44

57K 4.7K 1.2K
                                    

"Kamu mau ikut saya bertemu seseorang?"

Oca menatap tajam Fahri.

"GUE MAU NYA KETEMU SAMA SI ANABELE ALYA dan GUE MAU LIAT ANAK JADI-JADIAN LO ITU KAYA APA !!"

"Iya, kita selesaikan masalah ini sama seseorang dahulu. Tapi adek tahan emosi, jangan meledak-ledak disana ya"
Ucap Fahri selembut mungkin.

"Maksudnya? Seseorang terlebih dahulu? Gue makin pusing ama kelakuan lo ! Gagal paham gue!! Kek iya aja depan orang baek, taunya dalem nya busuk !! Udah tua aja betingkah, kalo lo mau nikahin si anabel nikahin sono !! Cerein gue dulu ! Gak sudi gue harus dipologami, kalo lo mau maruk punya bini dua biar gue yang gugat cerai--

"OCA !!!!" Murka Fahri,.namun tak menggentarkan nyali Oca, ia malah semakin menatap Fahri tajam seakan memantang.

"APAAN HAH?! MENTANG-MENTANG MAU JADI PENGANTIN BARU LAGI BERANI TERIAKIN GUE !!"

"Bisa lebih sopan omongan kamu terhadap suami?!" Desis Fahri.

"Bisa lebih dijaga ucapakan kamu ?!" Lanjutnya geram.

"GUE EMANG GAK SOPAN KENAPA ?! SONO CEPETAN NIKAHIN SI ALYA BIAR DISOPANIN !! Lo jalan aja palingan didorong kursi roda saking disopanin nya sama si Anabel biar lo gak kecapean. Sopan banget pasti tuh si Anabel.."

Fahri mengepalkan kedua tangan yang ada disampingnya, mendongakkan kepala ke atas untuk mengontrol emosinya yang meluap.

"Astagfirullah" Fahri meraup wajahnya kasar, kemudian berlalu meninggalkan Oca diatas tempat tidur.

Ia mengambil ponsel yang ada diatas sofa, kemudian memberitahu Rama kapan dimana mereka akan bertemu. Fahri memilih tempat yang lebih privasi, ia takut Oca tidak bisa mengendalikan amarahnya dan berakhir menjadi tontonan orang-orang jika bertemu di area terbuka.

Setelah sukses mengirimkan pesan kepada Rama, Fahri pun menjatuhkan tubuhnya disofa, memijat pelipisnya.

"Lembutkan hati istri hamba ya Allah.." gumammya dengan kedua mata terpejam.

*****

Rama dan istri serta anaknya sedang liburan dirumah Bunda Naya, bude yang sudah ia anggap orang tua nya sendiri.

Ia mendengar suara notifikasi dan membukanya.

Disana ada sebuah pesan dari Fahri memberitahu nya untuk bertemu siang ini juga.

"Al... " Panggil Rama.

"Kenapa mas nyari Alya?" Tanya istri Rama yang ada disebelahnya, namun Fahri hanya menampilkan senyum yang penuh arti.

"Ada apa mas?" Jawab Alya baru datang dari arah dapur.

"Siap-siap kamu, sekalian dandain Abrar"

Alya dan istri Rama terheran-heran. Emang mau ngapain. Batinnya.

"Maksud mas Rama?" Tanya Alya akhirnya dengan wajah penasaran.

Rama terkekeh "Udah dandan yang cantik, kita jalan-jalan,. Sana ndak usah banyak tanya"

Alya yang masih dipenuhi rasa penasaranpun, akhirnya memilih berlalu menuruti perintah Rama.

"Mau kemana mas?" Tanya istrinya yang dari tadi sudah penasaran.

Rama tersenyum geli "Kita ketemuan sama gus Fahri bun, gus Fahri ngajak ketemu"

Istri Rama terbengong "Lho jadi mas beneran jodohin Alya sama gus Fahri itu?"

Rama mengangguk mantap.

"Alya nya tahu sama gus Fahri nya?"

Rama tampak berpikir sesaat sebelum menjawab "Kalau Alya nya kan sudah tahu bun, kalau gus Fahri kayaknya masih belum peka. Makanya hari ini mas mau to the point saja sama beliau"

With You GUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang