Setelah hal konyol yang Oca lalukan diatas, Oca dan Fahri berjalan menuruni tangga menuju meja makan.
Melihat makanan yang tersaji diatas meja membuat mata Oca berbinar.
"Wah.. banyaknye makanan, ada ayam goreng.. sedapnye.. betul..betul..betul.." Ucapnya meniru suara upin ipin, Fahri yang sedang menuang air hanya menggeleng.
Fahri meletakan segelas air minum terisi penuh.
"Kok cuma satu minumnya?"
Fahri mendelik, sudah diambilin bukannya terima kasih, malah protes. "Biar romantis seperti anjuran Rasulullah, minum segelas berdua"
"Ummmm to twiiiiittttt" Jawab Oca genit.
Fahri menarik kursi lalu mendudukan tubuh Oca, diikuti dirinya duduk disebelah Oca.
"Suapin saya !" Ujar Fahri membuat Oca menoleh.
Memgeryit heran "Tangan gus kemana?"
"Apa? Ini tangan saya emang kemana?" Fahri menunjukan dua tangannya kepada Oca.
"Oooooooh , kirain Oca di gadein tangannya apa ilang gitu makannya kok pengen disuapin"
Fahri membelalak "Sembarangan kamu, ini juga bent--
"Tau.. tau..biar romantis sesuai anjaran Rasullullah SAW !!" Sewot Oca.
Fahri terkekeh lalu mengelus lembut pipi istrinya.
Oca menyuapkan sesuap penuh makanan kemulut Fahri dengan tangannya.
"Aaaa buka mulutnya.. ini pesawatnya datang aaaa...."
Oca membawa suapan itu seraya meliuk-liukan dulu seperti sedang menyuapi anak membuat Fahri terbengong heran.
Ada-ada saja kelakuannya batin Fahri.
"Yang bener dek!"
Oca mencibir lalu memasukan suapan itu kedalam mulut Fahri. Semakin kesini kesengklekan istrinya terlihat semakin parah.
"Kamu hari senin sudah mulai ospek, jangan pecicilan, jangan deket-deket laki-laki. Awas saja kalau berani!!"
"Kalau berani mau apaaaaa?" Goda Oca membuat Fahri geram.
"Saya seret pulang kamu!!"
****
Alya masih berada dihadapan Arum
"JANGAN GILA KAMU AL !! Kamu gak lihat istrinya mas Fahri kelakuannya bagaimana? Yakin kamu kuat mental?!"
Alya menatap nanar Arum "Bantu sekali saja Rum, gus Fahri harus tau perasaanku. Aku sudah lelah memendamnya sendiri"
"Ya Allah Al.. sadar... kamu tuh harus sadar !! Kamu tidak mengambil pelajaran dari pernikahan sebelum nya. Oke mungkin pernikahan kamu disetujui oleh istri pertamanya ayah Abrar, tapi kamu tau gak kesakitan hati istrinya melihat suaminya menikah lagi ???! Coba posisikan diri kamu disana Al !! Meskipun kamu sahabat aku, tapi aku gak bisa bantu kamu, apalagi sampai menyangkut kehancuran rumah tangga kakak ku sendiri Al !!"
Alya semakin terisak, kata-kata dari Arum sedikit menyentuh hatinya. Dia sadar obsesinya terhadap Fahri sangat besar, semua ini gara-gara yang selalu memberinya harapan.
"Diluar sana masih banyak laki-laki lajang Al, jangan selalu menuruti nafsu sesaat kamu !! Aku permisi Al, semoga kamu bisa mengambil hikmah dari kejadian ini!"
Arum bangkit, berjalan meninggalkan Alya yanh masih terisak dilantai. Alya hanya menatap nanar punggung Arum yang perlahan menghilang dari penglihatannya. Untung rumahnya Alya sedang sepi, karena bunda Naya dan Abrar tengah berada di tempat saudaranya yang sedang melangsungkan acara hajatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
With You GUS
Spiritual"Kenapa harus Ocha abi? Kenapa tidak kak Raisa aja?" Marissya Arlista "Saya jatuh cinta saat pertama bertemu denganmu dek" Fahri Alfreza