70

56.6K 4.4K 494
                                    

Oca berjalan dengan kesal menuju kamar atas, rasanya badan begitu gerah seharian berada diluar, belum lagi wajah yang kucel and the kumel, sudah sampai rumah kena damprat yang Mulia Raja.

Meletakan tas laptop di atas meja kerja Fahri, Oca melepas hijab dan gamis hingga menyisakan tank top dan hot pants saja.

"Kalo ngambek ya ngambek aja, gausah nanya-nanya naik apa segala, yakali gue naik punggung penyu ke rumah si Darsih" kesal Oca meraih handuk dan membawanya ke kamar mandi.

Sementara Fahri masih ada dilantai bawah memilih menyandarkan tubuhnya diatas sofa ruang tv.

Memejamkan matanya sejenak untuk menetralkan emosinya, serta kecemburuan yang tidak berdasar.

Pikirannya kalut membayangkan Oca di bonceng atau ketawa-ketiwi dengan lawan jenis, takut Oca berpaling dan memilih lelaki yang masih muda.

Mengingat itu, rahangnya kembali mengeras, diraihnya remot tv yang tergeletak di atas sofa.

****

"Aaaah segernyaaaa" Oca keluar dari kamar mandi dengan tubuh yang hanya dibelit handuk.

Mengambil baju kebangsaan berupa lingerie berbahan satin dengan tali yang begitu tipis dan belahan dada rendah, lengerie yang ternyata dibelikan oleh Fahri saat sedang berbelanja. Serta rambut yang dicepol ke atas.

"Mau bertahan berapa lama om ngediemin inces ?" Katanya terkikik didepan cermin.

"Yakiin nih gak bakal kegoda ?" Si Sableng itu malah berpose bak model sabun colek.

Setelah puas bercosplay menjadi model, Oca turun dengan hati-hati, menempelkan tubuhnya ditembok tepat diujung tangga. Oca menyembulkan kepalanya melihat Fahri yang ternyata sedang duduk santai sambil menonton berita.

"Ehkem...jangan ketawa Ca, santai.. anggap aja doi tiang bendera"

Oca melihat penampilannya sendiri diujung kaki, lalu bersiap. Berjalan dengan anggun melewati Fahri begitu saja.

Fahri melirik sebentar saat terdengar Oca berjalan, tapi.. tunggu..tunggu, Fahri melirik lagi dan membelalak.

Wajahnya merah, melihat Oca yang berjalan begitu santai tanpa melihat kearahnya.

Dasar pengoda cilik batin Fahri.

Pikirannya menjadi semakin tidak fokus , apalagi melihat Oca yang berjalan kembali tanpa menghiraukan keberadaannya.

"Aaaaaahhhhh... seger...." Oca menguk jus jeruk yang dia bawa dari kulkas.

Oca melirik dengan ekor matanya.

Sialan gue gak di anggep !!!

Masa balik lagi ke dapur kaya strikaan.

Ah bodo amat... si amat aja bodo...

Karena merasa Fahri masih dalam mode cuek, Oca kembali berjalan melewati Fahri dengan bersenadung pura-pura tidak melihat suaminya. Tidak tahukan wahai Nyai kalau Fahri saat ini tengah menahan sesuatu.

Oca berhenti di dekat meja makan sambil mendengus.

"So Jual mahal lu om, dijual juga paling laku gocap lu apalagi ke si mumun" cibir Oca kesal.

Oca benar-benar kesal dicuekin oleh Fahri seperti ini.

Mengambil roti yang ada diwadah, diatas meja makan lalu diolesinya oleh selai bluberry.

Saat tengah mengoles ia bernyanyi. Dan hal itu tak luput dari pendengaran Fahri.

"Terluka dan menangis tapi ku terimaa..
Semua keputusan yang telah kau buat..
Satu yang harus kau tauu..
Ku menanti kau tuk kembali...

With You GUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang