Gara-Gara Juyeon -21

7.9K 938 58
                                    

2016

Hari Jeno semakin berwarna semenjak ia bergabung dengan kelompok Rowoon. Seluruh anggota kelompoknya adalah orang yang asyik dan mudah bergaul. Jeno menemukan kenyamanan yang sama seperti saat ia bersama dengan Sungchan atau saat dia bersama Jaemin, Haechan, dan Renjun.

Hari Senin pagi, Jeno terbangun dengan tubuh pegal-pegal, namun rasa pegal yang dialaminya tidak separah dulu, yang ini sudah lebih mendingan, tubuhnya sudah mulai terbiasa dengan rasa lelah dan kerasnya latihan.

Jeno sudah membuka matanya, tapi dia masih terbaring di kasurnya. Tubuhnya terlentang dan matanya menatap langit-langit kamar. Kemarin dia sudah dimasukkan ke dalam grup chat yang berisi kelompok Rowoon, dan dari sana kemarin diberitahukan kalau Juyeon, Wooyoung, dan San akan dipindahkan sekolah ke sekolah Jeno. Kepindahan ketiganya bukan tanpa alasan juga, Yuto mengatakan dia butuh satu orang lagi untuk membantunya menjaga Dejun dan Jaemin di sekolah dari kejauhan, lalu Moonbin, Xiao, dan Hwanhee menumbalkan Juyeon. Lalu, karena Changbin juga butuh teman cerita dan bersenang-senang di sekolah, akhirnya San dan Wooyoung ikut pindah. Hwiyoung tidak ikut pindah karena dia adalah wakil ketua dewan di sekolahnya, jadi tidak bisa pindah.

TOK TOK TOK

Ketukan di pintu kamarnya menyadarkan Jeno dari lamunannya, dia bangun dari posisinya dan duduk.

"Masuk saja." Ujarnya, tak lama Taeyong membuka pintu dan melongokkan kepalanya, mengecek anak tengahnya.

"Mommy kira kau belum bangun, kenapa belum mandi?" Taeyong melangkah masuk, sedangkan Jeno hanya bisa diam dan menghembuskan nafas pelan.

"Ini juga mau mandi." Jeno bangun dari tempatnya, sebelum mommynya mendekat, ia sudah pergi duluan ke kamar mandi. Taeyong yang melihat tingkah anaknya tersebut hanya bisa menghela nafas pelan sebelum dia memutuskan untuk membereskan kamar Jeno.

"Jeno sudah bangun?" Jaehyun muncul tak lama setelah Jeno masuk ke dalam kamar mandi.

"Mm, dia sedang mandi." Jaehyun menatap kamar mandi anaknya dalam diam, pembicaraannya dengan Yuta semalam kembali terulang di kepalanya.

"Ayo kita tunggu dia di ruang makan." Taeyong mengangguk, dia pergi setelah memastikan kamar anaknya rapi.

Saat Jaehyun dan Taeyong sampai di ruang makan, mereka melihat Sungchan yang sibuk mengenakan dasi, dan Mark yang sibuk dengan ponselnya.

"Mark, apa kau akan pulang malam?" tanya Jaehyun.

"Ne, seperti biasa, kelas dua sudah ada pemberlakuan jam belajar mandiri, sepertinya daddy selalu lupa, aku selalu mengatakan itu setiap daddy bertanya aku pulang malam atau tidak." Jawab Mark sembari mematikan ponselnya dan meletakkannya dalam posisi terbalik.

"Sungchan, bagaimana denganmu?" Sungchan tidak terlalu mendengar karena dia masih sibuk dengan dasinya yang tidak kunjung jadi, saking kesalnya dia menarik kasar dasi yang dikenakannya dan menatap sebal pada kain panjang tersebut. Jaehyun tersenyum kecil, anak bungsunya memang masihlah anak-anak. Taeyong yang melihat Sungchan kesulitan segera membantunya.

"Daddy tadi tanya apa?" tanya Sungchan setelah dasinya terpasang dengan benar.

"Sungchan bagaimana? Nanti pulang malam?" Sungchan menggeleng.

"Aku kan tidak pernah pulang malam, pulangku tetap jam empat sore, ada apa, dad? Mau menjemputku?" tanya Sungchan.

"Jika tidak keberatan." Sungchan mengangguk.

"Sama sekali tidak, eh tunggu! Nanti sekalian jemput Jeno hyung ya dad? Soalnya kemarin Jeno hyung dan Sungchan sudah berjanji akan beli buku selepas pulang sekolah. Jadi daddy harus jemput Jeno hyung dulu yang pulangnya lebih awal dari Sungchan, lalu baru jemput Sungchan." Sungchan berujar antusias, Jaehyun hanya mengangguk. Mungkin lewat ini dia bisa bicara berdua dengan putra tengahnya.

[BL] OUR BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang