Fahri menghempaskan punggungnya kesandaran kursi , bersedekap dada dan melirik Oca yang duduk disebelah dengan wajah ditekuk.
Oca sangat paham kecemburuan Fahri yang tidak masuk akal, bahkan melihat Oca berbicara dengan suami Arum pun kadang Fahri cemburu.
"Mau pulang? Bajunya kotor dengan darah begitu?" Tanya Fahri dengan lembut.
Oca mendelik kesal "Ya tunggu mba Arum dong mas, masa ditinggal. Lagian mas ngapain juga nyusul kesini?"
Fahri melirik sinis Oca, tidak tahu saja keluarga nya yang diJakarta heboh tentang berita dirinya yang meninggal.
"Kalau saya tidak menyusul, mungkin sekarang kamu lagi haha-hihi dengan dokter itu" Ucapan santai Fahri membuat mata Oca membola.
Digigitnya dengan keras otot bisep Fahri, hingga sang empunya meringis kesakitan "Dekk----aaarrrr"
Dari Nyai Reog Hanoman Ronggeng, kini kembali naik satu Level ke Vampir, sungguh gelarnya istrinya sudah panjang sekarang.
Oca mendongak mematap wajah Fahri yang menahan perih "Dikira Oca dedemit apa, kaya si Mumun yang goda-goda laki orang !!!"
Fahri mengelus-elus lengan atasnya dan menyentil kening Oca.
Arum dan Dokter Wika mendekat, Arum mengucapkan terima kasih lalu berpamitan pulang, meninggalkan kucingnya yang sementara di rawat disana.
Arum dan Oca berjalan beriringan, diikuti Fahri yang berjalan dibelakang Oca.
"Mbak Oca, makasih nggeh, aku ngerepotin lho. Emm nanti kalau ndak sibuk anter aku kesini lagi--
"Sama Bagas saja" sela Fahri membuat keduanya menatap heran.
Apaa sih miskaaaah... heran gue !!!
****
Disaat Nyai Ronggeng yang baru mendapat gelar tambahan itu sedang bersih-bersih dikamar mandi ndalem, Fahri dan Arum saat ini tengah meluruskan kesalah pahaman yang terjadi hingga membuat gaduh keluarga mertuanya.Arum meringis mendengar penuturan Fahri yang menceritakan tentang keadaan umi bahkan sampai pingsan.
"Ya Allah mas, aku ndak tau.. tadi panik aja lihat mbak Oca bawa kucing sama penuh darah- aku.. aku spontan saja bilang kalimat tarji, nggak kepikiran sampai kesana, aku kira jaringan jelek gitu" Ucap Arum dengan raut gelisah, tidak enak dengan umi dan abi.
Fahri menghembuskan nafas kasar "Sudah tidak apa-apa nduk, lain kali lebih teliti lagi agar ndak membuat salah paham seperti ini"
"Mbak Oca tahu mas?"
Fahri melirik melihat pintu kamar yang masih tertutup, lalu kembali memandang Arum "Belum"
"Aku gak enak lho mas, tak telfon dulu umi ya mas"
"Silahkan, mas juga sudah hubungi tadi"
****
Saat Fahri akan ke kamar untuk menemui Oca, tiba-tiba Arum datang memberikan sebuah pasmina berwarna hijau lumut, tadi Oca sempat meminjam karena tidak membawa hijab lain selain yang dia kenakan.
"Ini mas, tadi mba Oca pinjam, kerudungnya kan kotor kena darah kucing, kalau baju katanya ada" Jelas Arum.
Fahri mengangguk dan mengambil pasmina itu. Ia berjalan kedalam kamar, tak lupa menutup kembali pintu.
Melihat Oca yang sudah rapi, tinggal memakai hijab, Fahri menyerahkannya kepada Oca.
"Terima kasih om.. muah" Oca mengedipkan sebelah matanya dan mengerucutkan bibirnya tanda cium genit kepada Fahri, dan hal itu sukses membuat suaminya baper.
KAMU SEDANG MEMBACA
With You GUS
Spiritual"Kenapa harus Ocha abi? Kenapa tidak kak Raisa aja?" Marissya Arlista "Saya jatuh cinta saat pertama bertemu denganmu dek" Fahri Alfreza