95

44.2K 4.2K 734
                                    

Setelah di pikir-pikir, seandainya ia yang datang kesana dengan Fahri, suaminya pasti tidak akan membiarkan nya bersilaturahmi dengan Darsih, jadilah Oca menahan semua amarahnya, dia menghapus pesan Darsih yang mengirimkan foto sexy dan menggoda Fahri.

"Disana alamat siapa sayang, ada apa hmm ?" Fahri bertanya lembut dan membawa tangan Oca untuk ia cium.

"Amanda, gak usah gak jadi. Ke kampus aja mas"

"Mau dansa dulu ?" Goda Fahri membuat Oca mendengus kesal, otaknya sedang panas dan sedang tidak bisa di ajak bercanda.

"Ayok !!!"

Tak lama keduanya sudah sampai di kampus, Oca sudah ada kelas dan Fahri juga sedang mengajar.

"Man...." bisik Oca.

Amanda yang dipanggil menengok, dia mengankat sebelah alisnya tanda bertanya, dengan sebelah tangan memainkan pulpen.

"Anter gue ke alamat xxxx tar pulang kampus"

Amanda mengeryitkan kening "Mo ngapain ?"

"Ada halal bihalal disana--

"Maksud lo ?" Tanya Amanda tak paham.

"Anter aja sih, jangan banyak tanya, ajak si Yesil gak papa. Biar pake mobil dia"

"Itu yang lagi bisik-bisik berdua, tolong fokus ke depan" Tegur dosen yang berdiri didepan. Membuat Oca dan Amanda langsung kembali fokus.

"Oca elu sih" omel Manda.

Saat ini, Oca dan Manda sedang menunggu Yesil di taman, Yesil masih ada kelas satu jam lagi. Terlihat Dara berjalan memdekat ke arah keduanya.

"Tuh si Dara kesini" Amanda menyikut lengan Oca. Dara tersenyum dan mendudukan bokongnya bersila di atas rumput taman.

"Belum pulang kalian?" Tanya Dara, dia memgeluarkan sebungkus kuaci dari tasnya.

"Nunggu si Yesil," jawab Oca.

"Gak bareng pak Fahri pulangnya?" Tanya lagi Dara dan Oca menggeleng. "Itu kalung apaan Dar?" Oca menunjuk sebuah kalung yang ada disaku jaket Dara. Kalung berliontin bulat besar.

"Oh, ini punya temen. Nitip"

"Coba liat" Oca yang tingkat keponya akut meminta Dara mengeluarkan kalung temannya.

"Punya orang Ca, inget !!" Peringat Manda.

Dara tertawa, dia mengambil dan memberikannya kepada Oca.

Oca membalik-balik kalung itu, "Gue dulu pernah belajar hipnoterapi, masih ada gak ya ilmunya" Ucap Oca.

"Ngawuuuuurrr" Semprot Amanda.

Oca menatap Manda serius "Serius Man nenek gue yang di Bogor kan dukun,jangan bilang-bilang ya sstt, alat nya pake liontin kalung gini, sebentar" Oca memejamkan matanya, dengan mulut komat kamit. Dara dan Amanda saling lirik.

"Serius Man?" Dara memastikan ucapan Oca, Amanda menggeleng tak tahu.

"Coba kalian perhatikan bandolan liontinnya, mata kalian fokus, ikutin ucapan gue"

"Stres" Protes Amanda.

"Gak mau gue, takut beneran lu bisa Mey" Sahut Dara.

"Tenang Dar, gue masih inget kok buat nyadarinnya-- cepet tatap liontin ini"

"Ogah gue" Amanda tertawa frustasi.

"Coba aja plissss, biar gue tau ilmu gue masih ada apa nggak, soalnya nenek gue bilang dia udah nurunin ilmu buat anak cucunya, emak gue aja jagoo--- liatin liontinnya fokus..." mau tak mau Dara dan Amanda mengikuti perintah Oca.

With You GUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang