Oca kini sedang berada di dalam cafe dengan Utet setelah mengerjakan tugas kelompok dirumah Yura."Gimana Ca, seminggu lagi nih lo jadi bini.. udah begimana persiapan lo?" Tanya Utet disertai kekehan.
Oca yang menyesap minumannya menatap Utet datar.
"Hufftt...Ambyar mak.... cita-cita gue pingin jadi wanita karier, kerja kantoran pake high heels pake baju kerja..." Ujarnya dengan mata yang menerawang."Belum tahu kan, siapa tau lo juga dibolehin kerja tar... jangan parno dulu deh"
Oca hanya mencebik.
"Doi tuh anak punya pesantren Uteeetttt, ngadain syukuran ngundang usatdz solmet gue kalo dibolehin kerja kantoran, yang ada gue disuruh pake cadar""Ciyeee... doi gak tuh" sahut Utet tertawa ngakak mendengar penuturan sahabat satu-satunya itu. Dia merasa sedih dengan jalan hidup Oca, namun sebagai sahabat dia hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk Oca apapun itu.
*****
"Mas, gimana udah dipersiapkan semuanya? Di cek lagi takutnya ada yang ketinggalan" Ujar Ummah Sifa kepada Fahri.
"Alhamdulillah udah semua ummah,"
"Aduh... deg-degan gak mas, sebentar lagi melepas masa lajang" Goda Arum yang baru keluar dari salah satu kamar di ndalem dan membuat wajah Gus Fahri bersemu merah.
Ummah sifa terkekeh mendengar candaan anak bungsunya "Mas mu jangan digodain terus".
"Oh ya ummah, masih ingat sama Alya kan temen Arum yang dulu pernah mondok disini?" Tanya Arum kepada ummah sifa.
DEG!!
Jantung Fahri berdegup kencang mendengar sebuah nama yang adiknya sebutkan.
"Iya, kenapa? Alya dimana sekarang. Sudah lama ummah tidak bertemu"
"Kemarin Alya ngajak ketemuan sama Arum. Alya sekarang pulang lagi kesini, dia bercerai sama suaminya ummah"
"Ya Allah... Alya sudah ummah anggap anak sendiri.." Lirih ummah merasa prihatin.
"Sudah.. jangan ghibah, do'akan saja yang terbaik untuk nak Alya" Sahut Abah Umar yang kemudian mendudukan dirinya di salah satu kursi di ruang keluarga tersebut.
Gak mungkin batin Fahri.
"Mas , kenapa melamun? Udah gak sabar ya?" Tanya Arum masih dengan nada menggoda.
Fahri kemudian tersadar dari lamunannya dan menatap sinis adik perempuannya itu.
"Bude Arin sama Pade lagi diperjalanan, mungkin sebentar lagi sampai" Ujar Abah Umar.
"Nanti sekitar sorean kita berangkat, siap-siap dari sekarang" sambungnya lagi.
"Enggeh abbah" Jawab Arum.
anggota keluarga yang akan ikut ke Jakarta semuanya diharuskan untuk berkumpul di ndalem karena Rombongan nanti akan berangkat ramai-ramai mengendarai mobil, meskipun tidak semua anggota keluarga ikut karena memang acara yang dilangsungkan pun sederhana mengingat Oca yang masih status bersekolah.
"Oh ya mas, mbak Oca kan masih sekolah, nanti gimana sekolahnya mau pindah kesini saja?" Tanya Arum penasaran.
Gus Fahri pun menoleh ke arah Arum, beliau pun belum tau karena memang belum ada pembahasan tentang itu.
"Nanti mas bicarakan dulu sama dek Oca"
"Ehm mas... mbak Oca nya jangan dibikin hamil dulu ya kasian masih remaja, mungkin juga nanti ingin kuliah"
"Husss kamu ini, tuh liat wajah mas mu udah merah kaya keting rebus" Ujar Umah Sifa, membuat Abbah Umar terkekeh geli.
"Anakmu mana?" Tanya Abah Umar.
"Lagi dibelakang sama Mbak Sari , liatin mbak Sari piket"
Abah hanya manggut-manggut.
*****
"Umiiiii" Oca merengek, dia sekarang berasa lagi bermimpi, sebentar lagi statusnya akan berubah menjadi seorang istri.
"Kenapa hm?" Umi mengelus kepala Oca yang ditutupi hijab.
"Oca takut, Oca kaya belum siap, Oca takut bisa jadi istri yang baik.. Oca lagi mimpi kan Umi?"
Umi kemudian mengelus pipi chubby Oca, memamdangnya dengan tatapan teduh.
"Umi yakin anak umi yang cantik ini tidak akan mengecawakan umi, Oca harus patuh apapun perintah suami selama itu dijalan yang benar, Oca tidak boleh menolak apabila suami Oca nantinya meminta haknya. Pernikahan memang tidak selamanya berjalan mulus nak, akan ada batu kerikil didalamnya, tapi umi yakin Oca pasti bisa menjadi istri yang sholehah untuk Gus Fahri.""Ta-pi umi, Oca be-belum siap hami? Oca masih sekolah ya Allah umi"
Umi terkekeh "Itu nanti bisa Oca diskusikan dengan Gus Fahri, yang terpenting, Oca harus belajar melayani suami Oca"
Tok..tok..tok..
"Umi-- kenapa ini pada melow begini?" Tanya Raisa yang baru masuk ke kamar Oca.
"Diem deh kak!!" Ketus Oca
"Kenapa Kak?" Tanya Umi
"Itu keluarga calon pengantin udah sampe mi.."
"Alhamdulillah," umi kemudian beralih menatap Oca "umi kebawah dulu ya sayang"
Oca hanya mengangguk "Nanti kalo ada Utet suruh ke kamar Oca aja mi !"
"Iya.." Umi kemudian pergi meninggalkan kamar Oca.
"Ciyee.. eheeem"
"APASIH!!! BERISIK KAK!!!!"
"Sttttt jangan teriak-teriak sih dek, tar gus Fahri takut calon istrinya kaya tarzan"
Oca mendelik sini "Reseeee dih kak!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
With You GUS
Spiritual"Kenapa harus Ocha abi? Kenapa tidak kak Raisa aja?" Marissya Arlista "Saya jatuh cinta saat pertama bertemu denganmu dek" Fahri Alfreza