72- Pendekatan (4)

4K 621 36
                                    

2020

"Minum?" Jeno kaget, saat mendongak dia menemukan ayahnya menyodorkan minum. Juyeon dan Moonbin saling pandang sebelum akhirnya pamit undur diri.

"Terimakasih dad" Jeno berujar sembari menerima air mineral yang diberikan daddynya, air mineral yang mereka beli dalam perjalanan kemari tadi, diajak Yuta juga yang beli pesanan Jaemin.

"Apa melelahkan?" Jaehyun duduk di sebelah Jeno.

"Tidak juga sih, meski sudah lama tidak latihan tapi ini tidak terlalu melelahkan." Jawab Jeno, dia meletakkan minumnya di sebelahnya.

"Apa selama ini yang kau lakukan sejak SMA? Yang membuatmu pulang selalu larut dan jarang ada di rumah?" Tanya Jaehyun yang diangguki Jeno.

"Paman Yuta menawarkan padaku di hari reuni itu, dia tidak memaksaku, dia memberiku pilihan, aku ingin keluar dari zona nyamanku atau tidak, Paman tidak masalah jika aku menolak, tapi aku menyetujuinya dan dikenalkan dengan dunia Paman, aku juga kenal dengan mereka lewat Paman." Jawab Jeno.

"Kau tau resikonya dengan baik?" Jeno mengangguk.

"Sangat tau, mereka selalu mengingatkanku resikonya saat awal-awal aku bergabung, mereka mengatakan masih belum terlambat untuk berhenti, tapi tetap aku melanjutkannya hingga sekarang." Jaehyun mengangguk.

"Kau terlihat sangat menikmatinya." Jeno terkekeh.

"Benar! Aku sangat menikmatinya, wae? Daddy akan memintaku berhenti?" Jaehyun menggeleng.

"Daddy tidak akan melakukannya, tapi berjanjilah untuk tidak terluka, bisa?" Jeno tersenyum kecil.

"Aku tidak bisa berjanji, tapi aku akan berusaha untuk tidak terluka, kita tidak tahu apa yang terjadi di masa depan." Jawab Jeno.

"Mau sparring dengan daddy kapan-kapan?" Jeno langsung menoleh, mata itu berbinar.

"Boleh?" Jaehyun mengusak surai Jeno.

"Tentu boleh, hubungi daddy kalau kau ingin sparring ya?" Jeno mengangguk semangat.

"Ah benar, terimakasih ya sudah membantu daddy mengurus perusahaan saat daddy sakit selama tiga hari." Jeno mengerjap.

"Darimana daddy tahu?!" Jaehyun menunjuk pria yang tadi sparring dengannya. Jeno menoleh dan mendelik-

"JUYEON HYUNGGGGGG!!!" Jeno berdiri dan segera mengejar Juyeon.

"HAH?! WAAAAAA!!! YAAAAAAKKKKK!!! KENAPA KAU MENGERJARKU?!" teriak Juyeon sembari berlari, kabur dari kejaran Jeno.

"KENAPA KAU KATAKAN PADA DADDY KALAU AKU MEMBANTUNYA?!"

"AAMMPPUUUNNN!!! AKU LUPAAA!!!"

Aksi kejar-kejaran itu menyita perhatian yang lain. Mereka menikmati ketika Juyeon kelabakan dikejar Jeno.

"Daddy Jae mereka kenapa?" Tanya Jaemin sembari mendekati Jaehyun bersama Yuta.

"Ah itu- daddy bilang terimakasih karena Jeno membantu daddy, meski tidak langsung datang ke perusahaan saat daddy sakit. Daddy tidak tahu kalau itu harusnya jadi rahasia." Yuta menepuk keningnya, Jaehyun benar-benar polos.

"Yasudah sih tak masalah, setidaknya kau mengucapkan terimakasih padanya, ne, apa kau sudah meminta maaf padanya?" Jaehyun menggeleng.

"Suasana tadi saat kami bicara membuatku tidak bisa mengatakan maaf, aku rasa di lain kesempatan." Yuta mengangguk, memang harus perlahan.

"Tidak perlu terburu" Jaehyun mengangguk. Jaemin menatap Juyeon dan Jeno yang masih kejar-kejaran.

"Anak asuhmu semuanya sangat terlatih hyung" ujar Jaehyun, Yuta mengangguk-angguk saja.

[BL] OUR BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang