96

50.3K 4K 819
                                    

Fahri kelimpungan mencari keberadaan reognya, dia menelfon Manda dan teman-teman Oca yang lain, tapi istrinya tidak ada disana.

Fahri membelokan motornya ke arah pondok, siapa tahu, istrinya kesana. Ia turun dari motor dengan tergesa.

"Assalamualaikum" Ucap Fahri.

Disana sudah ada abah Umar, Umah Sifa, dan Bagas. Ketiganya menoleh "Waalaikumsalam warrahmatullah"

"Mas.." Ucap Abah.

"Nak Oca ndak ikut mas?" Timpal umah.

Tubah Fahri menegang, istrinya ternyata tidak ada disana, dia belum siap untuk menanyakan keberadaan Oca, tidak ingin umahnya sedih mendengar masalah rumah tangganya, biar dia berusaha dulu untuk mencari keberadaan istrinya.

"Mas..." Panggil abah lagi melihat Fahri yang mematung.

"O-oh ndak abah, umah, ini saya mampir sebentar sebelum jemput dek Oca" Jawab Fahri membuat abah dan umah mengangguk paham, mereka pikir menantunya masih berada di kampus.

Setelahnya, Fahri berpamitan, ia kembali membawa motornya mengelilingi jalanan.

"Sayang dimana? Mas minta maaf, mas salah sudah diamin adek" gumam Fahri. Wajahnya benar-benar kacau, ia bahkan menangis sambil mengendarai motor.

Ya Allah dimana istri hamba...

Ya Allah maafkan hamba, belum bisa jadi suami yang baik untuk istri hamba..

Fahri terus berusaha menelfon Oca, namun ponsel istrinya tidak bisa di hubungi. Dia bahkan mengabaikan rasa lapar perutnya.

****

Oca mengusap kasar air matanya yang terus keluar "Sakit, gak di anggap begini hiksss, ujung-ujungnya juga gue yang salah hiksss "

Dia yang tidak bisa menahan laparnya, mendorong pelan pintu lemari pakaiannya, kepalanya menyembul hati-hati, takut ketahuan oleh Fahri.

Saat dirasa aman, Oca perlahan keluar dari dalam lemari, tubuhnya terasa pegal karena terus meringkuk di dalam. Dia merengganggkan tangannya sebentar.

Oca berjalan menuju meja rias, menatap pantulan dirinya di cermin "Gilaa serem banget mata gue" Ucapnya sambil memperhatikan matanya yang sembab.

Setelah puas menatap wajahnya sendiri, Oca dengan hati-hati berjalan mengendap ke bawah untuk mengambil makanan yang ia simpan di dalam kulkas.

Suasana rumah yang begitu sepi membuat Oca mengeryitkan keningnya "Kemane tuh orang,.. bener-bener gak ada itikad baiknya bujuk gue"

Bodo amat dengan keberadaan Fahri, Oca memilih mendekat ke arah kulkas, ia mengambil beberapa buah pear, roti, snack dan bolu sebagai amunisi di tempat persembunyiannya.

Dia kembali ke lantai atas dengan memeluk barang bawaanya tak lupa air minum, bisa-bisa seret kan habis makan gak minum. Dia kembali masuk ke dalam lemari pakaiannya yang ada disebelah lemari pakaian Fahri.

Saat waktu sudah adzan magrib, Fahri kembali ke rumah dengan keadaan kacau, kakinya bahkan sampai tersandung pijakan tangga karena saking tidak fokusnya. Matanya memburam rakut di tinggal sang reog.

Rumah begitu sepi, lampu-lampu masih padam, Fahri menekan saklar lampu kamar, suasana kamar yang hening.

Allahu akbar..

Allahu akbar..

Fahri belum tau keberadaan istrinya dimana, dia tidak menyangka akan sekacau ini di tinggal istrinya.

Saat akan melangkah ke kamar mandi, Fahri melirik sekilas ke kerumunan semut yang telihat akan masuk kedalam lemari.

Fahri mengabaikan itu, ia memilih untuk berwudhu dan melaksanakan shalat magrib, sebelum kembali mencari keberadaan Oca.

With You GUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang