49- Pesta Terakhir Untuk Nam Shiwan dan Nam Eunhee

8.3K 863 143
                                    

29 April 2017

"Saya tidak pernah menyetujui apapun mengenai pertunangan yang Anda maksudkan, dan untuk Anda ketahui, anak kedua saya sudah punya kekasih dan pilihannya sendiri. Jika Anda menginginkan keuntungan untuk bisnis Anda, Anda bisa menunangkan anak Anda dengan orang lain. Saya bukan tipe orang yang akan 'menjual' anak saya demi bisnis." Ujar Jaehyun setelah sadar dari keterkejutannya tadi. Dia benar-benar tidak habis pikir dengan orang yang tidak punya malu seperti ini.

Jeno dan Jaemin di sisi lain mengerjap, dan mencerna situasi apa yang sedang terjadi. Mereka saling tatap sebelum tertawa. Tawa yang membuat semua orang beralih menatap mereka. Jaemin bahkan sampai berjongkok memegang perutnya, Jeno sampai harus berbalik badan karena wajahnya sudah merah.

"Xiǎolí, apa mereka sudah gila?" tanya Haechan pada kekasih mungilnya. Renjun geleng kepala.

Di sisi lain Hendery ikut menatap heran ke arah Jaemin dan Jeno yang tertawa begitu lepas, bahkan wajah mereka merah.

"Aku tidak tahu, sepertinya apa yang mereka lihat saat ini adalah hiburan." Ujar Renjun.

"Adikmu gila?" tanya Hendery pada Dejun di sebelahnya, Dejun geleng kepala, tidak tahu juga apa yang membuat keduanya tertawa.

Yuta yang melihat tingkah anak bungsunya juga merasa bingung, dia yakin apa yang terlihat di depan ini adalah hal yang menyebalkan, yang membuat kesal, bukan sesuatu yang membuat orang lain tertawa.

"Winnie, anak kita butuh diperiksa, kah?" tanya Yuta, Winwin menatap suaminya yang berdiri di sampingnya dan menggeleng pelan.

"Hyung, kalau kau ingin tahu, ini adalah reaksi yang sama, yang pernah kau tunjukkan saat ada seorang wanita keras kepala yang ingin membawaku pergi darimu. Ini adalah tawa yang sama, yang kau tunjukkan pada lawan bisnismu yang berusaha menjatuhkanmu, kau tidak sadar?" Yuta mengerjap dan menatap suami cantiknya.

"Hah? Yang benar? Tidak tuh!" Winwin mendengus.

"Begitu saja terus, Jaemin itu carbon copymu sekali, tahu tidak?" Yuta menatap putra bungsunya yang kini sudah mulai berdiri tegak, meski masih memegang perutnya karena merasa geli. Jeno juga sudah berbalik lagi menghadap mereka semua. Teman sekelas mereka semua saja hanya bisa menatap heran pada keduanya.

"Tuan Nam, hey, apa Anda tidak pernah diberi tahu?" semua memandang Jaemin yang bersuara.

"Seorang tamu itu hanya ditugaskan sebagai penikmat acara, bukan perusak acara." Ujar Jaemin dengan suara yang berubah datar, tatapan matanya tajam.

"Lucu sekali, Anda datang ke acara ini padahal tidak diundang, saya yakin diundangan itu hanya ditujukkan pada Nam Eunhee-sshi, seorang, tanpa didampingi siapapun." Jaemin menyilangkan tangan di depan dada, menatap Tuan Nam dari atas dan bawah, lalu beralih menatap Nam Eunhee.

"Kau cantik, kau tahu itu?" Nam Eunhee merona tanpa sadar saat dipuji cantik oleh Jaemin.

"Tapi mau bagaimanapun, sikapmu tidak mencerminkan kecantikanmu." Ujar Jaemin kemudian.

"Tuan Nam, pergilah dari sini bersama putri Anda, jangan merusak acara yang dibuat untuk saya, untuk Anda tahu, saya sebenarnya tidak ingin mengundang Nam Eunhee, tapi karena tidak mungkin satu orang dari kelas saya tidak diundang, jadi saya dengan amat sangat terpaksa mengundangnya." Ujar Jeno, dia berdiri di sebelah Jaemin.

"Anda berkata daddy saya setuju dengan acara pertunangan yang Anda sebutkan, tapi mengapa saya melihat daddy saya nampak begitu terkejut, seolah ini adalah sesuatu yang tidak pernah ia duga akan terjadi. Ne, katakan pada saya, apa Anda begitu ingin menguasai harta keluarga saya dan yang lain? Membuat kami tunduk pada Anda dengan Anda bersikap seperti ini?" tanya Jeno.

[BL] OUR BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang