55- Mimpi Buruk (2)

5.3K 720 59
                                    

2020

"Jeno kemana?" tanya Jaehyun saat sudah menyadari jika anak tengahnya tidak ada di sana lagi. Sungchan tidak menjawab dan hanya menunjuk ke arah Yuta yang kini tengah bersama Winwin dan Dejun.

"Tadi bicara dengan Paman Yuta, lalu setelah itu tidak tahu kemana bersama Jaemin hyung. Yang pasti mereka tidak berkencan, karena tadi suasananya sangat serius." jawab Sungchan menjelaskan, agar daddy dan hyungnya tidak salah paham akan ketidakhadiran Jeno yang mendadak hilang.

"Bersama Jaemin?" tanya Mark, Sungchan mengangguk.

"Kenapa bersama Jaemin?" tanya Jaehyun, Sungchan mendengus.

"Daddy pikir hyung harus disini dengan emosi yang tidak stabil bersama daddy dan hyung?" tanya Sungchan dengan nada datar. Jaehyun menatap si bungsu yang kini menatapnya tajam.

"Apa yang daddy harapkan? Jeno hyung yang duduk di sini menuggu mommy sadar?" tidak ada jawaban, namun Mark merasa si bungsu keterlaluan.

"Sungchan!" peringat Mark, Sungchan hanya menatap hyungnya datar.

"Daddy, pernah berpikir sekali saja tidak? Apa alasan yang membuat Jeno hyung lebih nyaman dengan keluarga Na, dengan Jaemin hyung, daripada dengan keluarga kita? Bukankah aku pernah mengatakan dua atau tiga tahun lalu, mari buat rumah untuk hyung, tapi apa Daddy mendengarku? Tidak! Daddy dan Mommy masih sama, tidak ada rumah untuk Jeno hyung hingga sekarang!" Sungchan sudah lelah dengan drama keluarganya sendiri yang tidak selesai-selesai.

"Jangan cari hyung sampai hyung datang sendiri, masih untung hyung mau datang kemari melihat mommy." meski tadi Sungchan panik dan kesal karena hyungnya tidak segera mengangkat telpon, tapi untuk saat ini Sungchan berharap hyungnya menenangkan diri bersama Jaemin lebih dulu dan tentu saja mencari pelaku yang menabrak ibu mereka. Sungchan tadi tidak sengaja dengar sedikit pembicaraan Yuta dan Jaemin.

"Daddy" Jaehyun menatap putra bungsunya.

"Kalau semisal pelaku yang membuat mommy seperti ini adalah keluarga daddy sendiri, apa yang akan daddy lakukan?" tanya Sungchan.

"Tidak mungkin itu Sungchan!" elak Jaehyun.

"Buka mata daddy! Apa daddy tidak pernah sadar?! Selain Jeno hyung yang dikucilkan, ada keluarga daddy yang tidak menerima mommy! Apa daddy tidak pernah menyadari itu? Aku bahkan bisa merasakan tatapan kebencian yang dilayangkan keluarga besar daddy pada mommy, tapi mereka memasang topeng senyum dan ramah di hadapan kalian berdua." Sungchan benar-benar tidak habis pikir, daddynya tidak sadar akan itu semua.

"Sungchan! Daddy tahu keluarga daddy tidak baik, tapi tidak mungkin mereka melakukan tindakan seperti ini." Sungchan menatap daddynya, hingga sebuah senyum miring terukir di bibir si bungsu.

"Oh begitu? Lalu, kalau semua ini benar bagaimana?" Jaehyun tidak mampu menjawab.

"Sungchan! Sudah, lebih baik kau pulang dan bawa keperluan mommy, aku akan menemani daddy di sini." Sungchan pergi dari sana tanpa banyak kata, tidak lupa ia membungkuk kecil pada keluarga Na yang masih ada di sana. Keluarga lain sengaja tidak diberitahu dulu.

Yuta, Winwin, dan Dejun yang melihat Sungchan meluap-luap tadi saling pandang.

"Papa, keluarga Jung itu benar-benar buruk ya? Keluarga besar Jung maksud gege." tanya Dejun pada Yuta yang dijawab anggukan.

"Papa tidak mau bersinggungan dengan keluarga itu lagi, membuat kesal saja." ingatan lama masuk ke dalam kepala Yuta, saat dirinya dituduh pencuri dan dihina oleh orang tua Jaehyun dan orang tua temannya yang lain.

"Papa, keluarga Jung itu- apa sangat menjunjung tinggi harga diri dan gengsi?" tanya Dejun lagi.

"Gege, kenapa jadi banyak tanya sih?" tanya Winwin heran pada putra sulungnya.

[BL] OUR BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang