Setelah acara selesai, kini seluruh yang hadir memberikan ucapan selamat tidak lupa juga beserta do'a untuk sepasang pengantin ini.
"Alhamdulillah nduk, ummah boyong mantu" Ucap umah seraya mengelus tangan mungil menantu barunya itu.
Oca membalasnya dengan tersenyum canggung, tak lama umi berjalan menghampiri kearahnya.
"Udah selesai acaranya, Oca istirahat dulu sama Gus Fahri juga" Ujar umi melirik Fahri.
Oca meneguk salivanya. Mulai hari ini dirinya akan satu kamar dan berbagi tempat tidur dengan laki-laki yang kini berstatus suaminya, ah menggelikan sekali rasanya.
"Mi, Oca mau di anter Utet ya ke kamarnya" Bisik Oca. Uminya menaikan alisnya tapi kemudian mengangguk. Ia paham mungkin anaknya masih canggung.
"Ya sudah, umi panggil Utet dulu ya" kemudian berlalu pergi.
******
"Ngapa sih lo Ca?! Gue gak enak ama laki lo!"
"Berisik!!! Gue udah gerah pake baju beginian!" Sebal Oca. Kemudian dirinya membuka pakaian yang dia kenakaan saat acara dan menggantinya dengan gamis simpel dan hijab instantnya.
Utet memutar bola matanya.
"Gue keluar ya, gak enak gue sumpah""Lo dari tadi gak enak, gak enak mulu perasaan. Diem napa! Lo tidur ama gue malem ini kan?"
"Buseeeetdah yang bener aja gila! Gue jadi saksi bisu malam pertama lo!"
"Enak aja..!! Malem pertama apaan? Omes mulu otak lo!!"
Utet hanya mengedikkan bahunya.
Tok..tok....
"Tuh kan gue bilang juga apa, siapa noh yang ngetok pintu, gue keluar ya"
Saat Utet hendak beranjak memegang knop pintu Oca mencekalnya.
"Gue takut" Ucap Oca dengan mata yang berkaca-kaca membuat Utet menghembuskan nafas kasar dan menaikan stok sabarnya menghadapi anak labil satu ini.
Cklek..
"Ca.. udah belum ganti bajunya?" Tanya Raisa yang baru membuka pintu kamar Oca.
"Udah, kenapa Kak?"
"Disuruh umi makan, sama Utet juga. Cepet sana isi tenaga buat ntar......" Raisa menggantungkan kalimatnya sambil mesem-mesem ke arah Oca.
"APA... APA...?!"
Raisa dan Utet terbahak. "Nggak" jawabnya santai. "Ayo turun"
******
Siang kini telah berganti malam, beberapa anggota keluarga sudah silih berganti meninggalkan kediaman keluarga Oca. Tinggal Keluarga Fahri yang masih berada disana, dan rencananya mereka akan pulang esok hari.
Oca kini sedang berada dikamar Raisa. Dirinya benar-benar gugup sekarang, dia takut bahkan untuk masuk kamarnya pun seakan tidak berani.
"Kenapa disini terus sih Ca? Kamu gak istirahat, sana balik ke kamar kamu!" Usir Raisa yang masih melihat Oca rebahan diatas tempat tidurnya sambil memainkan ponselnya. Aidan dan suaminya masih berada diluar bercengkrama dengan yang lain.
"Oca nginep disini ya kak, Kak Rafi suruh tidur diluar aja" Jawab Oca enteng.
Raisa yang mendengar kata-katanya Oca pun tertawa. "Kenapa ? Ini malam pertama kamu Ya Allah Ca, masa malam pertama kamu udah pisah ranjang sih." Raisa geleng-geleng dengan tingkah ajaib adiknya.
Oca memukul kasar ranjang sebelahnya.
"Kakak ya... yaaa" pintanya."Gak!! Dosa dek, ayo pindah sana atau mau kakak panggilin Gus Fahri suruh jemput kamu kesini" Jawab Raisa dengan menaik turunkan alisnya.
"JANGAAAN!!!"
Raisa masih dengan tertawanya "Ya udah sana, adek kakak yang cantik ini sudah jadi istri orang. Meskipun pernikahan Oca berlandaskan perjodohan tapi tidak ada yang salah kan? Ini malam pertama kalian, manfaatkan malam ini untuk Oca dan Gus Fahri saling mengenal ya. Jangan menghindarin suami. Belajar layani suami Oca dengan baik"
Setelah mendapatkan ceramah yang panjang dari kakaknya, dengan berat hati Oca pun pergi menuju kamarnya.
"Bismillahirrohmanirrohim... bodo amatlah gue buka aja"
Sesaat setelah pintu kamar terbuka, sosok pertama yang dia lihat adalah Fahri yang sedang duduk bersandar dikepala ranjang dengan laptop dipangkuannya, mendongak ketika mendengar knop pintu terbuka. Disana terlihat sosok cantik yang berjalan masuk.
Buseet berasa kamar lu ya tong!
"Assalamualaikum" Sahut Fahri.
Oca pun canggung kemudian menyengir."heehe waalaikumsalam lupa"
"Dari mana dek?"
Oca menggaruk tengkuknya yang tak gatal
"Emmm itu dari kamar Kak Raisa, emm Oca ganti baju dulu" kemudian berlalu ke arah walk in closet.Tak lama keluarlah Oca dengan mengenakan kaos dan hotpants dan dengan rambut coklatnya yang dicepol. Mukanya terlihat sudah segar. Fahri yang melihat pemandangan itupun meneguk salivanya.
Astagfirullah batinnya.
Oca melewati Fahri begitu saja kemudian mendudukan dirinya didepan meja rias hendak melakukan rutinitas malamnya. Fahri masih memperhatikan dalam diam tanpa mengalihkan sedikitpun atensinya dari gadis yang sudah berstatus menjadi istrinya itu.
Setelah selesai mengoleskan cream malamnya, Ocapun memutar badannya.
"Ehm... tidurnya seranjang?" Tanya Oca canggung.
Fahri mengerutkan alisnya kemudian mengangguk samar "Iya, adek sini" ajak Fahri dengan menepuk-nepuk kasur sebelahnya.
Berasa punya elu! Batin Oca.
"O-ca udah ngantuk" Ucap Oca.
Fahri pun menyimpan laptopnya ke nakas. Dan memposisikan dirinya tidur menghadap Oca, kemudian tangannya terulur hendak memeluk Oca.
"Eeh mau ngapain?" Tanya Oca yang terjingkat kaget mendapati sebuah lengan kekar berada diatas perutnya.
Fahri terkekeh "Mau peluk istri saya,"
Kan.. kan bener... umiii tolooong!!!
"Emmm O-ca gak biasa dipeluk tidurnya" Ucapnya terbata-bata.
Buseettt lo mulut belepotan mulu !!
"Terus adek maunya di apain hmm?"
KAMU SEDANG MEMBACA
With You GUS
Spiritual"Kenapa harus Ocha abi? Kenapa tidak kak Raisa aja?" Marissya Arlista "Saya jatuh cinta saat pertama bertemu denganmu dek" Fahri Alfreza