"Engghhh" leguh Oca sambil merenggangkan otot-ototnya, dilihatnya jam sudah menunjukan pukul lima subuh, dia tidak menemukan sosok suaminya. Masa bodo dengan Fahri, Oca bangkit dari tidurnya kemudian mengambil handuk dan pergi menuju kamar mandi.
Oca keluar dari kamar mandi dengan mengenakan handuk yang hanya membelit tubuhnya dan rambut yang terbungkus handuk, berbarengan dengan itu terdengar pintu kamar yang terbuka.
"Aaaaaaa..."
Fahri kaget mendengar teriakan Oca menatap ke arah Oca dengan mengelus dadanya.
"Astagfirullah, ada apa dek? Kenapa teriak-teriak?" Ucapnya dengan mata yang masih memperhatikan Oca.
"Oca belum pake baju, ngapain gus masuk kamar sih!"
Fahri menyeringai "kenapa? Malu?" Tanyanya jail. Oh ayolah Fahri yang kaku ketika diluar kenapa jadi iseng begini ketika berhadapan dengan Oca. Oca bergidik "Dih"
Pake lu tanya tong!
"Mau pake baju apa hm?"
"Kepo gus!!" Ketus Oca dengan kaki yang menghentak, kemudian mengambil pakaian dari lemari dan berlari ke kamar mandi. Gus Fahri melihatnya tersenyum tipis. Bayangannya dulu dia mempunyai istri yang serius, kalem, anggun. Bukan yang grusak-grusuk dan judes seperti Oca.
*****
Kini Oca, Fahri, Abi dan umi sedang berada dimeja makan untuk sarapan. Oca yang sudah duduk santai dengan sepiring saparan didepannya, namun ketika tangannya akan mengambil sendok terhenti ketika mendengar perintah abinya.
"Ca, ambilin untuk suamimu" Seru abi lembut namun terkesan tegas. Oca menoleh ke arah gus Fahri dan dibalas senyuman tipis. Rasanya Oca ingin menendang manusia satu ini.
"Segini cukup gus?" Gus Fahri menggangguk.
"Mau lauk apa, ayam atau ikan? Pakai sambel gak?" Umi dan abi yang melihat hanya geleng-geleng kepala.
"Ikan boleh pake sambal sedikit"
"Punten bu" Sela bi minah yang sudah berdiri disamping kursi umi.
"Iya kenapa bi,? Mari sarapan bi" Jawab umi, bi minah menggeleng dan tersenyum. Dia beruntung bekerja dikeluarga Oca, keluarga yang baik tidak pernah membedakan status.
"Hatur nuhun bu, ini handphone ibu dari tadi bunyi terus, takutnya penting" Ucap bi minah sembari menyodorkan sebuah ponsel ke arah umi.
"Oh, terimakasih ya bi. Sudah sarapan bi?"
"Sudah saya mah bu tadi didapur, saya ke dapur dulu bu" pamitnya ,umi tersenyum dan mengangguk. Kemudian dia memgecek ponselnya melihat siapa yang menghubunginya.
"Siapa mi?" Tanya Abi, baru juga hendak menjawab namu dering ponsel kembali terdengar.
"hallo, Assalamualaikum"
"............"
"Inalillahiwainnailahi rojiun" Melihat reaksi umi, membuat ketiga orang itupun menatap penasaran.
"Nanti mbak sama mas jemput kamu"
"........"
"Waalaikumsalam warrahmatullah" umi mengakhiri panggilan dan meletakan ponselnya.
"Siapa yang meinggal mi?" Tanya abi penasaran.
"Mertuanya bu Risma yang dibogor bi, Yura dapat kabar barusan. Habis ini kita kesana bi, jemput yura dulu" Ucap umi dan abi mengangguk.
"Innalillahiwaiina illaihirojiun" Ucap ketiga orang itu.
"Ca umi sama abi nanti ke Bogor, Oca baik-baik dirumah ya, nurut sama suaminya ya"
KAMU SEDANG MEMBACA
With You GUS
Spiritual"Kenapa harus Ocha abi? Kenapa tidak kak Raisa aja?" Marissya Arlista "Saya jatuh cinta saat pertama bertemu denganmu dek" Fahri Alfreza