Oca sampai didepan pagar rumahnya, terlihatnya pintu utama rumahnya terbuka. Menandakan memang ada orang diruang depan. Dia berlari kecil agar segera sampai ketujuan.
"Umi..." Panggilnya dengan kepala menyembul dari balik pintu. Seketika hatinya merasa lega ketika melihat umi dan abinya baik-baik saja dirumah.
Umi yang sedang berbicara dengan abi nya pun menengokkan kepalanya kearah depan seraya menggeleng.
"Astagfirullah, udah dikasih tau. Kalau datang itu ucap salam, bukan manggil umi-umi aja!" Protes Umi.
Oca tersenyum nyengir mendekati umi dan abinya "Maaf lupa Assalamualaikum..." Ucap Oca sembari menyalami kedua tangan orang tuanya.
Kemudian Oca mendaratkan bokongnya disebelah Umi "Oca kan panik dapet telpon langsung disuruh pulang, takutnya kan ada apose-apose dirumah ini gitcuuuuu"
Abi yang melihat kelakuan anak bungsunya yang bahkan sudah bersuami itu hanya menggelengkan kepala.
Semoga Fahri sabar batin Abi.
"Emang ada apaan sih mi?"
Umi beralih menatap Oca "Kamu belum dikabarin suamimu?"
Oca yang tangannya hendak mengambil sepotong kue pun menoleh ke arah Umi dengan alis terangkat.
"Maksud umi?"
Dirinya kemudian menenggak tubuhnya, "Tunggu, tunggu. Gus Fahri kenapa? Dia mau kawin lagi ?"
Jangan-jangan gara-gara gue minta mobil nih dia mau cerein gue?!
Umi menghembuskan nafas jengah "Astagfirullah Oca, gus Fahri gak ada ngabarin kamu kalau nenek nya meninggal ?"
Oca yang masih mencerna omongan umi seketika menggeleng paham. "Enggak ada tuh" Ucapnya seraya menjilati jarinya yang terkena lelehan cokelat dari kue yang tadi diambilnya.
Uminya kini menatap serius kearah Oca "Abi dapet kabar kalau neneknya gus Fahri baru meninggal tadi pagi, mungkin suamimu belum sempet ngasih kabar"
"Innalillahi wainna illaihi rojiun" Ucap Oca.
"Bisa-bisanya lagi mikir suamimu mau nikah lagi, Oca.. Oca"
Abi yang mendengar ucapan umi hanya terkekeh pelan.
"Ya siapa tau kan,gus Fahri ngerasa gak cocok secara gus Fahri sama Oca kan beda generasi, dia di zaman purba , Oca dizaman modern" sontak ucapan itu mendapat pelototan tajam dari abinya.
"Abi tidak mengajarkan kamu berbicara tidak sopan seperti itu!"
Nyali Oca langsung menciut membuat dia diam seribu bahasa.
Salah ngomong lagi lo mulut!
Perasaan lo mulut tiap hari gue bawa sekolah tapi ghibahnya lancar bener!"Raisa sudah sampai mana mi?" Kali ini abinya yang bertanya.
Uminya membuka ponselnya sekilas kemudian menutup lagi "Masih ditol bi,"
Mau ada apa sih?!
Gue mau tanya tapi takut salah ngomong lagi !"Ca, siap-siap gih, siapin baju buat ke Surabaya" Umi kemudian menengokan tubuhnya kearah Oca.
"Maksud umi kita kesana?"
"Iya sayang, masa kita gak kesana. Kak Raisa juga ikut, sekarang lagi dijalan. Kita kesana nya naik mobil aja, kata abi biar nanti pulangnya sekalian nanti mampir ke Jogja dulu ke rumah tante Rumi"
"Tapi kalau disekolah ada pemberitahuan apapun gimana?"
Umi menghembuskan nafas panjang, bisa-bisanya Oca membuat beberapa alasan agar tidak ikut.Umi sangat tahu akal-akalan Oca.
KAMU SEDANG MEMBACA
With You GUS
Spiritual"Kenapa harus Ocha abi? Kenapa tidak kak Raisa aja?" Marissya Arlista "Saya jatuh cinta saat pertama bertemu denganmu dek" Fahri Alfreza