60- Masa Lalu dan Tekad Haechan

3.9K 583 40
                                    

2020

"Xander dan Lysander, itu nama yang memiliki arti begitu gagah, penyelamat dan pembebas." Winwin menatap suaminya yang tengah menyesap teh hijau di depan televisi.

"Kedua nama itu kau ambil dari namamu, kan?" Yuta tertawa kecil dan mengangguk.

"Jaemin putraku dan Jeno adalah menantuku." Winwin geleng kepala mendengarnya.

"Papa!" keduanya menoleh saat mendengar suara si sulung.

"Ada apa? Pulang itu salam dulu, bukannya teriak-teriak panggil Papa, ada apa?" tanya Yuta keheranan.

"Papa, lain kali kalau meletakkan senjatanya jangan sembarangan, Hendery tahu dan tanya pada gege, tapi gege bilang agar dia bertanya sendiri pada Papa." Yuta mengangguk-angguk.

"Lalu dimana anaknya sekarang?" tanya Yuta.

"Ada di ruang tamu tuh, untungnya Alicia tadi dibawa Haechan pulang." Ujar Dejun, Yuta meletakkan cangkirnya.

"Bukannya Alicia denganmu dan Hendery?" tanya Winwin.

"Iya, tapi tadi Alicia merengek minta dijemput oppanya yang satu itu, jadi ya Haechan dan Renjun jemput Alicia." Jawab Dejun.

"Papa temui Hendery dulu." Dejun mengangguk, tapi sebelum si Papa ke ruang tamu, si gege menyekal lengannya.

"Pa, jangan diancam aneh-aneh ya?" Yuta terkekeh dan mengusap kepala anak sulungnya, dia lalu pergi ke ruang tamu, dimana Hendery terduduk di sana. Yuta datang dan meraih fixation bowie dan Colt M1911A1 yang diletakkan memang secara sengaja olehnya kemarin di bawah meja ruang tamu.

"Kau menemukan ini?" Yuta meletakkan kedua senjata itu di atas meja, Hendery tanpa sadar meneguk ludahnya kelu.

"Ne... saya menemukannya tadi" ujar Hendery, Yuta terkekeh pelan.

"Wae? Kau takut?" tanya Yuta.

"A-Aniyo, Paman!" jawab Hendery dengan penuh percaya diri, Yuta mengangguk.

"Bagus, kalau memang mau jadi menantuku kau tidak boleh takut." Tutur Yuta.

"Paman, tapi bagaimana Paman bisa memilikinya tanpa ketahuan oleh pihak pemerintah?" tanya Hendery penasaran.

"Aku sudah lama memiliki ini, aku memiliki ini secara legal ngomong-ngomong, jadi tidak akan ketahuan, toh aku juga tidak pernah menggunakannya, kecuali kalau kau menyakiti putraku baru aku akan gunakan untuk melubangi kepalamu." Tubuh Hendery menegak, wajahnya sudah pucat pasi. Yuta menatap sulung Seo tersebut.

"Hey, kau lebih ke daddymu atau mae mu?" tanya Yuta membuat Hendery kebingungan.

"Maksud Paman?" tanya Hendery balik.

"Kalau kau lebih kepada mae mu, aku rasa aku tidak akan pernah mengangkat senjata ini dan mungkin, mungkin loh, bisa merestuimu dengan Dejun, tapi jika kau lebih condong pada daddymu, ada kemungkinan, dan itu besar, aku akan mengangkat senjata untuk menghabisimu." Ujar Yuta, membuat Hendery makin ketakutan sendiri dibuatnya.

"Paman- kau tidak serius dengan itu kan?" tanya Hendery.

"Jika Jeno, tidak ke Jaehyun ataupun Taeyong, meski banyak yang mengatakan Jeno adalah jiplakan Jaehyun, aku kurang setuju, kecuali wajahnya memang jiplakan Tuan Jung satu itu. Tapi untuk sifat, yang menurun dari Jaehyun kepada Jeno hanyalah posesifnya. Aku bisa mentolerir Jeno karena sifatnya yang justru malah sepertiku, nah kau? Kau ke arah mana? Aku tidak menemukkan sosokku pada dirimu, aku juga tidak tahu kau lebih condong ke Johnny atau Ten? Hanya ingin memberitahu, Jaehyun dan Johnny itu sama, sama-sama pengecut, jadi?" Hendery tersentak kaget saat mendengar penuturan Yuta mengenai daddynya.

[BL] OUR BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang