Siapkan mental untuk part ini,.
****
Saat selesai shalat, Pakde melempar sorbannya setelah diberitahu oleh salah satu santri kalau ada anak ular kobra yang terlihat tersangkut disorban Pakde.
"Ular ? Kok iso, nyangkut di sorban" Tanya Fahri tidak mengerti, bagaimana bisa seekor ular harus tersangkut disorban. Perlahan Fahri mendekat kearah sorban Pakde yang tergeletak dilantai mesjid.
"Hati-hati gus" Ucap salah satu santri. Dan salah satu santri yang bertubuh gempal menyodorkan sebuah tongkat kearah Fahri.
"Ini gus, pakai tongkat"
Fahri mengambil tongkat yang disodorkan santri bertubuh gemuk itu. Dia berjalan pelan mendekati sorban Pakde.
"Hati-hati gus, ular kobra biasanya suka menyemburkan bisa" Timpal Ustadz Afif.
"Tapi ularnya keliatan sudah mati ustadz" Sahut santri yang tadi melihat.
"Pakde memang habis dari mana? Kenapa iso ada ular?" Tanya Bagas.
Pakde yang berdiri dekat abah Umar menoleh "Ndak dari mana-mana, wong habis ngambil wudhu di ndalem"
Fahri sudah berhasil membuka sorban Pakde, dia menekan-nekan ular hitam yang terasa kaku dan kenyal dengan tongkat tadi.
"Itu betul ular mas?" Tanya Abah.
Fahri menanggkat kepalanya "Ck, punya anakmu ini Gas, ular karet" Fahri mengambil ular itu, dan ia sodorkan kesantri yang tadi heboh.
"Ini pegang" titah Fahri. Semua yang disana tertawa.
"Oalaaaah ularnya Kia iku.." Kekeh Abah.
Ustadz Afif menggeleng "Kenopo iso ada disorban Pak yai" Ucapnya dengan tertawa.
Bagas lalu ikut tertawa "Yo paling dilempar Kia tadz, usianya semakin aktif sekarang" Jawab Bagas disela tawanya.
"Anakmu bikin heboh" Kekeh Abah lagi sambil menepuk pundak Bagas.
****
"Assalamualaikum" Fahri masuk kedalam rumah, melihat Arum sedang menyuapi Kia.
"Waalaikumsalam" Jawab Arum,.
"Mbak Mu kemana?" Tanya Fahri, dia tidak melihat keberadaan Oca disana. Biasanya saat di ndalem, Oca selalu menempel dengan Arum, karena memang disana ia tidak mempunyai teman.
Arum melirik sekilas kearah kamar Fahri "Dikamar kayaknya mas, tadi habis makan rujak masuk kamar"
"Rujak apa?"
"Itu,.. rujak buah, beli didepan-- Oh ya mas kata mas Bagas, tadi sorban Pakde kena lempar ular sama Kia?" Tanya Arum tertawa.
Fahri terkekeh mengangguk "Nggeh, bikin geger"
"Ehehhe mamam" Sahut Kia seraya menunjukan dua gigi kelincinya.
Arum yang masih tertawa mengalihkan netranya kepada Kia "Oh mau mamam lagi, nggeh? Habis lempar ular ke sorban eyang, Kia cape iya?" Tanya Arum lembut, lalu menyuapkan MPASI kepada Kia.
Fahri tersenyum geleng-geleng sambil menatap teduh adik dan keponakannya. Sebentar lagi, dia juga akan mempunyai anak sendiri. Yang entah mirip dirinya atau mirip Oca, tapi semoga kelakuan absurd istrinya tidak menurun kepada anaknya kelak.
Rasanya masih tidak percaya, kalau Oca tengah mengandung anaknya, darah dagingnya hasil buah cinta mereka berdua. Tak terasa kedua sudut bibirnya semakin tertarik keatas.
Setelah puas memandang kedua orang itu, Fahri melangkahkan kakinya kesebuah pintu kamar yang bercat hitam.
Ceklek!
KAMU SEDANG MEMBACA
With You GUS
Spiritual"Kenapa harus Ocha abi? Kenapa tidak kak Raisa aja?" Marissya Arlista "Saya jatuh cinta saat pertama bertemu denganmu dek" Fahri Alfreza