107- Taeyong dan Winwin

2.8K 430 10
                                    

2022

Esok hari setelah kedatangan Jo Seulbin, keadaan di rumah sakit mulai tenang, tidak ada satu pun yang bertanya mengenai sosok Jo Seulbin, bagaimana keadaan perempuan itu tidak ada yang peduli.

Jeno pagi ini baru saja selesai membasuh tubuh Jaemin, sisanya dilakukan oleh Winwin yang dibantu atas arahan perawat yang biasa membantu Jeno.

"Winwin, aku datang membawa sarapan, dan dua orang datang bersamaku, lihat?" Winwin menoleh ke arah pintu masuk, terlihat Taeyong datang bersama Ten dan Baekhyun. Taeil tidak bisa datang karena Haechan demam, putra kedua Seo itu terkapar tak berdaya setelah seharian bekerja non-stop, ditambah ternyata kemarin Haechan sudah merasakan sakit hanya saja dia tidak terlalu memperhatikannya.

"Chanyeol tidak bisa datang, dia dihukum putranya sendiri karena sudah membuat kekasihnya jatuh sakit." ujar Baekhyun, itulah mengapa dia datang ke sini bersama Ten. Baekhyun tadi pergi ke kediaman Seo untuk melihat keadaan calon menantunya, setelah itu dia menemani Ten pergi ke tempat Taeyong dan baru kemari.

"Tidak apa, lagipula Nana juga belum bangun." ujar Winwin.

"Dejun dimana?" tanya Ten akan keberadaan calon menantunya.

"Dejun sedang menemani Yuta hyung pergi beli buah, sekalian aku meminta mereka untuk pergi sarapan lebih dulu, niatnya tadi setelah mereka kembali, aku dan Jeno baru gantian yang pergi, tapi sepertinya aku tak perlu pergi." Jeno sendiri membantu sang mommy menyiapkan makanan di atas meja yang ada di sana.

"Makan dulu kalian berdua, kami tidak akan mengganggu." ujar Taeyong yang dijawab dengan anggukan patuh dari Winwin dan Jeno.

Baekhyun melangkah mendekati bangkar dimana Jaemin berada. Dia menatap sosok manis yang terlelap, baru seminggu lebih satu hari, tapi rambut si manis bungsu Nakamoto sudah mulai memanjang dan rona pucat mewarnai tubuh tersebut.

"Nana kapan bangun? Eomma rindu padamu." gumam Baekhyun. Dia ingin menangis saja jika melihat keadaan Jaemin yang seperti ini.

"Aku dengar kemarin ada yang datang tanpa undangan, bagaimana nasibnya?" tanya Ten.

"Aku tak tahu, Yuta hyung tak berucap apapun. Jeno, kau tahu?" Jeno yang tengah makan itu menggeleng.

"Papa dan hyungdeul belum mengabariku, itu biasanya ada dua kemungkinan, si perempuan itu sudah mati dan tak perlu dipikirkan lagi atau perempuan itu masih hidup tapi masih dalam kurungan dan belum diapa-apakan." jawab Jeno.

"Tidak mungkinkan Yuta hyung membiarkannya begitu saja?" tanya Ten lagi.

"Entahlah mae, aku merasa Papa sengaja membiarkannya seperti itu. Tidak ada yang bisa menebak pikiran Papa dengan baik." jawab Jeno.

"Meski sudah menikah lama dengan Yuta hyung, tetap saja aku sendiri kadang kesulitan memahaminya." aku Winwin.

"Mungkin dia memberi kesempatan pada yang 'lain' untuk memberikan hukuman." ujar Baekhyun ikut ambil suara, dia bergabung dengan para 'ibu' dan Jeno.

"Maksud yang lain ini apa?" tanya Winwin tak paham.

"Kemarin dia menatap Jaemin rendah, jika ada yang sadar jelas sekali tatapannya merendahkan, bahkan dia menatap mama dengan tatapan sombong dan angkuh, Papa menyadari itu, dia juga menatap mommy dengan pandangan menghina,  aku sangat menyadarinya. Selain itu dia mencari tahu tentang data pribadiku secara ilegal bahkan menjadi penguntitku. Di Korea Selatan ini hukuman untuk penguntit bisa dikatakan baru, maka hukumannya pun bisa dikatakan 'ringan' yaitu hukuman penjara selama tiga tahun atau denda maksimal tiga puluh juta won. Silakan pilih sendiri, mau dihukum 'sendiri' atau diserahkan pada pihak berwajib?" Jeno menatap Taeyong dan Winwin bergantian sebelum kembali menyelesaikan makanannya yang tinggal sedikit.

[BL] OUR BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang