73

47.6K 4.5K 703
                                    

Kepala Oca terlihat sudah mengeluarkan asap, dan kedua tanduk. Kaki nya menendang kerikil yang berserak dipinggir jalan. Oca tidak kembali ke ndalem, dan malah melanjutkan pulangnya dengan berjalan kaki.

"Awasss lu om!!" Gumamnya seraya menendang bebatuan, dan tangan kanan memegang ponsel dan dompet imut.

Oca melirik ke kiri kanan, keadaan jalan terlihat sepi.

"Gak ada niatan jemput gue lagi gitu? Masa gak berasa sih gue turun ?!!!"

"Gak ngerti gue, jalan pikirannya gimana" decaknya.

"Ini mah nyampe rumah, kaki bakal segede tandon air !! Mana gada Ojeg, becek...becek.." ucapnya lagi menirukan nyanyian Cinta Laura.

Sepanjang perjalanan, Oca tak henti mengoceh, mengumpat dan menggerutu. Bisa saja tadi Oca kembali lagi ke ndalem, atau minta di antar Arum, namun karena emosinya yang sudah diubun-ubun, dia memilih pergi begitu saja. Takut reog nya kambuh saat dirumah mertuanya.

Jari tangannya memencet tombol power ponsel yang menampilkan layar hitam "Ckk.. ni lagi pake mati segala, berasa sinetron hidup gue...!!"

"Mi.. lihat nasib anakmu, dibuang suaminya seperti ini, menantu umi yang kata umi bisa menjaga Oca tuh manaa... boro-boro menjaga, yang ada Oca ditinggal pulang duluan !!"

Saat Oca tengah berjalan dengan mengeluarkan berbagai umpatan, berbeda dengan Fahri yang melajukan motornya sudah hampir sampai ke komplek perumahannya.

Dijalan dia berpapasan dengan beberapa santri yang sedang berada di sebuah tempat fotocopy an.

"Ehh rek, kamu barusan lihat gus Fahri lewat ndak?" Ucap salah satu santri yang sedang duduk do bangku ruko tempat fotocopy itu.

"Nggeh liat" Jawabnya seraya meniup-niup ujung kerudung.

"Kok aneh nggeh, gus Fahri kok seperti sedang ngobrol gitu, tapi kok ndak keliahatan seperti sedang telfon ?"

Santri yang sedang membenarkan hibajnya memandang temannya yang barusan bicara "Mosok ?? Salah lihat paling kamu,?"

"Ndak ih, beneran kaya lagi ngobrol "

Temannya itu terdiam sejenak "Pake itu kali, opo sih iku namanya.... emm headshet bluetooth itu"

Jawaban temannya membuat santri yang bertanya tadi mengangguk. Iya juga ya, kenapa tidak berpikir kesana. Zaman sekarang kan sudah canggih, dimanapun dan kapanpun bisa lancar berkomunikasi.

"Eh atau.. gus Fahri lagi berinteraksi dengan khodam nya"

"Ngawuuur kamu" jawab santri seraya menggeplak punggung temannya.

****

"Mau mampir beli apa dulu dek? Mau buah atau apa ?" Ulang Fahri, dari tadi dia sudah seperti orang gila yang berbicara sendiri, istrinya bahkan tidak ada mengatakan sepatah katapun.

"Dek..." Panggil Fahri lagi seraya menoleh kebelakang.

Eh tunggu.. tunggu, dibelakang kok kosong.

Ckiittttt !!

Fahri mengerem dengan cepat, hingga membuat motornya akan terjungkal kalau tidak segera dia tahan.

"Astagfirullah"

Fahri turun dengan tangan memegang sisi kanan dan kiri stang motor.

"Dek..." Panggil Fahri.

Kok ndak ada...

Jatuh dimana ya Allah...

Tanpa membuang waktu, Fahri memutar balikan lagi motornya kearah jalan pondok pesantren atau kediaman umah.

With You GUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang