93- Pengganggu

3.2K 511 14
                                    

2022

BRAKK!!

"Astaga!" Yuta dan Winwin terlonjak dari tempat mereka saat mendengar suara pintu yang dibanting. Para pelayan meringis miris menatap pintu yang terbanting.

"PAPAAAAA!!!" Yuta dan Winwin saling pandang saat mendengar suara si bungsu. Mereka menoleh dan menemukan si bungsu yang baru pulang kerja berwajah merah penuh kekesalan.

"Na, tidak baik pulang teriak-teriak." Tegur Dejun yang baru saja selesai mandi, tadi saat sedang mengeringkan rambut ia mendengar suara teriakan adiknya yang penuh kekesalan.

"Ih gegeeeeee!! Aku kesaaalllllll!!!" Jaemin akhirnya merengek juga, Yuta dan Winwin saling pandang, tidak paham dengan emosi si bungsu.

"Cerita ada apa, kenapa kau kesal? Daddy Johnnymu memberikan pekerjaan menumpuk atau bagaimana?" tanya Yuta.

"Bukan! Daddy Johnny tidak pernah melakukan itu. Aku sedang kesa pokoknya!" BRUK! Jaemin mendudukkan dirinya diantara Papa dan Mamanya.

"Makanya cerita, ada apa? Kau pulang-pulang bukannya salam malah membanting pintu, tidak sopan." Dejun duduk di sofa yang lain menatap sang adik yang kini melipat tangan di kedua dadanya dan bibirnya mengerucut lucu, keningnya mengerut, tanda dia benar-benar sangat kesal.

"Aku kan sudah lama kerja dengan Daddy Johnny, tapi karena dulu belum benar-benar taken kontrak dengan Paman Johnny, meski aku sudah dianggap pegawai tetap, tapi hitungannya aku sudah lama bekerja di sana. Lalu, banyak pegawai baru yang berdatangan, setelah aku taken kontrak perpanjangan masa kerja dengan perusahaan Daddy, aku mendapatkan timku sendiri, dimana mereka adalah orang yang sudah ku kenal." Yuta, Winwin, dan Dejun mendengarkan cerita si bungsu yang nampak begitu berapi-api.

"Anggota timku sekarang membantuku mengedit, sehingga tugasku hanya foto dan mengecek hasil editan, di antara mereka semua ada pegawai baru, memang lebih tua dariku sih, tapi aku tidak peduli, dia terang-terangan menyukaiku meski aku sudah mengatakan aku punya kekasih, dan anggoota timku juga pekerja lain sudah memberitahunya bahwa aku sudah punya kekasih dia tetap bebal. Tadi saja dia memaksa pulang bersama padahal aku sudah menolaknya berkali-kali. Sebelumnya dia juga mengajakku makan siang tapi aku tolak karena aku sudah janji makan siang dengan Jeno, Haechan, dan Renjun. Pokoknya menyebalkan! Lingkungan kerja yang menyenangkan hilang sudah karena dia!" Winwin mengusap kepala anaknya.

"Jeno tahu ini?" Jaemin mengangguki pertanyaan Yuta.

"Aku cerita padanya saat makan siang, Jeno malah menyarankan ingin menikahiku secepatnya, aku menolak usulnya, aku belum siap secara mental." Jelas Jaemin.

"Papa juga belum rela kau diambil orang lain. Gegemu saja belum Papa izinkan menikah." Dejun mengerjap sebelum tersenyum, dia memang belum ada niat menikah, Hendery masih berstatus pekerja, perjanjiannya mereka menikah setelah Hendery bisa benar-benar menghandle perusahaan.

"Kalau pegawai itu tahu bagaimana sosok Jeno, dia bisa malah jatuh cinta pada Jeno." Seloroh Dejun, membuat adiknya bukannya tenang makin risau.

"Jeno sendiri waktu ikut kelas barista dan mengurus perusahaan ada yang mendekatinya tidak?" tanya Winwin.

"Hmm... tidak tahu juga sih." Jaemin jadi diam berpikir.

"Sudah, sana mandi dulu setelah itu kita makan malam, oke?" Jaemin mengangguk dan segera pergi ke kamarnya.

"Ada-ada saja.." gumam Yuta.

_OUR BOY 93_ 

"JENOOOO!!!!" Jeno langsung lari keluar ruang kerja hyungnya, dia berlari menuju dapur dan menggunakan sang mommy sebagai tameng.

[BL] OUR BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang