"Tarik nafas nya bu..."
Heeemmptt...
"Keluarkaaan!"
Huuuuuh...
"Iya, terus seperti itu..!"
"Lanjut tarik nafas lagi bu...!"
"Bu.. hey, bangun bu !!"
"Sadar bu, ya Allah.. anaknya sudah keliatan kepalanya, bu.. jangan tidur dulu !!"
"Eeenggghhhh..."
"Bu.. lanjutkan ngedennya, ayo saya bantu satu.. itu kepala anaknya sudah terlihat.. dua... "
"Enggghhhh...."
"Tekuk lagi kakinya jangan di lurusin !!"
Oca kembali menekukan kaki Fahri yang terbungkus sarung. Fahri mengerjap-erjapkan matanya menatap Oca yang sedang jongkok di hadapannya.
"Kamu ngapain ?" Tanya nya dengan suara serak dan kepala sedikit terangkat.
Oca menggeleng dengan bibir di lipat ke dalam. Dia masih duduk di depan Fahri.
"Tadi tekuk kakinya, gimana toh"
"Hahaha, abis mas Fahri tidurnya kaki di tekuk, ya Oca kira mau lahiran gitu"
Reflek mata Fahri membola, dia pikir dirinya pria jadi-jadian atau apa. Langsung saja Fahri menegakan tubuhnya hingga berhadapan dengan Oca.
"Sembarangan kamu, kamu pikir mas apaan!" Kedua tangan membawa Oca kedalam pelukannya.
"Hahhaa.. ampun, Oca becanda !"
Cup!
Cup!
Cup!
Cup!
"Haha---- emppptttt" Fahri melumat lama bibir istrinya. Oca mendorong sekuat tenaga dada Fahri agar terlepas.
"Kenapa ? Mau lagi ?" Tanya Fahri menyeringai.
Oca masih mengatur nafasnya akibat ciuman brutal Fahri. Dia mengusap kasar bibirnya.
"Gak mau dih, bau jigong !!!"
"Tapi enak kan anak manis ?" Fahri bertanya dengan jempolnya mengelus bibir Oca membuat Oca bergidik ngeri.
"Diiih berasa jadi sugar babby Oca! Mas !! Jangan gitu Oca ngeriiii--- hahhaa ampun papa gula meraaaah"
Fahri menghentikan duselan jambangnya membuat yang Oca kegelian. Fahri mengangkat wajahnya menatap Oca dengan dahi mengerut.
"Papa apa tadi ?"
Oca masih tersenyum geli menatap Fahri "Papa gula merah"
"Kenapa harus papa gula merah ? Saya disamain sama gula ?"
"Hahaha, kalo papa gula putih boong banget, dosa Oca jadinya, kulit mas mana ada putih-putih nya kek Oca, nih coba bandingin" Oca mengambil tangan Fahri dan mendekatkan dengan tangannya.
Kulit Fahri memang putih, tapi tidak seputih warna kulit Oca.
"Beda kan?" Tanya Oca dengan nada mengejek.
Fahri tersenyum menyeringai "Warna kulit tidak jadi masalah, saya sudah dapat istri cantik kaya kamu"
Oca reflek memukul dada Fahri karena malu. Fahri tertawa keras melihat wajah salah tingkah istrinya yang begitu cantik.
*****
Beberapa hari setelahnya, Keluarga ndalem tengah berada di rumah Paklek yang sedang melangsungkan acara lamaran keponakan Paklek Bayu yang bernama Azizah.
KAMU SEDANG MEMBACA
With You GUS
Spiritual"Kenapa harus Ocha abi? Kenapa tidak kak Raisa aja?" Marissya Arlista "Saya jatuh cinta saat pertama bertemu denganmu dek" Fahri Alfreza