"Siapa mbak?" Arum bertanya setelah tawanya mereda.
"Ada-ada saja, pakai punggung bolong segala" Kekeh umah.
Oca masih ngemper di lantai karena tawanya yang tak bisa berhenti "Oca gak tau, pas nengok belakang aja tuh punggungnya kok gitu.. di liat-liat kok ada bekas kerokan hahaha"
"Punggung siapa bekas kerokan ?" Seru Fahri yang baru datang dari mesjid.
Oca terjengkit kaget, dirinya takut-takut untuk menengok ke arah Fahri yang memilih mendudukan tubuhnya di kursi yang ada di sana.
"Siapa yang punggungnya ada bekas kerokan dek?" Ulang Fahri kepada Oca.
"Tadi yang jum'atan, mas ndak tahu?" Sela Arum dan di balas gelengan oleh Fahri.
"Ndak"
"Yo wis, ra sah di perpanjang" Tegur Umah mengalihkan pembicaraan lalu melirik Oca yang menjadi diam seribu bahasa "Nduk, nanti acara 4 bulanan. Umi sama abi sudah di kasih tau belum ?"
"Udah, kak Raisa juga mau ikut katanya"
"Alhamdulillah, kemarin umah ta telfon, umi cerita, Abi baru buka cabang baru, Alhamdulillah sukses nggeh usahane"
Oca tersenyum mengangguk "Iya umah"
Setelah memutuskan, kedunya memilih untuk menginap di ndalem, karena abah Umar merasa tak enak badan.
"Mas.." Panggil Oca yang sedang rebahan di paha Fahri, sementara Fahri fokus menatap layar laptop.
"Dalem sayang"
"Emm, tadi kata mba Arum juga, katanya bayi itu gak jelas wajahnya, rubah-rubah kaya mukanya si Lucinta gue" Oca mendongak melihat respon Fahri.
Fahri mengeryit menghentikan aktivitasnya "Maksudnya?"
"Iya si Lucinta gue kan mukanya rubah-rubah.."
Fahri mendengus tak paham "Yang jelas dek, kalau bicara"
"Hmm.. tapi pasti mirip salah satunya, apalagi gen ayah lebih besar dek" Lanjut Fahri
Oca berdecak sebal, dia takut kalau suatu saat nanti anaknya lahir dan tidak triplekan Fahri, dirinya takut di tuduh yang macam-macam oleh suami hotnya itu, suami kolot dan si tukang cemburuan.
"Ck, so tau, ya terserah Allah lah, mau mirip siapa juga, kita cuma mencetak biar Allah yang menentukan.. Ceileeeh gue bahasanya" Katanya sendiri di iringi tawa geli, Fahri hanya geleng-geleng menarik sudut bibirnya.
"Kata mba Arum, Kia juga katanya dulu beda bingit malah mirip mas Bagas, tapi liat sekarang? Mirip siapa coba?"
Fahri mengerutkan dahi "Mirip Arum"
"Nah itu, terus nih si Aidan aselole dulu mirip Roy Kiyosi, eh pas gede mirip Roy Suryo,. Tapi gak ada tuh Kak Rafi mikir aneh-aneh"
Seketika tawa Fahri menggelegar mendengar kata-kata yang keluar dari mulut istrinya "Hahaha ada-ada saja kamu ini"
"Mas jangan nuduh Oca yang nggak-nggak ya kalo entar baby gemoy lahir mukanya gak mirip mas.. Awas kalo entar malah mikirnya 'Kamu mikirin cowok lain ya makanya muka nya gak mirip mas' awas aja kalo entar otaknya gesrek begitu"
"Hmmm..." Fahri seperti tertohok dengan ucapan Oca.
"Hmm.. hmm.." cibir Oca "Awas ah, Oca mau skincare an"
Fahri menganggkat sebelah tangannya, saat Oca bangun dari pahanya. Dia turun lalu duduk di depan meja rias.
Tangannya membuka pouch yang berisi perlengkapan make up. Ia memilih satu persatu jenis yang akan di pakainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
With You GUS
Spiritual"Kenapa harus Ocha abi? Kenapa tidak kak Raisa aja?" Marissya Arlista "Saya jatuh cinta saat pertama bertemu denganmu dek" Fahri Alfreza