencium pipi sang Papa.

"Selamat pagi, Papa!" sapanya ceria, Yuta terkekeh dia balas ciuman di kening si bungsu.

"Pagi Nana, sudah wangi hm?" Jaemin mengangguk, dia duduk di sebelah Dejun dan mencium pipi gegenya, Dejun terkekeh sebelum balas mencium pipi adiknya.

"Pagi didi!" sapa Dejun.

"Hehe, pagi gege, sudah siap menjalani hari baru sebagai siswa kelas tiga?" Dejun menghembuskan nafas pelan dan mengangguk.

"Mau tidak mau harus siap kan? Setelah ini pasti akan lebih sibuk, jam pulangnya juga lebih malam, jika dulu jam enam sudah pulang, minggu depan untuk kelas tiga, jam delapan malam baru pulang." Jaemin mengangguk paham, kasihan gegenya, pasti lelah sekali nanti.

"Apa Kim ssaem nanti akan datang, Na?" tanya Dejun, Jaemin menggeleng.

"Kim ssaem ada acara, jadi Nana mulai belajar lagi besok." Jawab Jaemin.

"Nana sayang, yakin mau kerjanya dari hari Senin sampai Jumat? Bukannya kau juga masih harus sekolah sayang?" tanya Yuta, masih belum benar-benar setuju dengan usulan Jaemin.

"Papa tidak perlu cemas, aku belajar bersama Kim ssaem itu dari pukul tujuh pagi hingga sepuluh pagi, setiap Senin hingga Jumat, pukul dua belas hingga empat sore aku akan bekerja di tempat Paman Johnny. Pukul tujuh malam hingga pukul sembilan, aku akan belajar lagi dengan Kim ssaem. Pemotretan untuk produk biasanya dilakukan dua hari, tiga hari selanjutnya digunakan untuk mengedit, itu juga tidak akan lama. Fotografer Paman Johnny banyak Papa, jadi yang kerja tidak hanya Nana saja, ada juga senior yang lain. Lagipula meski Nana nanti sudah menandatangi kontrak dengan Paman Johnny, tetap Paman Johnny akan memberikan porsi kerja sesuai usia Nana dan kondisi kesehatan Nana. Papa tidak perlu cemas, nanti kalau Nana lelah, Nana akan bilang pada Papa dan Mama kok." Jelas Jaemin, Yuta menghembuskan nafas pelan dan mengangguk kecil.

"Nanti jam berapa bertemu dengan Paman Johnny?" tanya Yuta.

"Pukul delapan." Jawab Jaemin.

"Yasudah, nanti Papa temani, Gege nanti berangkat diantar Mama ya?" Dejun mengangguk saja, dia diantar siapa saja juga mau kok, selama tidak berangkat sendiri, Dejun masih punya trauma akibat kecelakaan yang menimpanya dulu.

"Yasudah, ayo segera makan, sebelum gege nanti terlambat." Ajak Winwin, Yuta mulai memimpin doa, sebelum akhirnya mereka sarapan bersama.

_OUR BOY 33_

Yuta dan Jaemin saat ini menunggu Johnny di ruangan pria Seo tersebut, Johnny sedang pergi ke kamar mandi, urusan alam. Tidak butuh waktu lama pria yang mereka tunggu akhirnya datang.

"Maaf membuat kalian menunggu." Johnny duduk di depan ayah dan anak ini. Yuta yang mendengar perkataan Johnny memutar bola matanya malas.

"Kau ini pagi-pagi kenapa sudah mulas sih?" tanya Yuta.

"Taeil hyung tidak tahu kenapa membuat makanan pedas hari ini, hamil juga tidak, tapi tidak tahu kenapa dia buat makanan pedas." Johnny menggelengkan kepalanya tidak paham dengan sikap salah satu istrinya tersebut.

"Sudahlah, bagaimana dengan kontrak yang kau katakan pada Jaemin?" tanya Yuta, Johnny bangun dari tempatnya dan pergi ke meja kerjanya lalu mengambil surat kontrak.

"Ini, tolong dibaca dengan teliti sebelum tanda tangan." Jaemin mengangguk, dia meraih map tersebut dan membacanya dengan teliti, begitu juga dengan Yuta, namun dia saat ini kembali menatap Johnny.

"Porsi kerjanya? Apa akan sama dengan para senior?" Johnny menggeleng.

"Jaemin masih usia belasan, aku tentu tidak akan memberinya beban kerja yang sama dengan para senior yang sudah lama kerja di sini. Seperti yang sudah pernah aku katakan dulu, porsi kerja yang aku bebankan pada para pegawai, dalam konteks di sini adalah fotografer, sesuai dengan kemampuan mereka, sesuai dengan kondisi kesehatan dan usia mereka. Urusan gaji, tentu jika hasil yang mereka berikan adalah maksimal, maka gaji mereka tinggi, tapi jika hasil yang mereka berikan kurang memuaskan, ya gajinya normal, tidak ada tambahan bonus." Jawab Johnny.

Perundingan itu dimulai, Jaemin yang selesai membaca lalu mengatakan pada Johnny mengenai rencana jadwalnya, Johnny sih setuju-setuju saja, itu permintaan Jaemin sendiri, dan Johnny untuk para fotografernya memang memberikan sedikit kebebasan, yaitu bekerja di hari yang mereka bisa. Sampai saat ini, Jaemin tidak pernah membuat Johnny kecewa sama sekali, sehingga Johnny mengiyakan saja rencana Jaemin.

"Silakan tanda tangan Jaeminnie" Jaemin meraih pen dan mulai menandatangi kertas tersebut, setelah yakin dengan semuanya.

"Terimakasih, semoga kita bisa bekerja sama ke depannya." Jaemin membalas jabatan tangan Johnny.

"Tentu, Pam- Tuan Seo." Johnny tersenyum kecil.

"Untuk saat ini aku akan memberimu beban kerja yang ringan, mengingat kau masih usia belasan. Jika kau sudah masuk usia legal, baru nanti aku tambah, aku akan menambahnya secara bertahap, jadi tidak perlu cemas." Jaemin mengangguk paham. Yuta mengusap rambut putranya sayang.

"Bekerja dengan benar dan jujur ya sayang?" Jaemin mengangguk.

"Ne, Papa!" Johnny, meski keluarganya sudah harmonis, dia tetap akan merasa iri dengan keluarga Yuta.

"Anakmu aman bekerja bersamaku, Yuta."

"Aku pegang janjimu, Seo."

_OUR BOY 33_

[BL] OUR BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang