17

69.3K 5K 36
                                    

Di Hari kamis yang sedikit gerimis ini, Oca kembali ke aktivitas awalnya sebagai seorang pelajar, setelah beberapa hari dia izin tidak sekolah dengan alasan ada acara keluarga.

Pagi ini mood nya sungguh buruk, dirinya masih memendam kekesalan kepada Fahri,.

"Kenapa diem terus?" Tanya Fahri yang saat ini berada didalam mobil untuk mengantar Oca ke sekolah.

"Tanya diri sendiri!!"

Fahri tertawa mendengar gerutuan istrinya.

Ting!
Bunyi notifikasi dipinsel Oca. Tangan mungilnya merogoh saku depan bajunya untuk mengambil benda tersebut.

UTET

Sekolah gak lu?

                                               OCA
                                               ya!

Oca hanya mengetikan balasan yang singkat untuk sahabatnya.

"Dari siapa?" Fahri lagi bertanya tanpa melirik ke arah Oca dan hanya menatap ke depan.

Oca menoleh sekilas, "Apa?"

"Chat dari siapa?"

Kepo dih lu!

"Dari Utet, kenapa?"

Fahri melirik kemudian tersenyum hangat, mungkin jika wanita lain yang melihatnya akan langsung tergoda, tapi tidak dengan Oca. Fahri harus berusaha keras untuk meluluhkan es yang masih membeku dihati Oca.

"Yakin gak mau ikut saya ke Surabaya?"

"ASTAGFIRULLAH YA ALLAH GUSTI, Oca kan udah bilang. Kita udah bahas ini gus,"

Ogah gue ikut elu !
Yang ada gue dibuntingin mulu!

Rasanya pagi ini kesabaran Oca sedang sangat di uji.

"Hari minggu mas udah kesana lho,"

BODOOOO AMAAAT!!

"Iya"

"Kalo adek berubah pikiran, mas bisa urus semuanya" Ucap Fahri yang masih berusaha bernegosiasi dengan Oca, semoga hatinya luluh batinnya.

Rasanya emosi Oca akan meledak kali ini. Manusia satu ini benar-benar ya,. Kemudian menghembuskan nafas jengah.

"Pleasee gussssss"

Fahri terkekeh dan mengelus kepala Oca yang tertutup jilbab yang  langsung ditepis Oca.

"Rusak nih aargg"

"Iya sweety sayang, di pertigaan belok kiri atau kanan?" Tanya Fahri

Oca menunjuk "Kiri, bentar lagi nyampe"

Fahri kini hanya mengikuti petunjuk yang Oca berikan, hingga kendaraan roda empat itu kini berhasil sampai didepan gerbang sekolah yang menjulang tinggi.

Oca melepas seat bealnya kemudian menoleh ke arah Fahri.

"Oca sekolah dulu gus"

Fahri mengangguk dan menyodorkan sebelah tangan kanannya, Oca yang paham langsung mengambil dan menyalaminya. Nanum saat akan melepaskan tangannya kepala Oca ditahan kemudian sebuah kecupan hangat mendarat di kening Oca.

"Belajar yang rajin, cepet lulus ya sayang"

"Hem, bye. Udah ya Oca takut telat"

Oca keluar dari mobil kemudian berlari kecil memasuki gerbang, hal itu tak luput dari pandangan Fahri.

******

"Kenapa muke lu kusut gitu?" Tanya Utet yang sudah ada didalam kelas.

"Eh.. eh jalan lu kok aneh?" Lagi-lagi utet bertanya dengan penuh kecurigaan, Oca mendelik paham pertanyaan sahabatnya.

"Sialan!"

"Heh... istri gus gak boleh ngomong kasar!" Protes utet.

Oca sontak membekap mulut ember sahabatnya, melirik kekanan kiri, kemudian bernafas lega kala melihat teman-temannya yang lain sedang sibuk dengan dunianya masing-masing.

"Berisik lu anjir ih"

"Pprttttt tangan lu bau, abis megang apaan lu?"

Oca memandang telapak tangannya kemudian mengarahkan ke hidungnya dan memandang sengit Utet.

"Lu corona? Jelas-jelas ini bau lotion bego!!!"

"Bhahahhahaaa becanda elah baperan amat... sensian banget dih"

*****

Tepat pukul dua siang bel pulang sekolah berbunyi, semua siswa satu persatu keluar dari kelas masing-masing.

"Ca, mau ikut kagak?" Tanya Amanda

Oca yang sedang bersiap untuk keluar pun menoleh diikuti Utet.

"Kemana, gue kagak diajak nih?" Tanya Utet.

"Lah lu kan sama Oca sepaket, kita nongkrong ke rumahnya si Bela"

"Iya maen ke rumah gue yuk" Sahut Bela.

Oca menimang sejenak, kemudian menggeleng. Utet melirik sekilas dan mengerti. Sebenarnya ada terbersit kecewa dihati Utet. Dia sekarang kehilangan sahabat yang selalu menemaninya kemanapun.

"Gue ada acara sama keluarga, sorry ya gak bisa ikut"

"Yaaahhh gak asik nih Oca, lu ikut kan tet?"

Oca melihat ke arah Utet dengan raut bersalah.

"Boleh, gue nebeng yak gak bawa motor soalnya" Cengir Utet.

"Ayok dah, gue tunggu diparkiran" Jawab Amanda.

Oca dan Utet kini berjalan dilorong menuju parkiran,

"Sorry ya tet, lo ngerti kan dia masih disini. Gue gak bisa bebas pergi"

Utet melihat ke arah Oca dan mengangguk "gue paham kok, yaudah sih jangan melow gini, sabar bestiee gue yang solehooottt"

"Najissssss"

"Bhaaahhahhaa"

Setelah sampai diparkiran Utet menunggu Amanda dan Oca bediri disampingnya. Utet menoleh ke kiri dan kanan. Dan netra matanya menemukan sebuah mobil yang Utet kenali.

Utet menyenggol lengan Oca.

"Ca, itu mobil bokap lo bukan?"

Oca ikut mengarahkan pandangannya.
"Heem, si om juga dah ngechta gue nih"

Utet mengerutkan kening "Om?, Om lu siapa dih?"

"Om Fahri" bisik Oca.

"Kampret laki sendiri dikatain om" Utet terkikik geli "sono dih cepetan kasian!"

"Gue nungguin lo dulu, si manda lama bener diparkiran"

Utet ikut mengiyakan "Di cuci dulu kali motornya disana bhahaha" dan keduanya pun tertawa puas.

*****

Oca masuk kedalam mobil yang dikendarai Fahri, Fahri mengulurkan tangan dan disambut baik Oca.

"Nih" Fahri menyodorkan sebuah papper bag ke arah Oca.

"Apaan gus?"

"Buka aja, bukannya kamu yang mau" Ucap Fahri seraya menyalakan mesin mobil.

Oca melihat isi papper bag dan sontak terpekik girang.

"Aaaa.... omooo... daebakkk... thank you daddy... Oca berasa punya sugar daddy"

Fahri terkekeh dan mengelus pipi Oca "Kamu itu"

"Uang gus banyak ya?" Tanya Oca dengan raut polos. Fahri mengetuk-ngetuk jari nya di stir sambil pura-pura berpikir.

"Hmmm.... uang saya gak banyak, tapi kalo kamu mau sesuatu kalo saya bisa insaAllah saya belikan" Fahri melirik Oca kemudian tersenyum.

With You GUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang