"Tolooong... gus!! Hidung saya juga panas!!"
Bagas, Fahri dan Ibrahim sontak berdiri.
"Ya Allah, kok iso..." Ucap Bagas, tidak paham bagaimana bisa ini bisa terjadi.
"Ya Allah oli ini mas" tunjuk Bagas memberitahu Fahri dan Ibrahim.
Fahri dan Ibrahim ikutan mendekatkan wajahnya kepada wajah gus Yazid.
"Kenapa bisa" tanya Fahri terheran.
"Saya ndak bisa buka mata ini, bagaimana.. haduuh hidung saya mana panas" adu Gus Yazid dengan wajah yang sudah terlihat seperti tentara yang sedang melakukan penyamaran.
Fahri mengambil air yang ada diatas meja, "Ini-ini coba cuci matanya pakai air" titah Fahri, membuat tangan gus Yazid meraba dan mencari-cari gelas itu.
Mata Bagas menangkap biji cabe yang menempel dihidung gus Yazid.
Kenapa bisa biji cabe ada disapu tangan gus Yazid, ? Batin Bagas dan Ibrahim tidak paham.
"Gus Ibra tolong bantu mas!!" Titahnya karena rasa perih dan panas dihidung semakin tidak membuatnya fokus. Gus Ibarhim mendekat lalu mengambil gelas yang ada ditangan Fahri, ia tumpahkan ke telapak tangan gus Yazid, kemudian diUsapkan kekelopak mata yang tertutup.
Namun entah bodoh atau bagaimana, gus Yazid kembali mengelap matanyanya dengan sapu tangan tadi. Hingga matanya kembali tak bisa terbuka.
"Astagfirullah" pekiknya kembali.
"Kenapa dilap lagi pakai itu gus?" Tanya Ibrahim tak paham.
"Saya lupa haduuuh" rintihnya.
"Tolong gus !! Ibrahim tolong ikatin rambut mas !! Gerah tolong Ibra !!" Titahnya lagi dengan mata masih tertutup rapat, dan hidung teras semakin panas.
Ibrahim dengan patuh berjalan kebelakang kursi "Mana ikat rambutnya mas?"
Gus Yazid menunjuk saku gamisnya "Ini, ambil didalam sini" tangan gus Ibrahim merogoh saku gamis gus Yazid, sehingga bau sambal itu tanpa bisa dicegah menempel ditangan gus Ibrahim dan kerambut gus Yazid.
Gus Yazid melepaskan peci tingginya. Rambut sebahunya, tengah dirapikan oleh gus Ibarahim, dia kumpulkan digenggamannya lalu dia ikat keatas seperti perempuan.
"Jangan tinggi-tinggi ikatnya gus!!"
"Oh nggeh, segini?" Tanya Ibrahim dan di angguki Gus Yazid.
Bagas dan Fahri hanya melongo saja, ini sebenarnya sedang main salon-salonan apa bagaimana, mana wajah gus yazid sudah memghitam dan banyak biji cabe.
Malah ngurusin rambut..batin Bagas.
"Haduuuh makin panas hidung saya gus!!"
"Sudah gus" Ucap Ibra memberitahu Yazid, kalau rambutnya sudah selesai diikat tinggi.
Fahri mengambil sapu tangan Yazid yang tergelatak dimeja, ia perlahan membukanya dengan sedikit cubitan kecil.
Matanya membelalak, melihat kain lap berwarna hitam itu dipenuhi oleh biji-biji cabe dan ada juga duri ikan disana.
Fahri melirik Bagas, menunjuk lap yang diatas meja.
"Kenapa gus?" Tanya Ibarahim penasaran.
"Kok sapu tangannya banyak biji cabai sama duri ikan?"
"Haduuuuh tolooong gussss, saya ndak kuat!!!" Geram Yazid membuat Bagas dan Ibarahim membantu gus Yazid berdiri.
"Kita ke ndalem saja gus" Sahut Bagas dan diangguki Ibrahim, mereka berdua lalu membantu menuntun Gus Yazid untuk berjalan menuju ndalem.
KAMU SEDANG MEMBACA
With You GUS
Spiritual"Kenapa harus Ocha abi? Kenapa tidak kak Raisa aja?" Marissya Arlista "Saya jatuh cinta saat pertama bertemu denganmu dek" Fahri Alfreza