61

56K 4.5K 426
                                    

Sorry ya gaes, hari ini otakku lagi tidack waras🙏

****
"Kamu---" geram Fahri setelah kesadarannya terkumpul penuh. Suasana kamar yang remang-remang karena ada sedikit pantulan cahaya dari jendela membuat tawa Oca meledak ketika melihat raut cengo Fahri.

Tangan Fahri lalu menggelitiki pinggang Oca hingga Oca berbaring "U-udah hahaha... geli..." Oca berusaha menjauhkan tangan Fahri.

"Ampuuun mas..hahhaha"

"Kebiasaan iseng kamu"

Oca berhasil menghentikan gelitikan Fahri di pinggangnya, dengan nafas terengah dan sedikit air mata yang keluar ia memandang Fahri "Mas!! Nyalain lagi lilinnya keburu makin gelap!"

"Kenapa dinyalakan? Gelap juga tidak apa-apa, bukannya kamu suka" bisik Fahri sensual.

Oca memukul pundak Fahri yang keras "Dih.. kalo ngomong suka bener" celetuk Oca membuat Fahri tertawa.

"Hahaha" tawanya menguar seraya memecet hidung minimalis istrinya.

Fahri bangkit dari atas tubuh Oca, "Mau kemana?" Cekal Oca yang melihat Fahri akan turun dari tempat tidur.

Fahri menoleh dan menaikan sebelah alisnya "Hmm, bukannya kamu suruh nyalain lilin. Nanti giliran kamu yang tiup lilin!" Ledek Fahri.

"Ya maaf bossqueee, lagian kapan lagi dapet surprise, nah... nanti kalo mas beneran ulang tahun dapet surprise kek gitu gak kaget planga plongo gitu, udah pro lah"

Fahri tertawa pelan "Ngomong apa kamu" Ucapanya geleng-geleng.

Fahri berdiri dan membenarkan sarung yang sedikit berantakan.

"Mas sarungnya apa gak kelonggaran itu?"

Fahri kemudian mengetuk pelan kepala Oca "Kalau sarungnya tidak longgar, nanti masukinnya susah, saya seperti buntelan sayang. Paham?" Ucap Fahri menunduk ke arah Oca.

Fahri berdiri lagi setelah mendapat anggukan dari Oca.

"Saya kedapur dulu nyari korek, kamu tunggu atau mau ikut?"

Oca memandang segala penjuru kamar meskipun tak terlihat jelas, lalu bergidik ngeri.

"Dih gak mau, ikut aja, takut si mumun tiba-tiba datang kan ngeriiii.."

Oca menggandeng tangan Fahri seperti akan menyebrang, suasana rumah begitu sepi hanya terdengar suara hujan yang begitu deras beserta suara petir yang kencang.

"Kok sepi?" Bisik Oca.

Fahri masih berjalan dengan tangan yang digandeng Oca dengan erat.

"Lagi pada dikamar"

"Lagi pada ngapain?" Bisik Oca lagi.

Sabaaaarrrrr batin Fahri.

"Ya saya tidak tahu dek--

JDARRR!!!!

"OH MY....." pekik Oca refleks mendengar suara petir yang begitu kencang, Oca melotot seraya memegang dadanya akibat kaget.

Fahri mengelus punggung Oca "Kalau ada petir itu baca do'a, bukan oh my.. oh my.. kamu ini"

Oca mendengus sebal "Ya namanya juga kaget kan refleks, mas aja waktu itu pergi ke rumah si mumun gak cuci muka sama pakai celana langsung pergi gitu aja kan?" Jawaban Oca membuat Fahri meringis dan malu.

"Ehem.. iya, tapi jangan dibiasakan ya sayang" Ah... mengingatkan dan menasehati Oca harus benar-benar penuh kesabaran, kalau dirinya mempunyai stok kesabaran yang tipis mungkin sudah lama dia melambaikan tangan ke kamera tanda menyerah.

With You GUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang