2016
Dejun keluar ruang kesehatan, tangannya gemetar luar biasa, dia bahkan tidak bisa mencari kontak Mamanya, hingga sebuah tangan menarik ponselnya. Hendery. Sahabatnya itu yang mengambil ponselnya.
"Halo? Paman Na? Bisakah Paman Na datang ke sekolah bersama Bibi Na? Jaemin terlibat masalah, saya tidak bisa jelaskan pastinya, saat ini Jaemin butuh Anda berdua." Setelah mendengar balasan dan ucapan terimakasih, Hendery mematikan sambungannya dan mengembalikan ponsel Dejun.
"Tenanglah" Dejun menggelengkan kepalanya dan menangis. Dia tidak pernah menangis di depan orang lain, tapi untuk kali ini, kali ini saja biarkan dia menangis di depan sahabatnya, menangisi adiknya yang tersakiti.
Di tempat lain, Jeno dibawa keluar oleh Juyeon dan tak lama Yuto datang, dia datang setelah mendengar Jeno membuat keributan.
"Ada apa?" tanya Yuto.
"Teman sekelasku meminta seorang siswa kelas tiga entah dari kelas mana untuk memperkosa Jaemin di ruang konseling. Jeno datang dan menghajar keduanya, sedangkan Jaemin saat ini ada di ruang kesehatan." Jawab Juyeon. Jeno enggan menjawab dan dia mengepalkan jemarinya. Yuto menatap Juyeon.
"Kau sudah menemukan semuanya? Bahan balas dendammu?" tanya Yuto, Juyeon mengangguk.
"Sekarang sudah bukan waktunya kau diam, Paman Yuta pasti sudah dalam perjalanan kemari dan akan mendengar kejelasan kejadian, tugas utama keluarga Adachi adalah untuk tidak membiarkan Paman Yuta memegang senjata kembali, jadi sebelum Paman Yuta memegang senjatanya, kita harus menghancurkan target tanpa menyentuh. Karena kau sudah menemukan semuanya, Juyeon, besok kau yang akan bertindak." Juyeon mengangguk paham.
"Jeno, amarahmu sudah reda?" tanya Yuto.
"Sudah" jawab Jeno singkat.
"Pergilah ke ruang kesehatan dan temani Jaemin, Paman Yuta pasti butuh kejelasan, hanya kau yang tahu apa yang terjadi." Jeno mengangguk lalu pamit pergi. Yuto menatap Juyeon.
"Dua orang yang dimaksud saat ini dimana?" tanya Yuto, Juyeon menunjuk ke dalam kelas, dimana dua siswa itu babak belur.
"Ahh~ siswa kelasku ternyata." Yuto masuk ke dalam kelas dan melihat dua siswa tersebut.
"Hong Jaekyung, Ki Seokbeom." Dua siswa tersebut menoleh dan terkejut melihat Yuto berdiri sembari memasukkan kedua tangannya dalam saku.
"Waahh~ sepertinya Jeno menghajar habis kalian ya? Ckckckck, memalukan sekali kalah dengan anak kelas satu." Yuto merunduk dan menatap wajah kedua siswa yang masih dalam keadaan terduduk di depan kelas 3-1 tersebut.
"Ayo ikut aku, nanti katakan padaku mau bagian mana dulu yang ingin dihancurkan, bagian tangan, kaki, atau..." mata Yuto melirik ke bawah.
"...kejantanan kalian?" keduanya tersentak lalu bersujud di bawah kaki Yuto.
"M-Maafkan kami maafkan kami... kami tidak tahu jika incaran Bitna adalah siswa kelas satu itu." Hong Jaekyung, si pelaku yang mencekik leher Jaemin ini memohon ampun pada Yuto.
"Nanti cerita saat kita sudah bertiga saja, oke? Ayo bangun dan ikut aku!" nada penuh ancaman itu diberikan, membuat keduanya segera bangun dan pergi mengikuti langkah Yuto. Juyeon menatap Yuto yang memberikannya anggukan kecil.
_OUR BOY 24_
Yuta dan Winwin sudah ditunggu oleh Dejun di koridor utama. Putra sulung mereka sudah basah air mata saat mereka kedua menghampirinya.
"Papa... Mama... hiks..." Winwin segera memeluk putra sulungnya itu erat.
"Dimana Nana? Ayo ke sana..." Dejun membawa kedua orang tuanya ke ruang kesehatan. Saat sampai di ruang kesehatan ada Jeno dan Soobin, Koeun sudah pamit pergi ke kelas, Hendery menunggu di depan ruang kesehatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] OUR BOY
Fanfiction⚠️‼️ B X B ‼️⚠️ ‼️Don't Like Don't Read‼️ "Jangan sampai aku mengangkat senjataku lagi hanya untuk menghabisi nyawa satu sekolah." -Nakamoto Yuta Start : 04/12/2021 End. : -