Fahri menggeser tombol hijau dilayar ponselnya kemudian mendekatkan ponsel itu ketelinganya.
"Hallo Assalamualaikum.."
"Waalaikumsalam, emm...maaf gus saya telpon malam-malam"
"Tidak apa-apa, ada perlu apa?"
"Emm... ini gus, saya diperintah untuk minta tanda tangan gus Fahri sama Ustad Faqih.. ini berkasnya ada disaya, besok bisa gus tanda tangan?" Terdengar jawaban yang sedikit terbata-bata dari Alya.
Fahri mengerutkan kening melirik Oca yang sedang memperhatikannya "Ekhm, saya lagi diJakarta, kamu bisa minta tanda tangan sama Bagas. Tidak apa-apa"
Terjadi keheningan sesaat "Hallo..? Kamu dengar saya ?"
Alya tersadar disana " Eh, iya maaf gus. Emm gu-s Fahri lagi ada acara di Jakarta?"
Fahri semakin mengerutkan kedua alisnya, dan membuat Oca si manusia kepo semakin penasaran "Iya.."
"O-oh nggih gus. Saya minta maaf sudah ganggu waktunya gus. Besok saya minta ke gus Bagas saja nggih"
"Nggeh.."
"Eem... kalau begitu saya tutup dulu telponnya gus. Assalamualaikum.."
"Waalaikumsalam warrahmatullah.."
Fahri meletakan kembali ponselnya ketika Alya mengakhiri percakapan ditelponnya.
"Siapa yah?"
Fahri menoleh menatap Oca "Hm.. itu pengurus pondok minta tanda tangan saya"
Oca melongo "AYAH ARTIS ?!" pekiknya membuat Fahri kaget.
"Astagfirullah dek,.." Ucap Fahri sambil mengusap-ngusap telinganya akibat pekikan istrinya.
Oca mengerutkan keningnya menatap wajah Fahri. Menyelidiki wajah itu dengan serius.
Dia artis apaan sih?...
Kok gue gak pernah liat...
"Kenapa..?"
"Ayah beneran artis, penyanyi atau apa?"
Fahri menahan mulutnya untuk tertawa "Kenapa tanya begitu?"
"Itu kata ayah tadi pengurus pondok pada minta tanda tangan"
Fahri tak bisa menahan tawanya "Hahaha... ada-ada aja keajaibanmu sayang.."
Oca mencibir kala mendengar tawa menggelegar dari suaminya. Kemudian Fahri menyentil kening istrinya gemas.
"Tanda tangan buat berkas pesantren. Kalau ada apa-apa harus ada tanda tangan persetujuan dari saya atau Bagas,.atau yang lainnya"
Oca hanya membulatkan mulutnya "Oooh.. kirain ayah sekuter, abis Oca gak pernah liat di tv "
Fahri mengerutkan keningnya "Sekuter? Apa itu ?"
"Sekuter.. selebriti kurang terkenal," Cibir Oca membuat Fahri menggeleng-geleng kepala.
"Bukannya Abah yang punya pesantren nya?" Lanjut Oca.Fahri mengangguk paham "Nggeh memang abah, tapi saya juga bertanggung jawab sebagai pengurus disana" Jelas Oca.
"Ooooh... bulet... Ayah ngajar juga di Pondok?"
Fahri menggeleng "Tidak, saya hanya ngajar dikampus saja"
"Kenapa? Kan ayah anaknya abah Umar"
Fahri berpikir sejenak sebelum menjawab "Cita-cita saya dulu pengen jadi polisi. Abah sempat marah waktu saya menolak kuliah di Kairo, akhirnya dengan modal nekat saya kuliah sendiri. Tidak tau kenapa malah jadi dosen" Ucap Fahri disertai kekehan.
KAMU SEDANG MEMBACA
With You GUS
Spiritual"Kenapa harus Ocha abi? Kenapa tidak kak Raisa aja?" Marissya Arlista "Saya jatuh cinta saat pertama bertemu denganmu dek" Fahri Alfreza