67

52.1K 4.2K 409
                                    

"Ada apa mbak ?" Arum keluar dari kamar karena mendengar rintinhan Oca.

Fahri sedang berkacak pinggang menoleh, lalu Oca , dia terperangah dan mencelos, mukanya sudah merah macam bibir jablay.

MAMPUSSSS KEDENGERAN MBA ARUM...

Arum mendekat karena kedua manusia itu masing tak bergeming.

"Sakit kenapa mbak?"

Fahri menunjuk dengan dagunya ke arah jari Oca yang masih ada didalam mulut buaya karet.

"Kia kalau sudah bawa main buayanya, masukin ke kandang lagi nduk, mbak mu jarinya di gigit"

Oca melotot tajam, Arum masih belum paham hanya mengeryit, melirik buaya karet yang ada di jari Oca, lalu menganga.

Oca melepas buaya itu menyengir, sementara Arum menggigit bibir bawahnya sebisa mungkin menahan tawa yang begitu ingin menyembur.

Ya Allah mbak Oca... batin Arum tertawa.

"Ada opo mas? Kok umah dengar suara ribut-ribut" Umah datang dengan wajah penuh tanya.

Arum menutup mulutnya ,menggeleng.

"Ndak Umah, ndak ada opo-opo" jelas Arum.

"Oalah ta kira ada apa, Nduk, tolong beliin donat di toko nya mbok Jum nggeh" Ucap Umah melirik Arum.

Arum mengangguk "Nggeh Umah"

Arum dan Umah pun keluar, menyisakan Fahri yang menghempaskan tubuhnya disebelah Oca, sebelah tangannya ia rentangnya disandaran kursi belakang Oca.

Oca mendelik lalu mencubit kecil dada Fahri hingga membuatnya mengaduh "Jaharaaaaa !!!!" Kesal Oca.

"Aduuh hahaha"

"Saya ada temen seorang ustadz, pasiennya sudah banyak, beliau sering merukiyah. kamu mau kesana ? Siapa tahu jin yang kemarin tertinggal"

Oca kembali memebelalakan matanya, menggigit dada Fahri "Awwsss dek--

"Astagfirullah !!" Seorang rewang yang baru masuk langsung menunduk dan mengalihkan pandangannya.

Oca dan Fahri terperanjat, seperti terperngok sedang mesuk saja. Dengan wajah yang semakin merah Nyai ronggeng akhirnya menenggelemkan kepalanya di dada bidang sang pawang.

"Emm ngapunten gus, ning permisi" Ucap rewang dengan canggung, lalu berjalan cepat menuju arah dapur.

Sialaaan... Masa Kualat gue.. udah fitnah buaya yang tak berdosa 😭

Fahri terbahak merangkul Oca "Nakal" ujar Fahri.

"Nanti kalau mau gigit-gigit kalau sudah dikamar, disini banyak orang" bisik Fahri menggoda Oca.

Oca mendongak "Ya iyalah banyak orang kalo banyak hewan ya dikebon binatang !!"

"Hahaha bisa saja kamu" Fahri tertawa lagi.

"Jangan seperti tadi lagi ya,"

Oca mengeryit "Yang mana?" Pura-pura tidak paham.

Fahri menyentil kening Oca "Tadi baru juga masuk kelas, sudah bikin heboh. Bagaimana kalau saya lemah jantung"

Oca berdecak kesal "Asal jangan lemah syahwat !!"

"Husss Kamu ini ! Yang ada kamu uring-uringan tiap hari kalau saya begit--

Oca menutup mulut Fahri, rasa malunya yang tadi saja belum hilang, bagiamana kalau ada orang yang mendengar lagi.

"Orang si hindun nyari masalah, jadi cewek kok lenjeh , spesies macem si hindun dan si mumun itu harus itu harus di tenggelamkan di lumpur lapindo, so cantik padahal muka kek belek kuda begitu jiga dipasar malem banyak" Oca berbicara dengan menggebu-gebu, Fahri hanya mendengar sambil senyum-senyum tidak jelas.

With You GUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang