32

58.6K 3.9K 70
                                    

Mata Oca membulat sempurna, ingin mengumpat tapi ia sadar sedang berada dimana. Bisa-bisanya Raisa menuduhnya hamil.

Yang bener ajee..

"Gila lo kak, ya nggak lah! Gue rutin minum itunya kali" Bisik Oca dengan sedikit menggeram kesal.

Raisa tersenyum geli "Ya kakak kan hanya menduga aja" Kekehnya.

"Menduga apa Kak?" Sahut umi.

Sontak Oca dan Raisa gelapan "O-oh nggak mi, ini becanda aja" Jawab Raisa kaku.

"Diem sih ngapa, tar ketauan orang. Malu gue" Gerutu Oca.

Raisa masih tertawa pelan melihat raut cemburut adiknya, memilih diam tidak menggubris kembali ucapan Oca, ditambah sekarang acara pengajian sudah dimulai.

Semua orang kini tengah khidmat mengaji dan membaca do'a termasuk Oca yang mulutnya ikut komat kamit, meskipun tak henti dari tadi menguap.

Anjir ni mata -_-

Umi melirik heran putri bungsunya, "Kamu ngantuk dek?"

Oca mendongak dan menyengir "Hehe dikit mi"

Umi berdecak dan menggeleng heran. Biasa tidur suka larut, ini baru jam delapan sudah nguap begitu. Heran umi.

Acara pengajian telah selesai, tak terasa besok adalah hari Oca dan keluarga kembali ke Jakarta.

Seluruh anggota keluarga masih berkumpul malam itu, para bapak-bapak berada diteras, dan perempuan berada didalam.

"Besok sudah pulang ke Jakarta tah?" Bude Lastri bertanya kepada Umi.

Uma mengangguk "Iya, mbak. Oca juga ada jadwal disekolah"

"Loh, dek Oca ikut lagi tah? Tak kira mau langsung pindah kesini"

Umi terkekeh dan Oca tersenyum tipis.

OCA kan mau healing duluu budee..

"Belum mbak, mungkin nanti sudah beres disana, langsung d jemput gus Fahri" Jelas umi. Bude dan lainnya pun mengangguk paham.

"Jangan kelamaan ya mbak, mas Fahri suka uring-uringan sendiri. Kasian.." Canda arun disilingi kekehan membuat semuanya ikutan tertawa termasuk umah Sifa yang ada disana.

"Hehe.. Iya mbak" Oca berucap canggung seraya menggaru tengkuknya. Ia kemudian semakin beringsut mendekati Raisa.

"Kak, oca mau kopi, ngantuk banget sumpah" Bisik Oca kepada Raisa, Raisa menoleh dengan alis terangkat.

"Bikin sana di dapur!"

Oca menggeleng dengan wajah ditekuk "Malu ih, anter!!" Ucap nya seraya menarik-narik baju Raisa.

"Ck.. kamu tuh biasanya juga malu-maluin"

Raisa pun bangkit diikuti Oca, berjalan sopan melewati para orangtua.

"Mau kemana kak?" Tanya Umi ketika melihat Oca dan Raisa yang sudah berdiri.

"Ini mi, Mbah Oca mau ngopi dulu katanya" Jelas Raisa yang mendapat cubitan kecil dari Oca dipinggangnya. Bisa-bisa ia dipanggil mbah, dikira dukun apa.

"Lu kira gue dukun apa?!" Geram Oca setengah berbisik,.

*****

Sementara Fahri dan yang lainnya pun sedang mengobrol diteras depan yang lainnya dan Abi. Ditemani sengan beberapa toples kue.

"Mas, besok dibawa dulu Ocanya gak papa?" Abi bertanya kepada Fahri dengan nada menggoda.

"Wah... kedinginan lagi gus ya" Sahut salah satu sepupunya yang terkenal iseng.

With You GUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang