101

62K 4.7K 863
                                    

"Ssh... tuuun, jangan rewel dong, babeh lagi di terapi dulu biar gak cemburuan mulu.."

Sudah hampir jam dua belas malam, Oca sama sekali belum bisa tidur. Hendak memejamkan mata pun rasanya tidak enak, tiba-tiba begitu rindu dengan Fahri. Bahkan sampai sekarang Oca masih menutup akses kominukasi dengan Fahri.

Oca yang merasa jengkel, bangun dari tidurnya untuk mencari ke dalam lemari, siapa tahu ada satu baju Fahri yang di tinggal disana.

Matanya menelisik dari atas sampai bawah isi lemari.

"Nah ada" di ambil satu kaos Fahri berwarna hitam dari tumpukan baju Oca.

"Buset gede banget !" Ucap Oca seraya membuka lipatan kaos itu.

"Bobo nya ama baju daddy ya, daddy sawibuzer" Oca terkikik geli.

Ia kembali naik ke atas tidur, berbaring miring dengan memeluk kaos Fahri. Hingga tak terasa matanya kian terpejam.

Ke esokan harinya, suasana di rumah umi kembali rusuh semenjak kepulangan Oca dari Jakarta. Seperti saat ini, dia sudah merengek ingin ikut belanja ke bi Minah.

"Bawa aja bi, sekalian jalan-jalan. Tapi awas jangan rusuhin bibi di jalan Ca" peringat umi yang sudah pusing mendengar rengeken Oca.

Oca yang sedang mengunyah pisang mengangguk siap.

"Sebentar atuh ya Neng, bibi kebelet, sekalian siap-siap" Ujar bi Minah undur pamit ke belakang.

"Siap bi, Oca tunggu disini" Oca mengacungkan jempol kanannya kepada bi Minah dengan mulut yang penuh.

"Umi ke atas dulu, abi lagi siap-siap, mau cek cabang resto yang ada di Jakarta Selatan"

Oca menaikan sebelah alisnya manatap umi, dia bahkan menghentikan kunyahannya "Eh mi.."

"Apa ?"

"Duit umi ama abi banyak kan ya, gak mau sedekah nih sama anak cucu ?" Oca menggoda umi dengan menaik turunkan alisnya.

Umi tertawa pelan "Kamu ini kebiasaan, usaha umi dan abi juga nantinya buat warisan kalian"

Oca langsung mengusap perutnya "Tuuun, bos Resto nanti kita" jawaban random Oca membuat umi kembali tertawa seraya geleng-geleng.

Tok..tok..

"Assalamualaikum.. permisi"

Dari luar rumah, Oca mendengar seseorang yang bertamu dan mengucapkan salam.

"Assalamaualaikum..."

"Ck, masih pagi sape sih, dah bertamu aje" Oca berdiri setelah meletakan buah pisang. Ia berjalan ke ruang depan untuk membuka pintu.

Ceklek!

"Waalaikumsalam, cari siapa Pak ?" Tanya Oca saat melihat seorang lelaki dewasa berdiri di depan pintu utama dengan pakaian rapi.

"Ini benar rumahnya Pak Ardi ?"

Oca mengangguk "Iya, bapak siapa ?"

Bapak itu tersenyum ramah "Saya Pak Selamat, yang mau jual ruko. Saya dengar Pak Ardi sedang mencari ruko. Pak Ardinya ada?" Tanyanya sopan.

"Oh, ada. Sebentarnya saya panggil dulu" Seru Oca lalu berpamitan untuk memanggil abinya yang ada di kamar.

"Neng, bibi sudah siap ayo" Ajak bi Minah saat Oca sudah melewati ruang makan. Oca yang hendak menaiki tangga menoleh "Tunggu bentar ya bi, Oca ke abi dulu"

Bi Minah mengangguk paham dengan tangan memegang tas belanjaan.

Tok.. tok..tok..

"Bi.. mi.." Panggil Oca dari luar pintu kamar.

With You GUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang