45

60.3K 4.8K 983
                                    

"Ayaaah" Teriak anak itu lagi dengan mata menatap kearah Fahri.

Fahri hanya menatap Abrar dan tersenyum sangat tipis, tidak berniat untuk menggendongnya membuat Abrar kecewa.

"Gus.. Abrar mau digendong tuh" Celetuk Rama mencairkan suasana yang terasa kaku.

"Mas..." Peringat Alya kepada Rama yang dibalas senyum penuh arti.

Fahri menoleh dan tersenyum tipis, kemudian mengalihkan matanya kearah anak kecil yang masih berdiri dihadapannya.

"Abrar duduk ya disana, kita duduk dulu" Ajak Fahri lembut dengan tangan masih menggandeng Oca.

Abrar yang kecewa karena Fahri tak menggendongnya, berjalan menghentakan kaki dan berbalik menghampiri Alya dengan wajah ditekuk.

"Sini sayang..." Ajak Alya berniat mengembalikan wajah anaknya agar teelihat ceria kembali.

Bibir Abrar mencebik, sebentar lagi terlihat akan menangis. Dan benar, saat ada diatas pangkuan Alya, Abrar langsung memeluk tubuh Alya dan menyembunyikan wajahnya didada sang bunda "Hikss.. Ayah nakal hiksss ndak mau gendong Ablal.."

"Hey.. gak boleh gitu. Ayahnya lagi sama tante" Bisik Alya menenangkan agar anaknya berhenti menangis.

Oca semakin geram.

DRAMA BAGET LO TUYUL !!!

GUE GANTUNG JUGA LO DI JEMURAN !

Rama merasa canggung, tidak biasanya Fahri bersikap seperti itu. Fahri yang ia kenal adalah orang yang ramah apalagi kepada Abrar, dia selalu menggendongnya tiap bertemu. Ia berdehem sejenak kemudian tersenyum kaku kearah Fahri.

"Assalamualaikum gus, sampai lupa saya ucap salam" Ujar Rama diikuti kekehan ringan seraya bangkit dari tempat duduk untuk menyambut Fahri.

Fahri tersenyum dan bersalaman dengan Rama "Walaikumsalam" dan Fahri tersenyum mengangguk kerah dua wanita itu. Tanpa berniat menangkupkan tangannya, karena sebelah tangannya ia gunakan untuk mencekal tangan Oca.

"Ayo" Ajak Fahri kepada Oca dengan bibir tersungging senyum.

Alya dan istri Rama tersenyum terutama kepada Oca, namun lihatlah sekarang sang induk singa itu malah menampilkan wajah yang seakan-akan ingin malahap hidup-hidup mangsanya. Tidak ada senyum ramah atau sekedar basa-basi busuk.

Rama mengerutkan keningnya heran. "Ehmm.. duduk gus, dek" Ucap Rama mempersilahkan.

Fahri terus menggenggam sebelah tangan Oca dengan hati yang terus berdo'a agar istrinya tidak berbuat aneh-aneh.

"Lancar dijalan gus?" Tanya Rama.

Fahri mengangguk "Alhamdulillah"

"Oh iya gus, ini istri saya. Bundanya anak-anak" Rama memperkenalkan sang istri yang duduk ditengah-tengah dirinya dan Alya.

Fahri tersenyum tipis dan mengangguk. Ia ingin segera menuntaskan permasalahan yang terjadi, namun Rama selalu menyela.

Sementara Abrar masih menyembunyikan wajahnya didada bundanya.

"Abrar, tuh ada ayah, gak mau diduduk dipangkuan ayah?" Goda Rama yang kembali semakin membangkitkan amarah Oca. Oca semakin kencang menancapkan kuku-kukunya diatas kulit Fahri.

"Ekhem, begini Ram. Saya mau membicarakan sesuatu---

Abrar menoleh "Ayah..?" Ucapnya dengan kedua mata memerah.

Fahri menaikan sebelah alisnya.
"Ayah benelan mau jadi ayahnya Ablal? Kata pakde Lama nanti bobonya beltiga tama bunda"

"KURANG AJAR !!!!" Oca yang lepas kontrol berhasil menjambak kerudung lebar Alya, membuat wanita itu memekik.

With You GUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang