Jung Jeno dan Keputusannya -17

7.2K 921 26
                                    

2016

Pulang sekolah, Jeno berjalan bersama Jaemin, Renjun, dan Haechan. Ketiganya berjalan sembari bertukar cerita.

"Jeno, kau naik sepeda?" tanya Haechan kaget, Jeno mengangguk.

"Memangnya mau naik apa lagi? Bareng Mark hyung? Yang ada aku mati bosan di sini menunggunya. Dijemput Mommy juga percuma, pasti juga lupa." ujar Jeno, dia tidak menutupi ketidak sukannya kepada keluarganya di depan ketiga temannya itu.

"Jeno" tegur Jaemin, Jeno hanya mengukir senyum kecil.

"Kau sudah dijemput Jaeminnie?" tanya Jeno mengalihkan pembicaraan.

"Sudah, itu, Lin Ying sudah menungguku, tapi apa Jeno akan baik-baik saja?" tanya Jaemin yang cemas pada Jeno.

"Jaemin, kau tidak perlu cemas padanya, tubuhnya tahan banting." ujar Haechan.

"Lebih baik kau segera menemui Lin Ying, dia nampak bosan menunggu." ujar Renjun, Jaemin menghembuskan nafas pelan dan mengangguk.

"Jeno hati-hati ya! Jangan mengebut!" ingat Jaemin, Jeno tertawa dan mengangguk.

"Tenang saja, sana pulang dan segera istirahat!" Jaemin mengangguk, dia melambai pada ketiga temannya dan berlari kecil mendekati Lin Ying.

Renjun dan Haechan menatap Jeno yang mengeluarkan sepedanya.

"Jen, kau benar-benar perang dingin dengan keluargamu?" tanya Haechan.

"Seperti kau tidak saja, Haechan-ah." jawab Jeno.

"Aku rasa, aku akan berusaha berdamai dengan mereka. Saranku, cobalah bicara dengan mereka, tidak harus langsung dengan semuanya, tapi bisa kau mulai dengan Mark hyung." ujar Haechan memberi saran.

"Aku dan Mark hyung ada di satu ruang yang sama, tidak akan ada kata damai di sana. Kami sama-sama keras kepala, lagipula aku punya Sungchan. Sudah aku duluan ya, aku ada janji dengan seseorang. Sampai jumpa besok!" Jeno menaiki sepedanya dan pergi dari hadapan kedua temannya.

Renjun menatap Haechan yang terdengar menghela nafas lelah di sampingnya.

"Kau mengkhawatirkannya?" tanya Renjun, Haechan melirik Renjun dan mengangguk.

"Keluarga Jung beda dengan keluargaku atau keluargamu. Keluargamu dan Jaemin penuh dengan kasih sayang, meski kau katanya sering ribut karena beda pendapat dengan eommamu, tapi kalian adalah keluarga dengan penuh kasih sayang, begitu juga dengan Jaemin, kalian tumbuh di lingkungan yang penuh kasih sayang antar anggota keluarga. Aku meski sering bertengkar dengan Dery ge, kena omel Mae atau Mommy atau Daddy, tapi orang tua kami berusaha sebisa mungkin membagi kasih sayang sama rata, seperti yang aku bicarakan denganmu tadi, mengenai minatku dalam dunia musik. Tapi tidak dengan keluarga Jung." Renjun menatap Haechan tidak mengerti.

"Mark hyung lahir karena memang kedua orang tuanya menginginkannya, sedangkan Jeno lahir karena ketidak sengajaan, itulah kenapa jarak usianya bisa dikatakan dengan dengan Mark hyung. Jeno lahir tanpa pengharapan dari kedua orang tuanya. Aku tidak mengerti kenapa mereka tidak menggugurkan saja Jeno saat itu, itu lebih baik daripada dia tumbuh tanpa perhatian. Sedangkan Sungchan, lahir karena memang murni keinginan dari kedua orang tuanya sendiri. Daddy Jaehyun akan membela dan selalu mendukung Mark hyung, begitu juga berlaku pada Mommy Taeyong yang akan memihak si bungsu, Sungchan. Tidak ada satu dari mereka yang ingin memihak Jeno." Jelas Haechan pada Renjun. Putra tunggal Park Chanyeol itu terdiam mendengar penjelasan Haechan.

"Lalu kenapa hubungannya dengan Mark hyung buruk tapi hubungannya dengan adiknya tidak? Aku dengar dia tadi bilang dia sudah cukup memiliki Sungchan, Sungchan itu adiknya kan?" Haechan mengangguk.

[BL] OUR BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang