15

73.4K 4.9K 21
                                    

"Waalaikumsalam warrahmatullah" jawab ke tiga orang itu. Seorang wanita cantik dengan gamis berwarna hitam serta kerudung berwana coklat berdiri sungkan didepan pintu.

"Masuk Zi, ini ada temen kakak"

Wanita itu tersenyum seraya mengangguk, kemudian berlalu kedalam rumah.

Dasar om-om liat yang bening langsung gercep!

"Adek saya itu Ri,"

"Oh iya" Jawab Fahri seadanya.

Oca sungguh merasa terasingkan saat ini, lihatlah tawa menggelar terdengar dari dua makhluk yang berjenis kelamin sama ini, seakan mengabaikan kehadirannya.

obrolan yang tidak ada hentinya, mulai dari hal kecil dan merembet ke hal lainnya. Matanya terus menyapu sekeliling dan terfokus melihat ke arah jam dinding yang terpampang diruang tamu itu.

Nyesel sumpah gue ikut!

Hingga tak terasa dua jam sudah dirinya hanya duduk disamping Fahri tanpa melakukan apa-apa.

"Sudah sore ini ternyata, saya pamit dulu Rid" Ucap Fahri setelah dia melihat jam yang melingkar ditangannya.

"Lho buru-buru Ri.."

"Iya, sudah sore ini, saya tunggu kamu ke Surabaya Rid"

"Haha InsaAllah Ri, kalo ada rejeki. Sukses ya Pak dosen. Mahasiswinya cantik-cantik masa gak ada yang tertarik"

Fahri melirik Oca, seketika Oca membuang pandangan ke arah lain. Kemudian tertawa hambar.

"Kamu juga sukses selalu Rid, Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

Suara kelakson mobil terdengar, mobil yang dikendarai Fahri pun keluar jadi halaman rumah bercat putih itu. Saat satu tangan digunakan memegang setir, sebelah lagi dia gunakan untuk menggenggam tangan yang membuatnya candu.

"Ish, apa sih gus!"

"Kenapa? Jutek banget?"

Oca hanya mengedikan bahunya.

"Nanti lagi ya?" Ucap Fahri dengan mengedipkan sebelah matanya ke arah Oca.

Amit-amit gusti dapet suami kayak gini!

"Dih amit-amit"

"Ngomong apa kamu?" Raut wajah Fahri mendadak berubah, terlihat menyeramkan dari biasanya. Tatapan tajam itu seakan menghunus Oca.

"A-apa?" Lidah Oca mendadak kelu, hanya mengucapkan sepatah katapun dia merasa gugup.

"Saya gak suka kamu bicara seperti itu!"

Oca masih menelaah apa yang terjadi, dia baru menemukan sosok Fahri dalam keadaan seperti ini. Oh mungkin kah mimpi buruknya akan terjadi?

Hanya baru hitungan hari dia menikah, bahkan sudah kehilangan hal yang berharga yang ada didirinya, apa secepat itu dia akan menjadi janda?

Masih dalam keheningan tanpa sadar dia menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Kenapa?" Tanya Fahri menoleh sekilas ke arah Oca.

"Oh nggak"

Setelah itu hanya ada keheningan yang tercipta, tidak ada satu katapun lagi yang keluar dari mulut Fahri. Laki-laki itu sekarang hanya diam membisu.

****

"Bi umi belum pulang?" Tanya Oca yang melihat bi Minah didapur sedang menyiapkan makan malam.

Bi minah menoleh sekilas "Ibu gak pulang neng, tadi nelpon ke rumah waktu eneng keluar sama gus Fahri. Masih ada urusan katanya disana"

With You GUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang