84- Pelukan

3.3K 509 32
                                    

2021

UARRRRKKKHHHHHHH

AAARRRRGGGHHHHHH

ARRKKKKHHHHHHHHH

UWAAAARRRRKKKHHH

Teriakan demi teriakan terdengar bersahutan dari gudang tersembunyi milik Chanyeol.

Chanyeol dan Baekhyun baru saja menguliti dan memutilasi mereka secara hidup.

Haechan menghajar mereka sampai babak belur dengan tangan yang dilapisi knuckle berbahan besi.

"Tidak tidak, kematian terlalu baik untuk Tuan Lai." Ujar Haechan saat Tuan Lai sudah pucat pasti melihat empat orang suruhannya berteriak kesakitan.

"Lalu apa hukuman yang akan kau berikan?" Tanya Chanyeol.

"Hukuman yang akan membuatnya mengalami mimpi buruk terus menerus selama hidupnya. Kebiri, lalu pukul bagian telinganya kuat, setelah itu dudukkan dia untuk melihat empat orang ini mati di depannya." Baekhyun melirik Tuan Lai dan terkekeh.

"Bagaimana kalau kita buat dia yang membunuh mereka berempat?" Tanya Baekhyun mengusulkan.

"Boleh, supaya menderitanya tidak setengah-setengah." Ujar Chanyeol.

"Nanti setelah semua ini selesai, aku akan meminta orang untuk membersihkanmu, memakaikanmu baju bagus, lalu mengantarmu pulang. Besok, jangan kena serangan jantung saat perusahaanmu bangkrut, okay? Kebusukanmu besok akan disebar dengan cepat, kau akan 'terkenal' kemudian." Lanjut Chanyeol.

"Sanksi mental dan sosial, lebih dari cukup untukmu." Tutur Baekhyun. Tuan Lai hanya bisa menangis dan terus memohon ampun meski tidak digubris sama sekali.

_OUR BOY 84_

Jaemin yang ada di kediaman Park saat ini tengah memeluk Renjun, menenangkan sahabat mungilnya tersebut.

"Renjunnie sudah tenang?" Jaemin menoleh saat mendengar suara Taeil.

"Belum benar-benar tenang, mom." Jawab Jaemin. Taeil merasa sedih atas kejadian yang menimpa calon menantunya tersebut.

"Mom, aku tidak menyangka Renjun mengalami hal serupa sepertiku dulu di SMA." Ujar Jaemin, tangannya masih aktif mengusap dan menenangkan Renjun.

"Semoga ini yang terakhir." Doa Taeil, Jaemin mengamini dalam hati.

"Mommy tadi sudah kabari Papa dan Mamamu kalau kau di sini, Dery akan bawa Dejun kemari." Jaemin mengucap terimakasih.

"Ah benar, tadi ponselmu yang dibawah berbunyi, ada telpon dari Jeno, tapi karena kau masih menenangkan Renjun, mommy yang angkat, Jeno berpesan kalau dia malam ini akan pulang, karena urusannya sudah selesai. Maaf mengangkatnya tanpa seizinmu." Jaemin mengangguk paham.

"Terimakasih mommy dan tidak apa." Jawab Jaemin.

"Mommy buatkan camilan ya?" Jaemin mengangguk.

"Coklat hangat juga ya mom." Pinta Jaemin, Taeil mengangguk dan pergi dari ruang belajar. Iya, Jaemin dan Renjun ada di ruang belajar, bukan di kamar.

"Renjunnie, pindah ke kamar yuk! Kau harus istirahat." Bujuk Jaemin.

"Nana, apa yang kau rasakan dulu juga seperti ini?" Tanya Renjun pelan, Jaemin mengangguk kecil.

"Tapi aku yakin Renjun lebih kuat dariku, Renjun akan cepat sembuh, Renjun jangan takut, ini yang terakhir, selanjutnya aku dan Haechan tidak akan pernah membiarkanmu mengalami hal seperti ini lagi." Renjun memeluk Jaemin erat.

[BL] OUR BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang