47

56.9K 4.3K 285
                                    

Fahri yang kesal menunggu Oca yang tidak juga masuk kekamar, akhirnya menuju lantai bawah untuk melihat kegiatan apa yang dilakukan istrinya yang seperti singa beranak itu.

Matanya menyapu kesegala ruangan tidak menemukan keberadaan Oca, dia berjalan ke ruang tamu disana terlihat pintu yang tertutup rapat.

"Dek....!!" Panggil Fahri.

Namun hening, tidak ada tanda-tanda keberadaan Oca.

"SAYAAANG !!!"

Jantung Fahri berdegup, takut istrinya nekat kabur atau melakukan hal-hal aneh.

Fahri meraih ponsel yang dia simpan disaku celana, dia terus berdo'a supaya istrinya tidak melakukan hal macam-macam.

Dia mendial nomor ponsel Oca namun yang ada malah jawaban dari operator,ponselnya tidak aktif.

Fahri frustasi, nomer ponsel Oca tidak bisa dihubungi, seketika otaknya teringat Arum, dia berharap semoga Oca sedang bersama Arum.

Dideringan pertama Arum menjawab telponnya, langsung saja ia menanyakan keberadaan Oca. Hati nya sangat lega juga tak henti ia mengucapkan syukur karena tertanya istrinya ikut bersama Arum.

Ia meraih kunci sepeda motornya untuk ia gunakan menjemput istri reog nya yang sedang berada dindalem.

Fahri berjalan menuju ruang tamu yang ternyata disana sedang ada banyak tamu, terutama beberapa dari orang tua yang ingin mendafarkan anaknya bersekolah sekaligus mondok dipesantren itu.

"Assalamualaikum.."

Orang-orang yang sedang duduk disana mengalihkan pandangannya kepada Fahri.

"Waalaikumsalam warrahmatullah"

"Mas, baru datang? Tidak bareng nak Oca?" Tanya Abah Umar.

Fahri tersenyum tipis dan menganggukkan sopan kepalanya kepada orang disana serta menangkupkan kedua tangannya didepan dada.

Kemudian ia melihat ke Abah Umar "Ndak abah," Ucapnya lalu ia berpamitan menuju kedalam, hendak mencari istrinya.

****

Arum meletakan ponselnya diatas karpet setelah mendapat telpon dari Fahri. Ia pun beralih menatap Oca.

"Mbak beneran sudah ijin mas Fahri mau ikut kesini kan?"

Oca mengangguk samar dengan senyum kaku. "I-ya"

"Tapi mas Fahri barusan telpon aku nanyain mbak Oca, kelihatan panik gitu?"

Glek!!!

Oca menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, harus bisa mencari alasan yang masuk akal.

"O-oh palingan gus Fahri tadi nggak denger, waktu Oca minta ijin. Dia lagi pakai earphone tadi ditelinganya. Pas Oca ngomong mau ikut Mbak Arum kepala gus Fahri mangguk-angguk gitu. Ya Oca kira itu tanda boleh, gak tau kalo ternyata ngangguk-ngangguk gitu lagi dengerin lagu mungkin" Alibi Oca.

Arum menautkan kedua alisnya semakin heran "Maksudnya? Sejak kapan mas Fahri suka dengerin lagu pakai earphone mbak?"

"Ha-- u-udah lama,"

Arum menganga cengo kemudian  menggeleng-gelengkan kepalanya "Mas Fahri kok jadi aneh ya" gumam Arum.

Oca menyengir geli tanpa sepengetahuan adik iparnya itu, setelah nya ia menguap dengan ditutup sebelah tangan kanannya.

"Ngantuk mbak? Istirahat saja dikamar mas Fahri" Ujar Arum tersenyum.

"Gak papa emang mbak?"

Arum terkekeh "Yo ndak papa to mbak, itu juga sudah jadi kamar mbak Oca, memangnya dilarang siapa?"

With You GUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang