2

101K 7.6K 406
                                    

"Mi...?" Panggil Oca yang tengah duduk di meja makan sambil memperhatikan uminya memasak.

Umi mengerling sekilas, "Kenapa ?" Tanyanya, lalu kembali megaduk spatula.

"Yang kemarin kesini tuh siapa mi?"

Umi kembali menoleh dan tersenyum "Oh itu- dulu abi kamu kan mondok di pesantrennya beliau dek. Abah Umar itu masih kerabat dekat almarhum kakek kamu" Jelas Umi.

Oca yang mendengarnya mendengarpun manggut-manggut mengerti, dia penasaran saja baru pertama kali bertemu dengan orang-orang yang kemarin datang. "Mau ngapain meraka kesini mi? Terus kak Raisa juga kok bisa barengan?" Tanya nya masih dengan sifat keponya.

"Ya silaturahmi Ca, kamu ini. Kakak kamu-"

"Emang kakak gak boleh pulang dek?" Tanya Raisa yang sedang berjalan menghampirinya menggoda Oca dan memotong jawaban umi.

"Kakak gak bilang-bilang sih mau pulang, kalo tau kan Oca mau nitip oleh-oleh"

Raisa mencubit pipi putih Oca "kamu ini dek oleh-oleh terus. Nanti kalo kakak kesini lagi deh" Ujarnya dan Oca meringis kala pipinya di cubit.

Oca mengusap-usap pipinya yang kemerahan. "Kapan lagi kakak kesini"

"Ya tergantung kamu nikahnya kapan dek"

Oca memutar matanya malas "Ngimpi, oca masih SMA yakali nikah- lagian song Joong Ki juga belum cere sam si Song Hye nya, katanya nunggu Oca lulus kuliah dulu-

"Ngimpi !" Omel Raisa menyentil kening Oca. Oca sampai mendengus sebal, kakaknya dari tadi KDRT terus, eh.. bukan KDRT deng, tapi KD‐- AK kekerasan dalam adik kakak.

"Umah... idan lapel"

Raisa mengelus puncak kepala Aidan "Mau makan sekarang hmmm?"

Idan mengangguk dan Oca menyahut "Makan mulu Dan, habis nanti beras Umi"

Raisa menatap datar, dan Oca menyengir lebar. Sementara Aidan diam saja, karena tak paham.

"Aidan.. awas aja kucing tante kamu gunting lagi bulunya" seru Oca dengan mata tajam ke arah Aidan. Aidan pun langsung menyembunyikan wajahnya diceruk leher Raisa.

Raisa dan Umi yang sedang masak terkekeh melihat perang dingin antara tante dan keponakan itu.

---0o0---

"Ca kemarin tuh ada apa lo disuruh pulang cepet-cepet?" Tanya Utet mereka berdua kini tengah berada dikelas.

Oca yang sedang ngemil pun menoleh sekilas "Gak tau tapi ada tamu ke rumah gue, katanya keluarga dari pesantren apalah gue lupa mau silaturahmi kali, apa mau nyari bini ke dua ya ? Soalnya kan ustadz banyak poligami" Ujarnya seraya bergidik ngeri.

"Yang bener masa? Emang siapa yang mau di kawinin, masa Umi apalagi kak Raisa" Sahut Utet tenang, namun tak lama matanya menatap horor Oca "Jangan-jangan elu Ca di jadiin bini ke dua- emang doi masih muda ?"

Oca menggeplak tangan Utet kesal "Gila kali , udah eyang-eyang seumuran kakek elo !"

"Ppttt... gue kira masih muda"

"by the way PR Bu Yuli udah dikerjain belum?" Tanyanya lagi Dengan alis naik turun ke arah Oca. Oca sudah hapal dengan itu.

"Udah dong, gue kan gini-gini juga murid teladan"

"Boleh liat? Dikit aja?" Ucap Utet dengan menunjukan cengirannya yang seperti kuda itu membuat Oca memutar bola matanya.

"Ckkk... kebiasan lo, makanya sekolah itu belajar, bukan tiap hari ngapelin mas Tarmin minta bakso tahu"

Utet menatap sengit "Enak aja, gue beli ya kagak minta !"

--0o0--

Sementara di sebuah daerah di jawa timur, satu keluarga tengah berkumpul di dalam rumah yang berada di area pondok pesantren.

"Gimana mas, udah liat kemarin?" Goda Abah Umar dengan senyum tersungging.

Gus Fahri tersenyum canggung. "Nggeh abah, bagaimana apanya toh?" Fahri menutupi wajah malu nya mendengar pertanyaan abah, bukannya dia tidak paham, hanya dia merasa malu.

"Mau dilanjut tidak, umur wes tua mau abah carikan yang seperti apa lagi ?"

"Kalo menurut abah dan umah itu yang terbaik, saya insaAllah siap bah, tapi apakah dek Oca nya mau sama saya abah, secara usia pun kita jauh sekali"

"Mas dikasih yang muda kok ragu" Goda Arum adik Gus Fahri.

"Kok terserah kita, wong yang jalani pernikahan nanti kan mas sendiri. Kalau mas merasa yakin, Abah sama Umah akan lamar Nak Oca untuk mas" jelas Abah.

Gus Fahri adalah anak pertama Abah Umar dan Umah Sifa. Usia Gus Fahri pun sudah cukup matang tiga puluh tahun, sementara adik nyapun Arumi sudah menikah dan memiliki seorang anak.

Sebenarnya ini bukan pertama kalinya Gus Fahri dijodohkan oleh orang tuanya. Setiap dikenalkan Gus Fahri selalu menolak dengan berbagai alasan namun untuk sekarang entah kenapa beliau berlapang dada menerimanya.

"InsaAllah kalau memang sudah jodohnya tidak akan kemana mas. Orang tua nya sudah setuju" Lanjut Abah.

--0o0--

"Ate idan boleh minta es klim?"

"Boleh, sini kamu mau" ajak Oca yang tengah duduk selonjoran dikarpet bulu depan televisi.

"makacih ate" Ucap Aidzan dengan tersenyum kepada tantenya.

Saat mereka berdua sedang menikmati eskrim, terlihat wajah cantik uminya yang mendekat.

"Kenapa mi?" Tanya Oca ketika melihat Umi menghampiri.

"Dipanggil abi di ruang keluarga ayo"

"Ada apa sih mi, Oca gak buat salah lho mi" Ia sudah panik, takut di sidang oleh yang Mulia Abi Ardi.

Oca merasa heran kenapa abi memamggilnya. Padahal rasanya sudah cukup lama dia menjadi anak baik tidak membuat onar.

Ape nih ko gue degdegan ! Batinnya.

"Masuk sayang" Ajak Umi, tidak tahu saja, jantung Oca seperti tengah berlari maraton.

"Duduk nak" Titah abinya yang kemudian di turuti sama Oca mendudukan bokong nya di sofa sebelah Raisa. Disana sudah ada Raisa dan suaminya.

"Ada apa bi, Oca yang bikin salah deh suer" Oca buru-buru membela diri sebelum di serang.

Abi terkekeh mendengarnya "Iya abi tahu , anak abi ini sekarang sudah jadi anak shalehah. Tapi ada yang mau abi bicarakan sama Oca" Ujarnya.

Oca menaikan sebelah alisnya dengan jantung yang kian berdebar. Bicara tentang apa, apa abi nya akan membagikan warisan hari ini ?

"Ada apaan kak? Mau bagi warisan ini?" Bisik Oca kepada Raisa.

Raisa pun menyentik jidat Oca mendengar itu. "Diem kamu, dengerin aja"

Abi menghela nafas sebelum berbicara, matanya menatap bangga ke arah Oca "Gini, abi sudah jodohkan Oca dengan seseorang yang abi yakin beliau mampu menjadi imam terbaik untuk Oca"

"HAH?" Ucap Oca spontan . Dunianya seakan runtuh mendengar apa yang abinya utarakan. Dia tidak salah dengar kan? Tolong siapapun bawa Oca ke THT

With You GUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang