98- Memalukan Sekali

3.7K 539 104
                                    

2022

Yuta duduk di ruang tengah sudah dengan pakaian lengkap, tidak seperti sebelumnya, namun meski begitu tatapan anak bungsunya padanya tidak hilang juga.

"Papa, astaga! Aku benar-benar merasa ternodai karena melihat milik Papa!" Yuta menutup wajahnya dengan satu tangannya, sedangkan Winwin dan Dejun ada di kamar si sulung.

"Tidak usah diingat kalau begitu." Jaemin memalingkan wajahnya dari sang Papa, namun tidak lama ia menatap Papanya kembali.

"Papa" deheman terdengar dari Yuta menanggapi panggilan anak bungsunya. Wajah Jaemin yang memerah membuat perasaan Yuta tidak nyaman.

"A-Aku rasa aku tahu kenapa sekarang Mama selalu berteriak setiap malam."

"N-Ne?"

"T-Tidak heran, Papa sebesar itu."

"K-Kau- NAKAMOTO JAEMIN APA YANG YANG KAU PIKIRKAN NAK?!"

_OUR BOY 98_

"Kau melihat Hendery dengan wanita lain?" Dejun mengangguk.

"Kau sudah tanya itu siapanya?" tanya Winwin pada Dejun yang dijawab gelengan.

"Tanya dulu, gege. Siapa tahu ternyata mereka tidak saling kenal dan hanya kenal karena urusan bisnis kan siapa yang tahu?" Dejun menghembuskan nafas pelan.

"Tadinya sih mau tanya, tapi moodku keburuk jelek. Aku pergi dari sana." Winwin menghembuskan nafas pelan.

"Tanya dulu, jangan asal ambil kesimpulan, karena seringnya yang terjadi apa yang kita lihat belum tentu adalah kenyataan yang kita bayangkan. Tidak ada salahnya kan bertanya?" Dejun menatap sang mama dan mengangguk kecil.

"Tapi nanti ya, Ma? Aku mau memperbaiki moodku dulu yang kacau." Winwin tersenyum dan mengusap kepala putra sulungnya.

"Yasudah, segera pergi bersih diri sana, setelah itu turun kita makan malam bersama, ya?" Dejun mengangguk. Winwin bangun dari duduknya, namun sebelum keluar kamar dia mengatakan sesuatu yang membuat Dejun membeku-

"Kalaupun dia terbukti benar bermain api di belakangmu, berarti dia siap menghadapi peluru Papa dan didimu."

-ini Hendery tidak akan mati di tangan keluarganya, kan?

'Hendery, aku harap kau memang tidak bermain api di belakangku, aku masih mau kau hidup.'

_OUR BOY 98_

"Didi kenapa wajahnya merah begitu? Papa juga?" Winwin bertanya heran pada Jaemin yang memalingkan wajah dari Yuta dan Yuta sendiri yang nampak ingin menenggelamkan dirinya.

"Hehe tidak ada apa-apa kok, Ma, ayo makan!" ajak Jaemin, dia bangun dan berlari ke arah dapur.

"Jangan lari, nak!" Jaemin langsung diam dan jalan cepat ke arah dapur yang merangkap jadi satu dengan ruang makan.

"Pa? Papa baik?" Yuta hanya mengangguk.

"Ayo makan, gege mana?" tanya Yuta mengalihkan topik.

"Oh, gege masih mandi bersih diri, nanti menyusul kalau sudah selesai." Jawab Winwin yang tidak peduli pada pengalihan topik suaminya. Dia dan Yuta memilih untuk segera ke ruang makan sembari menunggu Dejun selesai mandi.

Sedangkan di kediaman Seo, Hendery nampak begitu lemas dan terlihat tidak semangat, Haechan yang melihat gegenya seperti orang tak bernyawa itu mendekatinya.

"Oi, apa yang kau lakukan?" tanya Haechan sembari menyenggol bahu sang gege dengan bahunya.

"Entahlahh~ aku hanya merasa setelah ini nyawaku melayang~" jawab Hendery tanpa niat, Haechan mengernyit.

"Kau sudah membuat kesalahan macam apa sampai nyawamu akan melayang?" tanya Haechan.

"Aku tadi pergi ke café atas ajakan seniorku, aku sudah menolaknya sungguh! Tetapi dia tetap memaksaku dan menyeretku dari kursiku. Aku menemaninya pergi, dan tidak tahunya di sana ada Dejun yang sedang beli minum, saat melihatku dengan senior wanita itu dia langsung pergi tanpa kata." Haechan mengangguk paham. Dia bangun dari posisi duduknya dan menepuk bahu sang gege.

"Selamat berjuang, aku akan siapkan pemakaman terbaik untukmu." Haechan pergi dari sana, meninggalkan Hendery yang terkejut.

"DASAR ADIK KURANG AJAR! AKU BELUM MATI SIALAN!"

"GEGE DILARANG BICARA KASAR DI RUMAH!"

"MAAF MAEEE!!"

Haechan sendiri hanya tertawa dan memilih untuk mengganggu adik terkecilnya. Nasibnya sebagai anak kedua tidak seburuk Jeno, jadi dia tidak semenyedihkan si tengah Jung satu itu.

"Aliciaaaaa~"

_OUR BOY 98_

Jaemin tengah berguling-guling di kasurnya setelah makan malam, dia bosan dan tidak tahu harus melakukan apa. Besok dia masih cuti, lusa baru masuk lagi.

"Ah benar! Jeno!!!" Jaemin meraih ponselnya dan mencari kontak sang kekasih. Setelah dapat ia segera menghubunginya.

"Halo?"

"Eh? Bubu!!!"

"Nana, maaf ya, Jenonya sedang Bubu hukum untuk belanja dengan Sungchan, jadi tidak bisa jawab telponnya."

"Umm~ tidak apa, ne ne, Bubu, Nana boleh tanya?"

"Tanya apa sayang? Selama bubu bisa jawab nanti bubu jawab."

"Bubu, hmmm.... Nana penasaran."

"Akan?"

"Apa punya daddy Jae besar?"

"....H-Hah?"

­_OUR BOY 98_

"NA YUTA APA YANG KAU BICARAKAN DENGAN NANA?!"

Yuta menghembuskan nafas pelan dan menjauhkan ponsel dari telinganya. Dia benar-benar terkejut saat mendapat telpon dari Taeyong, lebih terkejut lagi saat mendengar cerita dari Taeyong akan pertanyaan anaknya yang dirasa tidak masuk akal dan... memalukan.

"Tadi- yah~ ada kejadian tidak terduga. Tapi! Bukankah wajar? Dia juga sudah dewasa." Tutur Yuta di telpon, Winwin tidak peduli pada pembicaraan Yuta dan Taeyong, dia memilih untuk membaca laporan yang disusun oleh Dejun, lagipula suaminya tidak akan selingkuh, terlebih dia tahu apa pembicaraan keduanya.

"Asal kau tahu dia tadi bertanya sesuatu yang tidak pernah aku bayangkan!" Yuta mengernyit tidak paham.

"Dia bertanya apa memangnya? Bukankah tidak masalah jika dia bertanya?" tanya Yuta keheranan. Dia duduk di sebelah Winwin dan meloudspeakernya. Winwin menatap bingung pada Yuta yang hanya mengangkat kedua bahunya.

"Kalau kau tahu dia bertanya apa padaku..." Winwin mengernyit.

"Memang dia tanya apa hyung?" tanya Winwin penasaran.

"Oh astaga! Aku malu sekali!" Yuta dan Winwin saling pandang.

"Sememalukan apa sebenarnya pertanyaannya?" tanya Yuta.

"Dia bertanya padaku, sebesar apa milik Jaehyun, lalu dia bertanya juga, apa milik Jeno sama besarnya dengan daddynya."

.....

"Yuta? Winwin?"

"NAKAMOTO JAEMINN!!!!"

_OUR BOY 98_

Jaemin yang ada di kamar menatap ke arah pintunya, "Entah mengapa aku merasa dalam bahaya saat ini."

_OUR BOY 98_

[BL] OUR BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang