27

69.9K 4K 97
                                    

Fahri masih mendekap tubuh Oca didalam selimut hingga terdengar dengkuran halus dari Oca, Fahri menjauhkan wajahnya untuk melihat wajah istrinya yang sudah terlelap dengan rambut acak-acakan.

Setelah memastikan Oca tidur, Fahri bangkit memungut sarung yang tergeletak dilantai, memakainya dan langsung duduk kembali dimeja kerjanya dengan bertelanjang dada.

Fahri menguap dan melirik jam sudah pukul setengah dua malam, pekerjaan nya tinggal sedikit lagi, Fahri beranjak menuju lantai bawah untuk menyeduh kopi instan.

Membawanya kembali ke atas, Fahri meletakan cangkir kopi disebelah laptopnya yang masih menyala melanjutkan kembali pekerjaan nya yang tertunda.

Tepat jam tiga pekerjaan nya selesai, Fahri beranjak mendekati tempat tidur yang kosong disebelah istinya.

Dia tersenyum melihat wajah kalem Oca ketika tertidur. Wajah yang membuatnya candu beberapa bulan ini. Fahri mendaratkan satu kecupan dikening Oca, kemudian membawa Oca kedalam pelukannya.

Adzan subuh berkumandang, Fahri mengerjapkan matanya melirik ke samping melihat Oca yang masih terlelap tidur dengan lasak, selimut yang sudah berada diatas perut hingga menampakan sesuatu dari tubuh Oca, kaki yang berada diatas perut Fahri dan kepala yang hampir menjuntai ke pinggir ranjang.

Fahri menggeleng "Astagfirullah dek, saya kira kalau lagi bangun aja kamu bar-bar, ternyata tidurpun lebih bar-bar"

Fahri memindahkan kaki yang berada diatas perutnya, dan membenarkan posisi tidur Oca.

"Eeuunggh.."

"Bangun sayang, udah subuh."

"Hmmmm.."

"Mau mandi bareng tidak? Nanti marah kalau mas tinggalin" Goda Fahri mengingat kejadian semalam.

"Gak! Mandi duluan aja. Oca bentar lagi bangun!"

Bukannya bangun , Oca malah menaikkan selimutnya sampai leher.

Gimana bisa bangun kalau selimut naik seperti itu batin Fahri

Fahri geleng-geleng, dan beranjak menuju kamar mandi.

Fahri sudah keluar dari kamar mandi dengan tubuh bagian bawah yang terbelit handuk. Dilihatnya Oca yang sudah memakai baju sambil memainkan ponsel.

"Mandi sayang, mas tunggu kita berjamaah shalatnya" Ucap Fahri sembari berjalan menuju lemari pakaiannya.

Oca masih memperhatikan Fahri. "Kenapa? Mau lagi?" Ucap Fahri menyeringai.

Oca bergidik "Ogah, PD bangettt" Oca menyibak selimutnya dan berlalu masuk kekamar mandi.

Fahri terkekeh "Semalem bukan saya lho yang ngajak" Fahri mengingatkan Oca, membuat pipi Oca bersemu merah.

Harga diri Oca rasanya terjatuh kejurang yang sangat dalam, dia merutuki dirinya sendiri dan memukul-mukul kepalanya .

"Kampret !! Gue semalem kerasukan reog dari mana anjir ! Bisa-bisanya elu Ca !, fix ni rumah ini  banyak setannya!"

"Harga diri gue turun, kesenengan pasti tu laki sekarang, berasa diatas angin dia pasti!" Corocos Oca dikamar mandi.

Oca keluar dari kamar mandi, matanya menemukan Fahri yang sedang mengotak-atik ponselnya dengan raut serius, membuat mata Oca seketika melotot.

"GUS ! Ngapain buka-buka hape Oca?!"

Saat Oca akan meraih ponselnya, Fahri langsung mengangkatnya ke atas.

"BALIKIN IH !!"

"Sebentar, saya blokir dulu nomernya"

Mata Oca kembali melotot "Nomer siapa?! Itu hape Oca ya bukan hape gus !"

With You GUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang