"Oca turun aja!!" Ketus Oca yang merasa kesal karena Fahri melajukan motornya seperti siput.
Fahri menoleh seraya tersenyum "Makanya saya bilang pegangan, kamu dari tadi tidak mau diam. Kalau jatuh bagaimana?"
"Ya jatuh kebawah lah masa keatas!! Udah ih cepetan! Malu tau dari tadi diliatin orang mulu, bawa motor kok malah keduluan sama yang jalan kaki!" Kesal Oca menunjuk seseorang yang jalan kaki mendahalui mereka.
"Ya sudah makanya pegangan sayang, baru saya agak laju jalannya"
Oca berdecak kesal kemudian dengan refleks kedua tangannya ia lingkarkan di perut Fahri begitu erat seperti koala hingga membuat Fahri sesak.
"Astagfirullah tidak seperti ini juga dek, sebelah tangan kamu peluk ke perut saya, bukan malah seperti anak koala begini" kekeh Fahri.
Ya Allah tambahkanlah stok kesabaran hamba.. batin Fahri.
Oca melonggarkan dekapannya "Serba salaaaah deh jadi wanita" gumamnya yang masih di dengar Fahri hingga ia tertawa pelan.
Gara-gara kejadian dengan Alya, sifat asli istrinya yang sableng itu semuanya keluar, tidak ada jaim dan malu-malu lagi meski dari awal memang sudah terlihat bar-bar, tapi sungguh Fahri tidak menyangka Oca akan sesableng ini.
*****
Alya berjalan cepat dengan menunduk, ingin segera pergi dari halaman pondok pesantren.
Banyak para santri yang menyapanya, dan ia menemukan Arum yang sedang menggendong anaknya didekat ndalem.
Ya Allah aku belum siap.. batinnya ketika melihat Arum.
Namun mau bagaimana pun ia akan berpapasan dengan sahabatnya sekaligus adik dari laki-laki yang selalu ia sebut dalam do'a.
"Al..." Sapa Arum.
Alya mengangkat kepalanya kemudian tersenyum ramah.
"Rum.. sedang apa?" Alya bertanya basa-basi, berusaha tidak menunjukan raut resah.
Arum heran begitu melihat mata Alya yang sembab "Al.. kamu gak papa?"
Alya tercengang kemudian menggeleng samar "Ha-- enggak, emang aku kenapa Rum?" Alya berusaha menampilkan raut yang semanis mungkin.
Arum masih meneliti setiap inci wajah sahabatnya "Mata kamu Al?"
Alya seketika sadar, matanya yang sembab tidak bisa ia tutupi.
"O-oh" Kekeh Arum "Ini aku habis nonton kajian diyoutube, sedih banget. Jadi aku ikutan melow" Alya berucap dengan raut sedih yang ia buat.
"Kamu ini kebiasaan Al, tak kira kamu kenapa. Kalau ada apa-apa biasanya kan curhat sama aku, makanya aku heran"
Alya tersenyum seraya menggeleng "Ndak, aku masih sehat walafiat, iya kan Kia ?" Jawab Arum dan beralih bertanya kepada Kia dengan menguyel-uyel pipi anak sahabatnya.
"Ke rumah dulu yuk" Ajak Arum yang langsung dibalas gelengan.
"A-ah aku ndak bisa Rum, udah janji sama Abrar mau ajak beli es krim. Lain kali aja ya ning cantiiik"
Arum pura-pura cemberut namun mengangguk paham.
"Oh enggeh, aku titip salam aja buat bunda ya Al"
Alya pun mengangguk kemudian pamit untuk pulang, melambaikan tangannya kepada Arum dan Kia yang masih berdiri disana.
*****
Setelah perdebatan beberapa waktu lalu, kini Oca akan membeli kebutuhan kuliahnya bersama Fahri yang selalu ingin mengekor istri muda nya itu kemanapun, seolah takut kecolongan.
KAMU SEDANG MEMBACA
With You GUS
Spiritual"Kenapa harus Ocha abi? Kenapa tidak kak Raisa aja?" Marissya Arlista "Saya jatuh cinta saat pertama bertemu denganmu dek" Fahri Alfreza