Selama diperjalanan tak hentinya Fahri menggenggam tangan istrinya, Oca tidak banyak pecicilan, terlihat lebih banyak diam membiarkan Fahri melakukan apapun yang dia mau.
Setelah sampai di Bandara Surabaya, Fahri dan Oca sudah ditunggu oleh seseorang yang ditugaskan untuk menjemputnya.
"Assalamualaikum gus" Ucap seorang laki-laki yang sudah berdiri menunggu Fahri diruang kedatangan.
"Waalaikumsalam mas" Fahri berucap sambil menyalami tangan lelaki itu.
"Sudah dari tadi mas?"
Lelaki itu tersenyum "Ndak gus, baru sekitar dua puluh menitan, sini gus tak bawain bawaannya"
Fahri mengangguk dan berterima kasih. Mereka berjalan kemudian dan Fahri yang terus menggenggam tangan Oca.
Fahri membukakan pintu penumpang untuk istrinya "Mas didepan ya duduk nya sama mas Deri" Ucap Fahri dan dibalas anggukan oleh Oca.
Mobil pun melaju membelah jalanan surabaya,. Didalam mobil hanya didominasi oleh obrolan Fahri dan lelaki yang menjeputnya.
"Langsung ke ndalem dulu saja mas" Perintah Fahri.
"Oh enggih gus, saya kira mau langsung ke rumah gus dulu"
Fahri menggeleng dan tersenyum tipis "Ndak, umah dan abah sudah nunggu mas".
Sementara Oca yang duduk dikursi belakang hanya menyandarkan kepalanya dipintu mobil dengan mata yang menyapu seluruh penjuru jalanan kota Surabaya. Fahri sesekali melirik istrinya ke belakang.
Mobil yang membawa Oca dan Fahri pun sudah memasuki halaman pondok Pesantren, mas Deri yang memarkirkan mobil nya tepat dihalaman depan ndalem.
Pintu rumah sudah terlihat terbuka lebar, dan terlihat seorang wanita paruh baya berjalan terpogoh-pogoh keluar dari dalam rumah.
Fahri menoleh kebelakang tersenyum lembut kearah Oca "Sudah sampai dek, ayo turun. Itu umah sudah nunggu"
Oca mengangguk samar seraya menuruti perintah Fahri membuka pintu penumpang mobilnya.
Fahri dan Oca kemudian menghampiri Umah Sifa yang sudah berdiri diambang pintu dengan senyum yang mengembang diwajahnya yang terlihat sudah berkeriput.
"Assalamualaikum Umah"
"Waalaikumsalam warrahmatullah, ya Allah nduk.. Alhamdulillah sudah sampai" Setelah menyalami Umah, ia pun dirangkul oleh mertuanya.
Umah Sifa mengurai pelukannya, sementara kedua tangan Oca kini digenggam Umah Sifa.
"Masya Allah semakin cantik saja nduk, abi dan umi sehat nak?" Ucap Umah Sifa.
Oca tersenyum "Alhamdulillah sehat Umah"
Umah tersenyum dan mengangguk paham,.
"Abah dimana ya Umah?" Fahri bertanya.
"Abah di pondok, tadi ada sedikit urusan, ayo masuk Umah sudah masak banyak"
Umah menggandeng Oca menuju kedalam rumah diikuti Fahri yang mengekor dibelakang ,membuat Oca merasa sungkan.
Fahri meletakan beberapa bawaan untuk Keluarga ndalem,. "Apa ada masalah di Pondok Umah?" Tanya Fahri.
Umah dan Oca menoleh "Ndak mas, abah hanya sedang mengecek persiapan untuk acara perpisahan santri to mas"
Fahri seakan teringat "Astagfirullah, saya lupa Umah" kekeh Fahri.
Ckk dah biasaa..!!
Maklum faktor U kan Om.."Nanti saya kesana juga Umah,"
"Yowis, ndak apa-apa. Sudah makan dulu nggih, hari ini menginap disini saja ya nduk istirahat"
KAMU SEDANG MEMBACA
With You GUS
Spiritual"Kenapa harus Ocha abi? Kenapa tidak kak Raisa aja?" Marissya Arlista "Saya jatuh cinta saat pertama bertemu denganmu dek" Fahri Alfreza