65

54.4K 4.2K 193
                                    

"Sarapan dulu" titah Fahri ketika melihat Oca yang sudah memakai seragam putih hitam serta kerudung hitam.

Fahri menarik kursi disebelahnya untuk Oca duduki, kurang apa coba Fahri? Begitu meratukan Oca meskipun usinya yang melesat jauh.

"Mas kekampus hari ini gak?" Tanya Oca yang sudah duduk disebelah Fahri.

Fahri menoleh dan mengangguk "Iya, aaaa" Fahri menyendokan nasi goreng dari piringnya untuk ia suapkan ke Nyai hanoman. Oca menerima suapan itu dengan semangat.

Oca mengunyah nasi goreng itu sambil manggut-manggut

"Sebenarnya saya suka nasi gorengnya dengan telur yang anda masak dengan baik, hanya saja nasinya masih terlalu sedikit.. so komposisi nasinya harus lebih banyak." Jeda sesaat, Oca menelan nasi goreng lalu melanjutkan komentarnya lagi.

"Okay.. mengenai piringnya, Saya balik lagi ke piring biar lebih jelas. You know why ? Tolong.. Jangan memakai piring hadiah detergen, karena ya menghancurkan ke estetikan warna nasi goreng,. Hmm itu saja sih komentar saya"

Ucapnya dengan tampang tengil, dan so menjadi Chef Handal.

Fahri yang mendengar hanya melongo saja.

"Ini sepertinya, jin yang waktu itu masuk ditubuh salah satu santri terbawa sama kamu?" Tanya Fahri.

Oca mendongak, menatap Fahri datar tanpa ekpresi apapun, lalu menunjuk telunjuknya ke arah Fahri "SAHA MANEH ???!!! sahaaaaaa maneeeeehhhhhh?"

Bukannya meladeni Nyai nya, Fahri malah mengambil telunjuk Oca yang tengah menunjuknya itu untuk ia gigit gemas.

"Ih mas! Ntar jigongnya nempel !" Kesal Oca seraya menarik jarinya.

Fahri menyentil kening Oca "Sembarangan kamu"

Fahri lalu memasukan lagi sesendok nasi goreng ke mulut Oca, lalu ke mulutnya.

"Eh mas--

"Ditelan dulu, jangan sambil bicara!" Peringat Fahri, bisa-bisa sarapannya menjadi berabad-abad kalau Nyai nya terus mengoceh.

"Itu setannya yang waktu kesurupan orang sunda ? Kok bisa ada di Jawa? Dia meninggal didaerah sini ya mas, apa waktunya meninggalnya kehabisan ongkos pulang?"

Okey! Pertanyaan yang diluar nalar galaksi bimasakti.

"Kenapa tidak kamu tanya sendiri kemarin?"

"Dih, itu mah sebangsa si mumun,.. Oca kan spek malaikat.. Tapi kok bisa anak itu kesurupan mas?"

Fahri mengedikan bahu "Saya tidak tahu"

Fahri menandaskan minum bekas minum Oca.

"Sudah, ayo berangkat, nanti kamu terlambat" Ucap Fahri seraya melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya.

"Oca bawa mobil sendiri kan?"

Fahri memandang remeh "Tidak, kamu ikut saya"

Oca mendengus kesal "Terus kalau nanti mahasiswa mas tau, mas bawa maba.. apa yang mereka pikirkan Romaaa ? Oh paling ntar Oca dikira adeknya Bapak Dosen Fahri"

Fahri berdiri dihadapan Oca "Terlepas dari apapun pemikiran mereka , kamu itu tetap istri saya. Tanpa harus pengumam pun lambat laun pun mereka akan tahu. Apa kamu malu punya suami sudah tua seperti saya?, kalau memang mau berangkat sendiri silahkan jalan kaki, saya tidak ijinin kamu bawa mobil HRV !"

Mata Oca membola, yang benar saja, jarak dari rumah ke kampus cukup jauh, bisa-bisa betisnya yang indah berubah jadi segede talas bogor.

"Ckkk baperrrr gitu aja bapeeeerrrrrrr" Oca melengos melewati Fahri yang masih mematung.

With You GUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang